Derap langkah sepatu menggema di sepanjang lorong markas Phoenix. Menandakan beberapa orang berjalan bersamaan di dalamnya, mungkin lebih tepatnya beberapa langkah kaki laki-laki. Di depannya berjalan seorang wanita dengan blouse putih, mantel, celana panjang dan ankle boots hitamnya di sertai kacamata hitam memimpin mereka. Tak lupa satu wanita lagi yang mendampinginya. Mereka berjalan menuju ruang tahanan bagi musuh ataupun lawan clan mereka.
"Buka pintunya." perintah Chaerin tiba di depan pintu yang dijaga dua orang.
"Baik Nona Lee." jawab si penjaga pintu.
"Kalian jaga di luar dan jangan biarkan siapapun masuk." kini giliran Seungri yang memerintahkan bawahannya.
"Baik Nyonya Kwon."
Seungri dan Chaerin melanjutkan kembali ke dalam ruang tahanan. Di sana sudah menunggu Donghyuk dan dua penjaga lainnya yang bertugas menjaga Sangwoo, sang tahanan.
"Donghyuk-ah, bawa keluar dia." Donghyuk mengangguk menuruti perintah Seungri yang segera menyuruh kedua bawahannya untuk menyeret keluar Sangwoo.
Seungri mengawasi pria yang diseret dua penjaga dengan kondisi sudah setengah sadar tersebut akibat siksaan yang diberikan oleh Jiyong sebelumnya dengan tatapan dingin. Bahkan dia melepaskan dua sarung tangannya yang sempat dikenakannya dan mengambil sebilah pisau yang sangat dia senangi saat menyiksa lawannya.
"Bangun kau, brengsek!" Seungri menepuk pelan pipi Sangwoo dengan pisau yang dipegangnya.
"Kita lanjutkan permainan yang sempat tertunda." Sangwoo hanya mengerjapkan matanya lemah.
"Kau tidak mau?" Seungri diam mengamati Sangwoo yang menatapnya lemah.
"Jawab aku bodoh! Di mana hilangnya dirimu yang ingin memperkosaku? Sudah tidak ingin lagi?" Seungri mengangkat dagu Sangwoo dengan ujun pisaunya.
"Ckckck...kasihan sekali wajahmu yang sudah babak belur seperti ini. Pasti suamiku memukulimu tanpa ampun. Jika saja saat itu aku juga dalam keadaan sadar, mungkin Jiyong tidak akan menghukummu seperti ini. Kau akan habis di tanganku. Lepaskan dia!" Seungri berdiri dari hadapan Sangwoo dengan angkuh.
"Ayo... larilah...lari yang jauh, jangan sampai aku mendapatkanmu."
Sangwoo yang bingung hanya menuruti Seungri untuk berlari meninggalkan tempat itu, sayangnya baru lima langkah kakinya sudah tertembus peluru dari tembakan senjata yang dipegang Seungri. Kini Sangwoo berjalan terseok menahan sakit dari timah panas yang bersarang di kakinya sepanjang lorong. Sesekali dia menengok kebelakang melihat Seungri yang berjalan santai mengejar dirinya.
"Ayo lari! Lari yang kencang...sama seperti saat kau menyuruhku lari." teriak Seungri dengan berjalan santai.
"Berikan padaku!" sekarang Seungri meminta senjata lain pada Chaerin.
Seungri mengeluarkan cambuk dan memukulkannya berkali-kali ke tanah hingga suara dari cambuk tersebut bergema. Sangwoo semakin horor melihatnya. Satu kibasan cambuk tersebut mengenai punggung belakang Sangwoo, membuat luka diagonal memanjang dan merah karena darah. Sangwoo tersungkur di tanah.
"Cepat lari... selamatkan nyawamu atau kau akan mati di tanganku. Tadi hanya baru permulaan. Itu hadiah dariku yang hampir gila karena kau."
Sangwoo menyeret tubuhnya yang mulai protes karena rasa sakit yang diterimanya, tapi dia tetap berusaha untuk kabur dari buruan Seungri.
Ctarr...
Cambukan kedua telah mengenai punggung buruannya sekali lagi hingga Sangwoo mengerang kesakitan. Rasa panas dan perih yang diterimanya sudah hampir melumpuhkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is a Gangster ✅
De TodoSalahkah aku jika jatuh cinta pada wanita ini? Jawabannya tidak ada yang salah, yang salah adalah status wanita ini. Mengerikan, tapi aku menyukainya.