Wajah taehyung terlihat lelah dengan mata sayu karena mengantuk, ingin sekali ia segera tiba dirumah untuk mengistirahatkan diri namun lagi-lagi pekerjaannya dikantor mengharuskan ia untuk lembur, sungguh keadaan seperti ini yang membuat taehyung jengah waktunya banyak tersita untuk pekerjaan sedangkan untuk mina? Taehyung menghela nafas dalam, ia tak boleh larut dalam lamunannya dan membuang waktu percuma. Yang ia harus lakukan sekarang adalah segera menyelesaikan pekerjaan dan berlalu pulang.
Dilain tempat, mina tengah disibukkan dengan tumpukan kertas desaign gaun yang akan ia buat. Semenjak sakit dan acara pernikahannya, mina banyak melalaikan pekerjaan dan berujung menumpuk seperti ini. Kebiasaan buruk mina mulai kambuh, lihatlah sekarang padahal sudah waktu jam makan malam, namun mina tak menghiraukan itu dan terus menerus fokus pada sketsa dihadapannya, untung saja ada alarm minum obat yang sudah ia setting 3 kali sehari itu, alarm yang ampuh membuyarkan segala aktivitas mina.
Mina merasa sedikit gelisah pada posisi duduknya, sekarang perutnya mulai keroncongan dan lelah sudah melanda. Mau tak mau ia harus beranjak dari kursi dan harus keluar butik membeli beberapa makanan untuk mengganjal perutnya dan segera menelan obat wajibnya itu.
Udara yang dingin membuat mina harus memakai pakaian serba tebal, mina berjalan kaki menuju toko dipojok persimpangan jalan didepan butiknya. Tak perlu susah-susah mengeluarkan mobil toh tokonya dekat pikir mina. Angin berhembus dingin seakan menusuk tulang, untung saja mina sudah siap dengan pakaiannya. Mina memasuki toko lalu mengambil beberapa makanan dan minuman, ia jadi ingat, dulu ia sering pergi ketoko ini bersama jimin untuk membeli mie kemasan dan minuman soda saat pulang sekolah lalu pergi ke bioskop dan menghabiskan hari dengan bermain game dirumah, sungguh masa-masa sekolah yang menyenangkan batin mina.
Rasa rindu tiba-tiba menyeruak didada mina, ia ambil ponsel dijaketnya lalu men-dial sahabat yang sudah ia anggap sebagai saudaranya itu.
"Hallo kerbau tumben, masih ingat denganku rupanya?"
Mina terkekeh "Maafkan aku sungguh aku sibuk beberapa hari ini,kau tau kegiatan menjadi istri ternyata banyak menyita waktu"
"Lalu apa kau menyesal? Dan ada apa kau menghubungiku mina? Rindu atau kangen?"
"Menyesal? Tidak ada kata seperti itu dihidupku jim. Memangnya rindu dan kangen itu berbeda?"
"Terserah kau saja lah"
"Aku sedang membeli makanan ditoko langganan kita, kau ingat waktu kita sekolah dulu? Sekarang aku rindu memakan mie bersamamu"
"Baiklah aku kesana sekarang"
Tut..
Bunyi panggilan yang telah diakhiri. Mina masih mematung ditempat sembari menatap layar ponselnya, bisa-bisanya jimin mematikan panggilan secara sepihak setelah itu. Mina hanya bilang bahwa ia rindu makan bersama dengannya dan jimin segera menurut, mina tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.
Jimin segera menghentikan kegiatan rapatnya dan segera memasuki mobil, ia bisa merelakan apapun demi mina karena bagi jimin yang terpenting adalah bagaimana mina bisa bahagia disisa waktunya, walaupun sebenarnya jimin tak pernah menganggap mina sakit, karena dari dulu yang menjadi prioritasnya adalah mina yang sudah ia anggap sebagai adiknya. Hidup dan besar bersama membuat keduanya erat tak terpisahkan, mina yang perhatian sedang jimin yang cuek namun dilubuk hatinya menyimpan rasa sayang yang dalam.
