Jiyong menepati janjinya untuk tidak berbuat macam-macam dengan Seungri. Mereka hanya sekedar tidur dalam pelukan masing-masing. Sampai di mana ponsel Jiyong terus berdering seolah ingin membangunkan sang pemilik. Jiyong yang merasa terusik, meraba meja kecil di sebelah kasur tempat ponselnya berada.
"Yeoboseyo..." jawabnya dengan mata masih tertutup.
"Yaakk... Kwon Jiyong! Apa yang kau lakukan, huh? Katakan padaku, benar kau sudah menikah dengan Seungri? Kenapa kau tidak memberitahu ku? Dasar adik kurang ajar!"
"Engh...noona, kau buat telinga ku sakit saja. Tidak perlu berteriak seperti itu!"
"Cepat jawab aku! Benar yang dikatakan berita?"
"Jadi berita itu sudah menyebar? Aku jelaskan nanti, noona. Untuk sementara jika kau ditanya soal pernikahan itu, kau jawab saja benar aku sudah menikah dengannya."
"Wah...permainan apalagi yang kau lakukan? Jika kau benar sudah menikah dengannya itu akan lebih baik lagi."
"Aisshh...kau ini bicara apa noona? Sudahlah, aku ada urusan lagi jadi nanti saja aku hubungi kau."
"Kau akan pulang malam ini?"
"Tidak tahu. Jika aku pulang aku akan memberitahumu. Sampai nanti."
Jiyong sudah mematikan ponselnya sementara Dami masih meneriakinya seakan pembicaraannya belum selesai. Seungri masih tertidur pulas seakan tidak mendengar apa yang Jiyong bicarakan bersama kakaknya. Jiyong sendiri kembali terlelap dalam tidurnya sampai ponselnya berdering untuk kedua kalinya dan itu sangat membuatnya jengkel.
"Yeoboseyo..." Jiyong menjawab dengan suara paraunya.
"Kwon Jiyongggg...saekkiaaa....kau menikah dan tidak memberitahu kami?" Jiyong mendengar teriakan untuk kedua kalinya dari sebrang sana membuat dia harus menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Aisshh...kenapa semua orang senang sekali berteriak di depan telingaku?" Jiyong sudah bangun dari tidurnya, sebelumnya dia menyingkirkan tangan Seungri perlahan yang tadi masih melingkar di dadanya dan sekarang dia duduk di pinggir kasur dengan ponsel masih menempel di telinganya.
"Lama-lama aku bisa tuli. Seperti yang pernah kau bilang padaku, Bae. Jadi sekarang ya, aku menikah dengan Seungri. Kau puas?"
"Wah...kau hebat Jiyongie, bisa menaklukan dirinya. Ah...tidak, maksudku menaklukan anak seorang gangster besar."
"Kau baru sadar aku sehebat itu?! Dari mana saja kau? Bae-ah, aku akan menghubungimu lagi. Aku ada urusan lain."
Lagi-lagi Jiyong memutuskan panggilan sepihak. Dia meletakkan ponselnya di meja kecil, mengusap wajahnya untuk menyadarkan dirinya juga menyisir rambutnya yang berantakan karena tidur. Setelahnya dia melihat ke belakang dan menatap Seungri yang masih tidur pulas dengan posisi miring menghadap Jiyong. Wajahnya yang terlihat tenang dan manis, jauh berbeda saat dirinya memeluk Jiyong dengan penuh rasa takut.
Diam-diam Jiyong mendekatkan wajahnya pada Seungri. Dirinya tergoda untuk menyentuh wajahnya, membelai pipi Seungri dengan ujung jarinya. Wajahnya sungguh halus, kesan pertama yang di rasakan Jiyong. Dirinya semakin tergoda saat melihat bibir Seungri yang tipis dan sedikit terbuka saat dia tidur. Jiyong menaikkan sedikit dagu Seungri agar memberi akses padanya untuk bisa meraih bibir Seungri. Kedua bibir mereka akhirnya saling bertautan.
Saat Jiyong masih menikmati ciumannya, ternyata Seungri sudah membuka matanya. Betapa terkejutnya mendapati Jiyong yang sedang mencium bibirnya. Kedua mata terbelalak dan Seungri memundurkan kepalanya hingga tautan mereka terlepas dengan paksa. Jiyong pun tak kalah terkejutnya melihat Seungri yang sudah bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is a Gangster ✅
RandomSalahkah aku jika jatuh cinta pada wanita ini? Jawabannya tidak ada yang salah, yang salah adalah status wanita ini. Mengerikan, tapi aku menyukainya.