Part 21

2.7K 98 0
                                    

Aku, Onad dan Willy sedang ada diangkot menuju arah pulang.

"Oiya! Kalian jangan lupa! besok dateng! Awas aja kalau sampe kalian gak datang ya! " kataku

"Siap bosque" jawab mereka

"Bangg kiri bang" ucapku saat sudah sampai depan komplek

"Duluan ya Wil, Nad" kataku sambil turun dan memberikan uang ke abang angkot

Aku berjalan sendirian menuju rumah, untungnya rumah ku gak begitu jauh dari depan komplek.

"Siang neng Marsya" sapa pak satpam komplek

"Siang pak. Ah oiya pak, Marsya punya roti, bapak mau gak?" aku menawarkan roti pada pak satpam.

"Boleh neng, masa dikasih rejeki nolak kan gak baik" katanya

Aku mengeluarkan roti sobek merk sari roti dari dalam tasku.

"Nih pak, tadi pas istirahat aku beli roti, eh keburu masuk, malah lupa dimakan, buat bapak aja deh, aku mau pesen makan soalnya pak, kan mubazir kalau gak dimakan" kataku sambil memberikan roti itu

"Makasih neng, enak nih kayaknya, lumayan buat temen ngopi, makasih ya neng" katanya

"Sama-sama pak, yaudah Marsya ke rumah ya"

"Siap neng"

Sejujurnya aku sadar disekelilingku banyak sekali orang yang care sama keadaan aku. Tapi seolah mataku ditutup oleh kejahatan Ayah agar semua kebaikan itu lenyap dari pandangan ku.

Mobil ayah sudah terparkir digarasi. Dan tenda sudah terpasang dirumah, yang aku yakini itu tenda untuk acara besok.

Ku buka pintunya. Dan didalam ada Ayah dan Irene.

"Marsya pulang!" ucapku ingin langsung menuju ke kamar

"Marsya! Sini dulu!" kata Ayah

"Iya yah. Ada apa?" aku menghampiri ayah

"Ini baju kamu buat besok kamu pake di acara nikahan ayah sama Tante Irene" katanya sambil memberikan kotak berisi baju

"Iya nanti aku pake. Besok acaranya jam berapa emang?" tanyaku

"Akad jam 7 pagi, resepsi dirumah jam 10. Kenapa emang?"

"Marsya mau ajak temen Marsya datang Yah, bolehkan?" tanyaku

"Terserah kamu"

"Yaudah Marsya ke kamar ya" kataku

"Yaudah sana"

Aku membawa kotak pemberian ayah tadi ke kamar.

Saat sampai kamar aku buka isi kotaknya, didalam kotak itu ada dress selutut berwarna putih, aku keluarkan dan aku gantung bajunya.

"Oh iya kan gue punya sepatu putih, kado ultah kemarin dari Onad Willy" aku langsung mencari sepatu itu di lemari sepatu, sepatunya masih dalam kotak.

Aku siapkan semua yang akan aku pakai besok. Mulai dari baju, sepatu, dan aksesoris.

Setelah siap semua barulah aku bisa tenang, bahaya kalau besok aku tampil biasa saja pasti Ayah akan ngamuk lagi.

Broken Home [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang