"Pergi...jangan...jangan mendekat...jangan sentuh aku... Jiyong tolong aku...PERGIIII!!!"
Aku terlonjak dari tidurku saat mendengar Seungri berteriak dalam tidurnya. Bulir-bulir keringat membasahi wajahnya.
"Seungri-ah...baby, tenanglah. Aku di sini."
Hanya ini yang bisa aku lakukan padanya saat ini, membisikan sesuatu di telinganya, mengecupi keningnya dalam tidurnya. Membelai satu punggung tangannya yang terbebas dari selang infus. Sampai dia merasa tenang kembali. Tak sedetik pun aku berniat untuk beranjak, aku hanya ingin dia melihatku saat dia bangun nanti.
"Jiyongie, makan dulu. Top memberitahu ku sejak semalam kau belum makan."
"Nanti saja noona, aku tidak lapar."
"Kau harus makan. Kalau kau sakit siapa yang akan menjaganya?"
Memang benar, sejak Seungri di rumah sakit aku tidak merasa lapar. Aku enggan untuk menyentuh makanan apapun. Yang ada dibenakku saat ini melihat Seungri, istriku tersadarkan.
"Jiyongie, cepat kau bangun dan makan. Jangan sampai aku menyeretmu! Seungri biar aku yang menjaganya." kali ini Top hyung yang menyuruhku.
Dengan berat hati aku meninggalkan Seungri. Aku tahu memang hanya sebentar, hanya untuk makan saja. Tapi aku tidak bisa jauh darinya, aku takut dia kembali bermimpi. Belum ada lima menit aku menelan makanan ku, aku lihat ayah mertuaku datang dengan beberapa pengawal di belakangnya seperti biasa.
"Abeonim.."
"Apa yang terjadi pada anakku? Bagaimana keadaanya?" aku mendengar suaranya yang sedikit bergetar.
"Jawab aku Jiyong!"
"Abeonim...maafkan aku. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Aku salah." aku tak kuasa lagi menahan rasa bersalahku, hanya ini lagi yang bisa aku lakukan. Bersujud di depan ayah mertuaku.
"Bangunlah!"
"Appa, kau sudah datang?" aku mendengar Top yang keluar dari kamar rawat Seungri.
"Seunghyun-ah, bagaimana keadaan adikmu?"
"Dia baru saja sadar appa. Jiyong-ah, masuklah. Dia baru saja membuka matanya."
Aku langsung terbangun dan bergegas masuk ke dalam. Aku melihat matanya yang belum terbuka sempurna, segera saja aku duduk di sebelahnya dan langsung meraih tangannya.
"Seungri-ah..." dia bereaksi dengan panggilanku.
"Jiyong...aku di mana?" aku membantunya bangun dan dia duduk di kasur.
"Kau ada di rumah sakit." kalimat pertama yang kudengar darinya setelah satu hari dia tidur.
"Jiyongie..." sepertinya dia teringat sesuatu, karena sekarang dia meraba perutnya. "Jiyongie...anakku, dia tidak apa-apa kan?" aku diam, lidahku kelu, bisu seketika. Apa yang harus aku katakan?
"Jiyongie, jawab aku...kenapa kau diam saja? Oppa... eonni... kenapa kalian semua diam saja?" mereka yang dipanggil Seungri tak berani untuk menjawabnya.
"Seungri-ah..."
"Katakan, Ji...dia baik-baik saja kan? Iya kan?"
"Maaf Seungri-ah, aku bahkan tidak bisa menjaga kalian. Dia sudah tidak ada." dia menatapku dalam-dalam, seakan menelisik setiap jawaban dalam mataku.
"Apa maksudmu dengan tidak ada?"
"Kau mengalami keguguran. Dokter sudah berusaha semampunya untuk menolong anak kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is a Gangster ✅
DiversosSalahkah aku jika jatuh cinta pada wanita ini? Jawabannya tidak ada yang salah, yang salah adalah status wanita ini. Mengerikan, tapi aku menyukainya.