Episode 29

252 30 75
                                    

Jari-jari Jiyong perlahan bergerak, menandakan dirinya yang mulai sadar. Jiyong mengerjapkan matanya saat dia sudah sadar untuk menyesuaikan cahaya di ruang rawatnya. Dia mendapati Seungri yang tertidur di tumpuan kedua tangannya di pinggir kasur Jiyong.

Jiyong menyentuh wajah istrinya yang terlihat lelah kala itu. Merasa dirinya yang disentuh, Seungri bangun dari tidurnya dan mendapati suaminya yang menyunggingkan senyumnya. Hal pertama yang dilakukan Seungri adalah memencet tombol panggilan di kamar itu. Hingga beberapa suster dan seorang dokter yang menangani Jiyong datang untuk memeriksan kondisi Jiyong.

Dokter mengatakan kondisinya sudah mulai stabil, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Jiyong hanya perlu menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit. Dokter juga akan melepas alat monitoring jantung dan oksigen jika dirasa sudah tidak diperlukan lagi.

"Seungri-ah, kenapa kau tidak tidur sofa? Nanti kau sakit jika tidur di bangku seperti ini." mengoceh seperti biasa adalah hal pertama yang dilakukan Jiyong saat sadar.

Seungri sama sekali tidak mengatakan apapun saat Jiyong berbicara. Dia merasa lidahnya kelu. Hingga akhirnya matanya mulai berkaca-kaca lagi. Jiyong yang tidak pernah suka melihat istrinya menangis, menjadi panik.

"Baby, kenapa kau menangis? Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu menangis. Maafkan aku, sayang."

"Dasar bodoh... kau mau meninggalkan aku dan anakmu? Apa kau tidak tahu betapa aku takutnya menunggumu keluar dari ruang operasi? Kau tahu betapa aku khawatir melihat dirimu dengan alat-alat seperti ini di tubuhmu. Jika bukan karena kau yang sedang sakit, aku pasti sudah memukulmu."

Sekalinya Seungri bicara, dia mengeluarkan semua kerisauan hatinya selama beberapa jam yang lalu membuat Jiyong sebenarnya ingin tertawa juga sekaligus senang mendengar Seungri yang begitu mengkhawatirkan dirinya.

"Hei... jangan menangis, kemana perginya istriku yang kuat dan pemberani ini, hm? Mianhae sudah membuatmu khawatir." Jiyong mengusap air mata Seungri.

"Tapi aku juga wanita, seorang istri. Rasa takutku lebih besar saat melihat suaminya terbaring seperti ini." suaranya sudah kembali melunak.

"Arraseo... naiklah kemari baby, kau bisa tidur di sebelahku." Jiyong menepuk sisi kasurnya yang masih lebar karena kasur yang dikenakan terbilang cukup untuk dua orang. Tanpa ragu Seungri naik ke kasur Jiyong.

"Aigoo, kalian ini... tidak bisa dipisahkan ya." tanpa sengaja Seunghyun masuk ke kamar Jiyong dan menyaksikan kemesraan keduanya.

"Isshh oppa, kau selalu iri padaku. Jiyong yang menyuruhku. Jadi kau jangan protes, arraseo!"

"Ne... ne... kau memang ratunya, aku tidak bisa melawan. Untung Jiyong mau sama kau." Seungri mendelikan mata mendengar ejekan Seunghyun.

"Ji, apa kau yakin orang yang kau lihat itu Lee, kakak dari Yejin?"

Seunghyun tiba di rumah sakit saat sebelumnya dia kembali ke markas untuk mendapatkan informasi keberadaan Lee. Dami pulang untuk menutup kedai yang ditinggalkan pada pelayannya setelah mendengar Jiyong masuk rumah sakit. Chaerin menemani Dami atas perintah Seungri. Sedangkan Daesung sempat tertidur sofa yang ada di kamar rawat Jiyong.

"Iya hyung, aku ingat jelas tatapan matanya saat terakhir aku berkelahi dengannya di pesta pertunangan Seungri." Jiyong sangat yakin dengan apa yang dilihatnya tadi pagi bahwa orang itu adalah Lee.

"Sudah kau temukan, oppa?"

"Kami masih mencarinya. Kau tenang saja, kita pasti akan menemukannya."

Sedetik kemudian, Seunghyun mendapat panggilan dari bawahanya.  Sepertinya memberitahukan hal penting. Itu dapat terlihat dari raut wajahnya yang seketika berubah.

My Girl is a Gangster ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang