Seungri Perlahan mulai kehabisan tenaga juga napasnya. Tubuhnya mulai tenggelam. Sontak para tamu juga pihak keluarga panik dibuatnya. Namun Jiyong sudah mencerburkan dirinya ke dalam kolam. Di dalam air Jiyong bisa melihat Seungri yang sudah tidak sadarkan diri. Jiyong menarik pinggang Seungri agar memudahkannya membawa Seungri ke permukaan air.
Top memperhatikan Jiyong dan Seungri dari permukaan air dengan perasaan cemas. Sang ayah pun terlihat sangat cemas. Sejak tadi dia meremas-remas tangannya menunggu putrinya muncul. Akhirnya Top dapat melihat Jiyong yang perlahan mulai timbul ke permukaan air dengan membawa Seungri dalam pelukannya dengan sebelah tangannya. Top berusaha meraih tangan Seungri dan mengangkatnya keluar dari kolam dibantu Daesung. Tubuh Seungri dibaringkan di pinggir kolam dengan kondisinya yang pingsan. Jiyong yang sudah berada di atas kolam segera menghampirinya, mengecek napas Seungri yang sepertinya sudah tidak ada.
"Seungri-ah, sadarlah!" Jiyong menepuk pipi Seungri, tapi hasilnya nihil.
"Jiyong-ah, lakukan napas bantuan. Ppalli!" perintah Top.
Tanpa keraguan lagi Jiyong mengubah posisinya jadi berlutut di depan Seungri dengan tumit tangannya yang sudah berada ditengah dada Seungri untuk memberikan kompresi. Setelah 30 kali kompresi, Jiyong memeriksa pernapasannya dengan telinganya yang berada di dekat hidung Seungri. Namun tidak ada tanda-tanda Seungri bernapas. Jiyong mencubit hidung Seungri, menempatkan bibirnya pada bibir Seungri dan menghembuskan napas Jiyong ke dalam mulutnya. Jiyong mengecek kembali saluran pernapasan Seungri yang belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya kembali. Maka Jiyong mengulanginya kembali hingga yang kedua kalinya Seungri mulai terbatuk-batuk dan napasnya mulai kembali normal.
Seungri perlahan membuka matanya, melihat keseluruh orang-orang yang sedang memperhatikan dirinya dengan khawatir. Jiyong membantunya untuk duduk, tapi Seungri justru melingkarkan kedua tangannya di leher Jiyong dengan erat. Rasa takutnya akan tenggelam di kolam masih menghantuinya. Top segera memakaikan jas Jiyong kepada Seungri agar adiknya tidak kedinginan.
"Jiyong-ah, bawa dia ke kamarnya. Daesungie, tunjukkan pada Jiyong kamar Seungri." titah Top. Jiyong mengangkat Seungri layaknya pengantin dengan Seungri yang masih memeluk Jiyong, bahkan saat ini dia sudah membenamkan wajahnya di pundak Jiyong.
"Ne hyung." jawab Daesung singkat.
Top berbalik badan menghadap sang ayah yang sejak tadi terdiam karena syok melihat putrinya hampir tewas.
"Appa, tenanglah. Seungri akan baik-baik saja. Appa kembali saja dulu ke kamar."
"Tapi Seunghyun-ah, adikmu hampir mati."
"Aku tahu appa, tapi sekarang Seungri sudah bersama suaminya, jadi percayakan padanya. Dia akan merawat dan menjaga Seungri. Hei June, cepat bawa tuan besar kembali ke kamarnya. Aku masih ada urusan di sini."
"Baik hyungnim. Mari sajangnim ikut aku." appa Choi hanya bisa mengikuti apa yang diminta sang anak saat ini.
Seperti yang dikatakan Top sebelumnya jika dia masih punya urusan. Dia mendatangi Lee yang tadi masih memperhatikan Jiyong membawa Seungri pergi.
"Kau sudah lihat sendiri, akibat ulahmu adikku hampir tewas. Mulai detik ini jangan pernah mendekati keluargaku lagi. Pertunangan aku batalkan." ucap Top tegas.
Lee hendak membuka mulut untuk melakukan pembelaan, namun Top dengan cepat mencegahnya.
"Uh..huh...jangan mencoba untuk protes kalau tidak mau rahasiamu ku beberkan di hadapan para wartawan dan tamu yang hadir. Aku mengetahui semuanya, jadi sebaiknya kau tutup mulutmu dan pergi dari sini!"
Dengan perasaan malu dan harga diri yang terinjak-injak Lee dan appanya pergi meninggalkan hotel. Top pun meninggalkan para tamu juga wartawan yang hadir. Dia hanya menyuruh anak buahnya untuk mengurus sisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is a Gangster ✅
AléatoireSalahkah aku jika jatuh cinta pada wanita ini? Jawabannya tidak ada yang salah, yang salah adalah status wanita ini. Mengerikan, tapi aku menyukainya.