Part 6

4K 161 0
                                    

Hari itu Ayah dipanggil ke sekolah.

"Jadi begini pak, seperti yang bapak lihat nilai-nilai Marsya menurun akhir-akhir ini. Jadi saya minta bapak lebih memperhatikan Marsya, kenapa nilainya bisa turun. Saya tau kok dia anak yang pintar pak. Makanya saya panggil bapak karena saya bingung ada apa? kok bisa nilai Marsya turun drastis seperti ini gituloh" jelas Wali kelasku sembari melihatkan lembar-lembar nilai ku

"Emang dia males dirumah! Gak mau belajar! Nyusahin aja bisanya!" Bentak Ayah padaku dihadapan Wali kelasku

Aku hanya diam tak berekpresi dengan tatapan kosong. Sedangkan wali kelas ku shock melihat sikap ayah.

Ayah menarik lenganku keluar ruangan.

"Sakit yah" ucapku sambil berusaha melepaskan cengkraman ayah.

Ia tak peduli dengan kata yang ku ucapkan.

"MASUK!" ucap Ayah sambil melempar aku ke mobil

Lagi-lagi aku menurutinya, aku masuk ke mobilnya.

Aku hanya menepati janjiku pada Ibu, aku harus patuh pada orang tua ku.

Kini kami sudah di dalam rumah.

Duduk di ruang tamu.

Ayah melempar lembar-lemar nilai ku tepat di wajahku.

"Anak kurang ajar! gak tau diri! gak tau diuntung! Kamu pikir cari uang gampang! Kamu pikir bayar sekolah kamu pakai daun! hah!" bentaknya sambil menoyor kepalaku

Aku hanya diam tak berkutik. Menahan rasa sakit dan menahan semua emosi yang ku pendam selama ini.

"Apa ini! Nilai-nilai kamu gak ada yang bagus! Merah semua! Awas kamu ya!" bentaknya masih sambil menoyor kepalaku lagi

"Ayaahhh" panggilku

Tapi ia malah menamparku hingga sudut bibirku sedikit lecet.

Sakit.

Hanya itu yang bisa aku rasakan.

Kupegangi pipiku bekas tamparan Ayah tadi.

"Awas kamu! Liat yang bakal ayah lakuin ke kamu ya kalau nilai kamu merah lagi!" ancam Ayah

Aku hanya mengangguk dengan tangan masih memegangi pipi ku.

Lalu Ayah pergi meninggalkan aku.

"Buuu, Marsya takut sama Ayah. Ayah jahat sama Marsya"

Aku menangis.

Aku pergi ke kamarku.

Menatap diriku dicermin.

Pipiku memar.

Sakit ini tidak seberapa dibanding sakit yang Ibu rasa waktu itu, Ibu pernah ditampar, dipukul dengan tangan kosong maupun dengan benda apapun yang ada didekat ayah.

"Buu, Marsya takut. Apa Marsya pergi aja ya dari rumah? Tapi Marsya udah janji sama Ibu buat patuh sama Ayah. Marsya gak mau jadi anak durhaka karena gak tepatin janji Marsya ke Ibu"

Broken Home [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang