Episode 24

167 35 28
                                    

Satu minggu kemudian, Seungri dihubungi Donghyuk yang mengatakan Sangwoo sudah tidak bernyawa.

"Singkirkan mayatnya. Sebelumnya jangan lupa kau kirimkan gambarnya pada Yejin jika suruhannya sudah tidak bernyawa."

Di tempat yang berbeda

Sebuah pesan masuk di ponsel Yejin. Tertera di layar si pengirim tanpa nama dan sebuah gambar seseorang yang penuh luka yang sudah tidak bernyawa. Yejin melihatnya dengan tatapan ngeri. Bulu kuduknya berdiri, wajahnya memucat. Melihat gambar tersebut membuat dirinya mual. Itu juga yang menarik perhatian Jiyong di kala mereka sedang makan malam.

"Yejin-ah, kau kenapa? Apa kau tidak suka dengan makanannya? Apa perlu ku pesankan yang lain?" Jiyong menghentikan makannya karena melihat Yejin membatu.

"Tidak oppa, tidak perlu. Aku suka dengan makanannya."

"Lalu kenapa wajahmu jadi pucat seperti itu? Kau sakit?" Kening Jiyong semakin mengkerut melihat Yejin seperti orang ketakutan.

"Aku baik-baik saja. Kita lanjutkan makannya, oppa."

Kembali Yejin memotong daging steak di hadapannya yang sempat terbengkalai. Dia sendiri ragu untuk kembali memakannya karena terbayang dengan gambar tadi. Disusul dengan dering ponsel Jiyong yang berbunyi.

"Tunggu sebentar, aku terima telpon dulu." Jiyong pamit pada Yejin untuk menerima panggilannya di luar restoran.

"Yeoboseyo..."

"Honey, kau masih bersama Yejin?" terdengar suara Seungri yang menelponnya.

"Babe, aku masih bersama Yejin. Kau sudah di sana?"

"Aku tidak akan datang ke sana malam ini."

"Wae? Ini kan jadwalmu datang."

"Arra... Mianhae honey. Aku hanya ingin mengacak kehadiranku. Tidak ingin terlalu mencolok."

"Oh... please baby, aku sudah menunggu selama satu minggu dan kau bilang kau tidak datang. Sebaiknya aku yang pulang menemuimu."

"Andwae honey... Kau tidak boleh ke sini. Sebaiknya kau kembali pada Yejin sebelum dia curiga dan jangan lupa antarkan dia pulang."

"Aku lebih baik menyuruhnya pulang dengan taksi dan aku menyusulmu ke sana."

"Honey, kau jangan seperti anak kecil yang merengek meminta mainan. Oh ya satu lagi, aku kirim gambar padamu dan juga Yejin. Aku yakin dia sudah melihatnya."

"Kau kirim gambar pada Yejin? Biar kulihat dulu."

Jiyong menunda sesaat percakapan mereka dan membuka file berupa gambar. Sekarang Jiyong paham mengapa Yejin berubah seketika setelah melihat ponselnya.

"Baby... Kau serius mengirimkan gambar itu padanya?"

"Tentu. Aku ingin dia merasa ketakutan saat ini."

"Kau benar-benar istriku yang menakutkan"

Jiyong mengantungi kembali ponselnya setelah Seungri mengakhiri panggilannya. Kini dia menghampiri Yejin yang menunggunya.

"Maaf membuatmu menunggu. Noona menelponku dan dia memintaku untuk pulang hari ini karena aku sudah lama tidak pulang."

"Tidak apa-apa. Sepertinya noonamu sangat menyayangimu." Jiyong hanya melempar senyum.

Mereka melanjutkan kembali makan malamnya hanya dengan pembicaraan sederhana. Yejin dan Jiyong sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

================================

My Girl is a Gangster ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang