33 : zahra

66 4 0
                                    

part ini di buat dari sisi zahra.bagaimana perasaan dia terhadap Zico,bagaimana hari-hari yang ia lalui dengan zico,bagaimana hubungan nya dengan zico, bagaimana pendapat nya tentang vannisa yang selalu mendapatkan perhatian khusus dari zico.

"ra tadi gue liat zico sama vannisa" ucap Gea temannya.
"oh ya?dimana?" Zahra sebenarnya sudah mengetahui akan hal itu.
"di halaman belakang sekolah" Zahra mengangguk "oh iya tadi zico udh bilang sama gue"
"Lo ga cemburu?"

Degh

pastinya ge,pastinya Zahra cemburu.meskipun selama ini mereka tidak ada hubungan yang spesial atau lebih dari teman tapi hal seperti itu pasti akan membuat Zahra cemburu.zahra harus apa kalau sudah begini?apakah ia harus memberontak terhadap perilaku zico yang lebih mementingkan vannisa daripada dirinya?apakah ia harus memendam perasaan itu sendiri?
Zahra menunduk dalam-dalam, menahan air matanya agar tidak terjatuh.terlebih, perkataan Zico tadi sangat menyayat hatinya.

"mau gimana lagi ge,vannisa itu sahabatnya zico dari kecil"

Zahra sebenarnya orang yang baik,hanya saja terkadang dia mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain.dia terlalu mudah mempercayai omongan orang lain, padahal dia sendiri tau,lidah manusia zaman sekarang suka menambah-nambahkan sesuatu yang tidak benar adanya.

suasana hening.

Zahra sendirian di dalam kelas,setelah kejadian tadi di kantin dia lebih memilih menghabiskan waktu istirahat keduanya di dalam kelas,membaca novelnya dan mendengarkan musik kesukaannya lewat headset nya.zahra terlarut dalam cerita tersebut,ia merasa cerita itu sama persis dengan suasana hatinya sekarang.merasa ingin cemburu kepada orang yang belum menjadi siapa-siapanya,hanya sekedar teman dekat,ingin mengabaikan rasanya tapi hati semakin lama semakin tersayat.tanpa sadar airmatanya ikut mengalir,meresapi cerita yang ada di dalamnya.

"kalaupun kamu belum siap dengan aku dan masih memiliki rasa dengan dia,kamu boleh berlari ke arahnya dan berbahagialah dengan dia terlebih dahulu.jika nanti dia sudah mengkhianati mu,kamu bisa kembali kepadaku dan membalas cintaku.asal kamu tau,cinta ku ke kamu gaakan terhalang waktu apalagi hanya sekedar kamu mencintai orang lain,aku sering dan udah lihai dalam menghadapi hal kayak gitu.kamu tenang aja" tangis Zahra semakin pecah saat membaca part tersebut,hatinya ikut teriris seakan merasakan hal yang penulis itu rasakan.kisahnya sama persis dengan kisah cintanya dengan Zico yang hatinya masih bercabang kepada vannisa.hanya saja penulis itu lebih beruntung,karena prianya lebih memilih si penulis itu daripada mantannya. sedangkan Zahra,ia tidak tau bagaimana kelanjutan hubungan tidak jelasnya nanti.

"ra" suara berat membuyarkan lamunan zahra,ia menurunkan bukunya yang tadi ia baca hingga terlihatlah wajah zico yang sedang duduk menghadap nya.

"kamu nangis?kenapa?" Zahra terenyuh saat zico mengatakan hal itu, meskipun sederhana tapi perkataan zico mampu membuat Zahra menjadi kembali tersenyum.

"ah enggak,gak nangis" ucap Zahra sambil menyeka matanya sendiri."jangan bohong kamu, jelas-jelas kamu nangis kok" Zahra menggeleng "gapapa"
"atau gara-gara ucapanku tadi di kantin?maaf ya ra,aku gak bermaksud buat bikin kamu nangis.aku cuma khawatir sama vannisa,dia tanggung jawab aku,aku udah janji ke orang tua dia bakal selalu jagain dia" Zahra mengangguk paham,"iya gapapa.aku gak nangis gara-gara itu" Zico heran,"terus?"

Zahra menunjukkan novel yang ia baca tadi,"aku nangis karena cerita novel ini" zico bernafas lega,"yaampun perkara novel,ku kira gara-gara aku.lain kali beli novel yang bahagia aja jgn yg sedih²biar kmu ga nangis-nangis gajelas gini" Zahra terkekeh, "hihi maaf ya" Zico mengangguk. sebenarnya bukan cuma perkara novel si co.

"gimana vannisa?"zahra menanyakan kabar wanita yang sudah menyakiti hati nya, meskipun tidak secara langsung.
"dia gapapa.cuma ada sedikit masalah tadi"Zahra mengangguk,"oh syukurlah"

My IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang