28 : Semakin jauh

51 5 0
                                    

hari ini vannisa berangkat sekolah tidak seperti biasa,vannisa berjalan kaki dari rumah ke halte untuk menunggu angkutan umum.karena vannisa harus menunggu angkutan,vannisa memutuskan untuk berangkat lebih awal lagi.dia kenapa jalan kaki?iya,karena ayahnya pergi ke luar kota,sedangkan Febri dia belum pulang dari kemarin.kata mamanya,Febri pergi menginap di rumah temannya.
vannisa yang berjalan dengan pakain sekolah rapi beserta dengan dasi dan almamater nya menikmati suasana pagi,masih sejuk,ia masih bisa menghirup udara segar di Bandung ini,tak jarang dia mengumbar senyum kepada setiap orang yang melihatnya.ramah sekali,memang perempuan idaman!

"semoga angkutannya ga lama deh datengnya"ucap vannisa bersemangat.

cukup lama dia duduk di bangku halte menunggu angkutan umum itu lewat,dia menengok arloji yang ada di tangannya, 06:00
"sialan,bisa telat nih gue kalo angkutannya ga dateng-dateng"gerutu vannisa.tak berselang lama,dia mendengar suara motor yang mendekati ke arahnya,dan benar saja motor itu berhenti tepat di depannya.vannisa mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang datang,tentu saja dia mengenal nya.

"Iqbal"ucap Vannisa lirih
"pagi van,blm berangkat?"sapa Iqbal sambil mengembangkan senyum manisnya,vannisa hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"biasanya dianterin,yg nganterin kemana?"tanya Iqbal
"papa ke luar kota,abang nginep dirumah temen"jawab vannisa dengan nada datar tanpa melihat lawan bicaranya.iqbal yang menjadi lawan bicaranya pun merasa aneh,vannisa tidak biasanya jutek seperti ini.apa mungkin vannisa sedang datang bulan?
"lo kenapa?"tanya Iqbal sambil mendarat kan bokongnya di bangku halte dekat dengan vannisa.vannisa yang menyadari akan hal itupun langsung menggeser posisi duduknya.
"gapapa"jawab vannisa dengan masih menatap lurus ke depan.
"gue ada salah ya?"Iqbal masih belum menyerah untuk mengetahui lebih dalam, lagi-lagi vannisa hanya menggeleng.
"yaudah gue anterin sekolah yuk"ajak Iqbal.

"duh bal,gausah perlakuin gue kaya gini dong.semakin Lo care sama gue,semakin susah gue buat lupain lo." -ucap vannisa di dalam hati.

vannisa bingung dengan perasaannya saat ini,dia sangat menyayangi Iqbal,Iqbal adalah pria yang selama ini dia impi-impikan,tapi di satu sisi dia memikirkan Febi,Febi sahabatnya,tidak mungkin jika dia harus menyakiti perasaan sahabatnya sendiri.pun dia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjauhi Iqbal demi Febi, meskipun itu sulit baginya.

"yahh bengong.yukk ah ntar telat lagi"ucap Iqbal lagi,saat ini Iqbal langsung meraih tangan vannisa.respon vannisa cukup mengecewakan,dia menarik tangannya lagi,
"gausah,gue berangkat sndri aja"ucap vannisa.vannisa berdiri dari duduknya dan hendak berjalan meninggalkan Iqbal.
"oiya bal satu lagi,em,lupain semuanya ya anggep aja kita belum pernah kenal sebelumnya.mm..maksudnya kita mulai dari awal lagi"ucap vannisa, bibirnya bergetar menahan airmata.iqbal yang mendengar pernyataan vannisa pun terkejut,lalu ia meraih pergelangan tangan vannisa.
"kenapa?apa salah gue?"ucap Iqbal seolah tidak rela vannisa mengatakan hal tersebut.vannisa hanya diam,tidak berkata-kata.
"sini-sini duduk dulu"ucap Iqbal menarik tangan vannisa dan menyuruhnya untuk duduk kembali.

"dengerin gue,kalo gue ada salah gue minta maaf.lo bilang dimana kesalahan gue,biar gue bisa memperbaiki diri gue.tap..tapi Lo jangan ngomong kaya gini,kita tetep bareng-bareng,kita tetep kaya dulu,gue mohon.."ucap Iqbal dengan suara gugup.
"atau lo-lo mau gue ngapain biar Lo bisa maafin gue?"lanjut iqbal.
"gue gabisa bal,gue gabisa!"bentak vannisa pada Iqbal,entah apa yang merasuki dirinya saat ini hingga dia berani membentak orang.jujur,vannisa adalah tipe perempuan yang tidak akan pernah bisa membentak,pada siapapun itu.entah sekarang bagaimana bisa dia membentak orang yang dia cintai saat ini.
"ke-kenapa?"bibir Iqbal mulai bergetar mendengar pernyataan vannisa.
"lo butuh kepastian?iya?biar lo percaya sama gue?"lanjut iqbal menggenggam tangan vannisa.vannisa menggeleng.
"cukupp bal,gue gabisa.gue gabisa kaya dulu lagi.gue-gue sayang sama lo,tapi ada sesuatu hal yang ga bisa gue ceritain ke lo yang ngebuat gue harus ngejauhin Lo!"ucap vannisa yang kini telah banjir airmata,ia sudah tidak tahan lagi dengan ini semua,dengan cepat ia mengambil lagi tangannya yang ada digenggaman Iqbal dan berlari menjauhi Iqbal.

My IqbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang