Part 2

6K 190 1
                                        

Kejadian itu terulang kembali.

Seperti tiada hari tanpa pertengkaran diantara mereka.

Lagi-lagi aku hanya bisa melihat dari lantai dua rumah kami.

Ibu marah.

Ibu marah karna Ayah pergi dengan wanita lain.

Jujur aku mengerti perasaan Ibu, walau, ya, aku masih dibilang BOCAH saat itu.

Wajar jika Ibu marah, karna Ayah memang salah.

Tapi Ayah bukannya minta maaf ke Ibu, dia malah menampar Ibu dengan kencang, hingga aku yang ada dilantai atas saja bisa mendengar suara tamparan itu.

Ibu hanya bisa menangis dihadapan Ayah.

Itu pasti sakit. Dan aku yakin Ibu pasti kecewa berat.

Setelah menampar Ibu, Ayah pergi lagi, entah kemana, aku gak tau.

Ibu memergoki aku yang sedang menyaksikan pertengkaran mereka dari sini.

Aku langsung lari ke kamar ku.

Ku kunci pintunya.

Nangis dan ketakutan hanya itu yang bisa ku lakukan.

Kenapa aku tidak bisa sebahagia teman-temanku?

Itu pertanyaan yang selalu terlintas di pikiranku.

Aku tertidur sambil memeluk gulingku.

Esok harinya, aku pergi main bersama teman komplek ku karna besok adalah hari minggu. Aku bawa boneka kesukaanku untuk main bersama teman-teman.

Aku tidak melihat Ayah di rumah, dan hanya ada Ibu yang sedang duduk melamun menghadap tv yang mati.

"Bu" aku memanggilnya

Ia menengok ke arah ku dengan dengan tatapan sendu nya, mata merah, pipi lebam, muka yang pucat.

Aku memanggilnya untuk minta izin.

Aku duduk di sampingnya.

"Bu, Marsya izin main ke rumah Bunga ya" ucapku dengan tangan membawa boneka

"Iya sayang, gih kamu main, ibu juga mau pergi, Marsya ingat ya Ibu sayang Marsya"

"Iya bu, Marsya juga sayang Ibu, yaudah kalau gitu Marsya ke rumah Bunga dulu ya bu"

Aku mencium tangan ibu.

Saat aku hendak bangun, Ibu tiba-tiba memeluk ku.
Ia mencium hampir seluruh bagian wajahku, mulai dari kening, pipi kanan, pipi kiri, pucuk kepalaku, dan diakhiri memelukku kembali.

Aku hanya tersenyum dan pergi ke rumah Bunga untuk main boneka bersama.

Saat itu aku berfikir, ya, itu biasa dilakukan oleh seluruh Ibu di dunia ini, aku fikir Ibu hanya menunjukkan rasa sayangnya padaku saat itu. Aku sama sekali tidak berfikir hal aneh akan terjadi.

Broken Home [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang