Waktu terus berjalan dan tanpa terasa permainan Seungri dan Jiyong sudah memasuki bulan ke empat. Yejin yang semakin kasmaran dengan Jiyong tidak menyadari sesuatu sedang menunggunya. Perusahaan Lee pun semakin di ujung tanduk. Hanya saja dia tidak mau menyerahkan perusahaannya. Jiyong hanya tinggal menunggu kartu as yang bisa dia gunakan untuk merebut perusahaan tersebut.
Minggu pagi yang cerah bagi orang-orang yang menikmati libur akhir pekan mereka. Entah hal ini berlaku atau tidak bagi Yejin yang mengetahui dirinya hamil setelah melakukan tes dengan alat uji kehamilan. Sejak dua minggu yang lalu dia merasakan dirinya yang tidak sehat. Dia sering mengalami mual dan muntah di pagi hari. Dengan rasa penasarannya dia melakukan tes dan hasil yang tertera pada alat itu adalah positive. Dirinya merasa bahagia karena ini merupakan kesempatan baginya untuk bisa menikah dengan Jiyong. Maka dengan antusiasnya dia menyiapkan sebuah kejutan bagi kekasihnya yang hari ini adalah ulang tahun Jiyong. Yejin berencana akan mendatangi apartment Jiyong tanpa memberitahunya terlebih dulu siang nanti.
Sedangkan di apartment, Jiyong sedang bersama dengan Seungri yang juga merayakan ulang tahun suaminya itu. Sejak semalam Seungri memang sudah berada di sana. Jiyong memintanya istrinya untuk menemani dirinya satu hari itu. Meskipun waktu yang mereka habiskan hanya dengan memandangi sungai Han dari jendela apartment. Dengan Jiyong yang memeluknya dari belakang.
"Jiyongie..."
"Hm..."
"Kau tidak keluar dengan kekasihmu itu?" goda Seungri.
"Kekasihku yang mana? Aku hanya punya satu kekasih yang sekarang sudah menjadi istriku." senyum simpul tergurat di wajah Seungri.
"Baby, hari ini ulang tahunku. Kau tidak ingin memberikanku hadiah?"
"Kau mau hadiah apa dariku?" Seungri menolehkan kepalanya hingga dia bisa melihat wajah Jiyong di pundaknya.
"Tidak terlalu sulit."
"Katakanlah..."
"Aku mau dirimu." bisik Jiyong menggoda.
"Bukankah semalam kau sudah mendapatkannya?" istrinya berbalik menghadap Jiyong.
"Itu hadiah yang paling indah bagiku, babe." dan mereka saling berciuman.
"Bawa aku ke kamar, honey."
"Dengan senang hati."
Dua jam berlalu dengan mereka yang telah selesai dengan pergumulan di balik selimut dan harus terganggu dengan kehadiran seseorang di apartment mereka. Jiyong menajamkan telinganya jika dia tidak salah dengar bel apartmentnya berbunyi.
"Sepertinya ada yang datang?" ujar Seungri.
"Siapa lagi yang mengganggu siang-siang begini. Tunggu di sini, biar aku lihat siapa yang datang."
Jiyong menyingkap selimutnya dan turun dari kasur, memakai celana dan bathrobenya yang tidak terikat. Seungri kembali merebahkan diri menunggu suaminya kembali nanti. Jiyong melihat siapa yang datang mengganggu dirinya melalui intercom dan dia tidak tahu harus terkejut atau tidak. Tamu tak diundang itu adalah Yejin.
"Selamat ulang tahun, oppa." ucap Yejin saat Jiyong membuka pintu apartementnya.
"Gomawo." jawabnya santai, bahkan hampir tidak niat.
"Boleh aku masuk?"
"Masuklah."
Jiyong menggeser badannya untuk memberikan Yejin jalan. Jiyong melihat Yejin membawa sekotak kue yang bisa ditebak Jiyong itu tart untuknya.
"Kenapa kau tidak memberitahuku dulu jika mau datang?" Jiyong berdiri di tengah ruang, memperhatikan Yejin yang menyiapkan kue tart tersebut dan menancapkan sebuah lilin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is a Gangster ✅
RastgeleSalahkah aku jika jatuh cinta pada wanita ini? Jawabannya tidak ada yang salah, yang salah adalah status wanita ini. Mengerikan, tapi aku menyukainya.