Jimin tersenyum manis saat mengingat apa yang sedang mina lakukan sekarang, menghubunginya hanya karena rindu makan mie bersama di toko langganan saat sekolah dulu? Sungguh sifat mina tak berubah walau sudah menyandang gelar sebagai istri, mina tetaplah mina yang manja, namun harus digaris bawahi bahwa mina hanya manja kepada keluarganya saja termasuk jimin.
Mina sudah siap dengan 2 mangkuk mie instan rebus dan 2 kaleng soda favorite nya, duduk menghadap luar toko yang hanya dipisahkan oleh kaca transparan tebal, didalam toko tak begitu dingin rupanya. Kali ini mina tak menggerutu kesal karena jimin datang tepat waktu, tidak terlambat berjam-jam seperti biasanya.
Jimin segera menghentikan mobilnya saat sudah tiba, ia berjalan masuk kedalam toko dan mendudukan dirinya dikursi tepat disamping mina.
"Udaranya dingin dan kau tega meminta bertemu disini?" keluh jimin
"Sudah cepat makan mie mu, jangan sampai dingin nanti tidak enak" titah mina sembari membuka penutup kaleng sodanya
"Hmm beginikah yang katanya rindu itu?" sindir jimin, sontak mina menolehkan kepalanya dan mengerutkan keningnya
"Hei aku rindu memakan mie denganmu bukan rindu padamu beruang"
"Ah yaya terserah kau saja kerbau" balas jimin dengan mencebikkan bibirnya
Mina tak berniat membalas, ia asik dengan mie nya yang terasa begitu enak saat dimakan panas dan pada cuaca sedingin ini. Mina menikmati setiap suap yang ia masukan kedalam mulut, sungguh nikmat pikirnya.
Jimin menolehkan kepalanya kesamping dan melihat mina yang serius memakan mienya, sudut bibirnya terangkat dan kegiatan makannya terhenti. Jimin menatap nanar, ia tau bahwa mina sudah jarang bahkan mungkin tak pernah merasakan mie kemasan seperti sekarang. Ia tak lupa bahwa mina sudah divonis mengidap kanker dan kondisinya mengharuskan untuk menjauhi makanan nikmat tersebut.
"Kau tidak rindu ayah ibu Park?" tanya jimin, mina yang mendengarnya segera menghentikan makannya lalu menatap jimin lekat.
"Rindu? Sangat rindu jim. Apalagi sudah lama aku tidak memeluk tubuh ibu yang wangi" jawab mina sembari memeluk tubuhnya sendiri
"Luangkan waktumu untuk menjenguk mereka mina, mereka juga pasti rindu padamu" jimin meraih pundak mina dan ia elus pelan
"Baiklah nanti aku akan bilang pada taehyung"
"Menginap tapi" pinta jimin
"Ya ya beruang!"
Selesai dengan acara makan, mina kembali kedalam butiknya sedang jimin berlalu untuk menyusul rapat yang tertunda. Mina tak sabar ingin sekali mengunjungi keluarga Park, keluarga yang dengan sabar merawat dan membesarkannya hingga ia berhasil seperti ini. Mungkin nanti ia akan membicarakan masalah ini dengan suaminya pikir mina.
Mina menghentikan langkahnya saat akan masuk kedalam ruangan pribadinya, kenapa tiba-tiba ia teringat dengan taehyung yang selama ini perhatian, mina juga baru menyadari jika taehyung selalu menunjukkan sisi manisnya, namun seakan mina sadar saat bisikan
Taehyung hanya menjalankan tugasnya menjadi suami
membangunkan mina dari angannya, mina mengedikkan bahunya tak ingin larut dalam pikiran itu. Bahkan mina belum menyadari jika taehyung sudah menaruh hati kepadanya, salah? Tidak ada yang salah jika menyangkut cinta, tapi disini yang salah adalah waktu, waktu yang mungkin tidak tepat untuk mina.
Masih betah sama TIME?
Salam sayang ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanfictionDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...