Broken Home [Complete]

Part 7

Pagi harinya badan ku demam dan masih sakit semua.

Ayah masuk ke dalam kamarku dengan membanting pintu hingga aku terperangap kaget.

"Kenapa belum siap-siap!! Males banget sih!! " bentaknya

"Aku lagi sakit Yah aku demam"

"Gausah banyak alasan, cepat mandi, pakai seragam kamu! Banyak alasan bilang aja mau bolos kan!" Ayah menarik lenganku

Mau tak mau aku mandi dan pakai seragam ku.

Akhir-akhir ini aku tak nafsu makan.

Setelah siap aku lansung menghampiri Ayah tanpa sarapan sedikit pun, minum susu pun tidak.

"Cepat masuk! Nanti Ayah bisa telat cuma gara-gara kamu lelet tau gak!!"

Dengan lemas, aku masuk kedalam mobil.

Tak ada selera untuk tersenyum sama sekali, hanya wajah datar yang ku perlihatkan pada sekitar.

"Marsya, pipi kamu kenapa?" tanya temanku

"Semalam aku jjatuh dari kasur" jawabku bohong

"Ooh"

Hari ini adalah pelajaran Matematika.
Seharusnya aku aktif seperti biasanya, karna matematika adalah pelajaran favorite ku, tapi kali ini tidak sama sekali.

Aku sama sekali tidak tertarik dengan angka-angka di papan tulis itu.

"Marsya, mau coba mengerjakan?" tanya guruku

Aku hanya menggeleng.

Guruku menunjukkan ekspresi bingungnya. Mungkin dia bingung karna aku tidak biasanya menolak mengerjakan soal pemberiannya.

Setelah bel istirahat berbunyi, semua anak keluar kelas, kecuali aku.

"Marsya kenapa nak? Kok tumben gak mau jawab soal dari ibu?" tanya guru matematika ku

Aku hanya diam menatapnya.

"Mau cerita ke ibu gak?" tanyanya lagi

Aku hanya menggeleng.

"Yaudah ibu ke ruang guru ya, Marsya jangan lupa makan ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan temui Ibu ya anak cantik" ucapnya sambil melihat memar dipipiku mungkin.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

Aku membereskan buku-buku ku saat bel tanda pulang sudah berbunyi.

Aku menunggu Ayah menjemput aku, 5 menit, 10 menit, 20 menit, Ayah masih belum datang.

Aku akhirnya memutuskan untuk pulang jalan kaki saja.