Acara sudah selesai. Tante Irene sekarang resmi tinggal di rumah kami.
"Sekarang kamu panggil tante Irene Mamah ya" kata Ayah
"Gak mau!" jawabku
Plak. Ayah menamparku.
"Sakit Yah!" kataku
"Gak sopan kamu!"
"Udah mas gak papa namanya juga masih baru bareng. Aku gak papa kok. Marsya istirahat aja gih ke kamar" kata Irene dengan lembut
(Alah najis! Muka dua banget ni cewe!) dalam hatiku sambil menatapnya sinis
Aku tak menjawab dan langsung pergi ke kamar.
"Maafin anaku ya sayang" kata Ayah bicara ke tante irene
"Iya mas, gak papa kok. Aku ngerti" katanya
(Idih, muka satu aja gak cukup kali ya! di depan gue sama di depan ayah beda gitu) kataku dalam hati sambil melihat dia bergelendot ke ayah
Aku masuk ke kamar.
Esok harinya adalah hari minggu.
Aku bangun pagi dan jalan keliling komplek. Sendirian.
Menikmati udara segar saat keliling komplek.
Mencoba menghilangkan beban di kepalaku sejenak.
Ku lihat ke arah taman komplek, disana ada sepasang suami istri yang sedang bercanda gurau dengan putri kecil mereka.
Awalnya raut wajahku sedih melihat itu. Lama-lama aku jadi kesal dan marah, aku langsung pergi meninggalkan taman.
"Ck kenapa si pake liat KELUARGA BAHAGIA segala!" kataku kesal
"Bikin mood ancur aja sih!"
Aku memutuskan untuk menyelesaikan jalan pagiku, dan balik kerumah.
"Dari mana kamu" tanya Irene dengan jutek
"KE PO" jawabku sambil menjulurkan lidah, lalu langsung berlari ke kamar dengan tawa
"Sialan, ngeledek gue lagi tu anak" kata Irene
(Hey irene gue bisa denger ya hahaah) kataku dalam hati
Tak berapa lama Irene masuk ke kamarku.
"Kebiasaan banget sih kalau masuk gak ketuk pintu dulu!" kataku
"Aduh brisik kamu ya, sekarang mending kamu pergi ke mini market depan beliin spagetti sama saus nya, buruan" perintahnya
"Ih apaan sih ngatur-ngatur"
"Cepetan! Atau tante bilangin ayah kamu ya! Biar kamu di marahin lagi! Mau?" ancamnya
"Ih rese banget sih! Yaudah mana sini uangnya!"
Irene memberiku uang 100 ribuan. Aku menerimanya dengan jutek.
"Nah gitu dong! Nurut!" katanya
Aku mendorong dia keluar dari kamarku dan ku kunci pintu kamarku. Aku naik sepedah ke mini market depan komplek.
Aku mengambil spagetti besar dan juga saus bolognese dan keju ukuran mini. Karna masih ada kembalian aku juga membeli 2 buah coklat ukuran besar.
"Nih spagettinya" ucapku saat aku lihat Irene didapur, aku simpan di atas meja makan dan langsung pergi.
"Kembaliannya mana!" katanya
"Buat jajan lah, udah nyuruh gue terus gue gak jajan gitu? enak aja lo!" aku menjulurkan lidahku kepada Irene lalu masuk ke dalam kamar
"Untung aja lo anak sambung gue! Kalau bukan udah gue hempas lo anak nakal!" kata Irene dengan sebal
Marsya cukup jail pada Ibu sambungnya itu. Bagaimana tidak, Irene sering sekali mengancam Marsya hingga mau tak mau Marsya menuruti kemauan si Irene.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home [Complete]
Cerpen|Cerita ini sudah complete ✔| -MARSYA GRIZELLA ANASTASYA- Aku hanya gadis cilik yang kebetulan menjadi anak broken home.