Tiba dirumah, taehyung segera masuk tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada mina. Ia terus melangkah masuk kedalam kamar dan menenggelamkan tubuhnya di ranjang. Rasa itu.. rasa perih dihati taehyung seperti telah kembali menganga, dulu sebelum pernikahan ini terjadi taehyung sangat mencintai wanita, wanita yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengannya.
Dan wanita yang juga sudah menoreh bara, merobek kepercayaan taehyung dengan berselingkuh. Taehyung sangat membenci segala macam penghinatan, mau itu dihubungan asmara, pekerjaan bahkan keluarga sekalipun. Ia hancur saat itu, dan benar ia memutuskan untuk menerima pernikahan ini karena membantu sahabatnya. Pernikahan konyol yang harus ia jalani selama 1 tahun, menikahi wanita yang bahkan tak ia kenal sebelumnya.
Mina.. menyebut namanya saja asing saat itu, namun sepertinya Tuhan mempunyai jalannya sendiri, buktinya rasa cinta itu tumbuh tidak lama setelah menikah. Bahkan taehyung sadar jika rasa cintanya tidak lagi sama dengan yang pernah ia rasakan dengan mantan kekasihnya, rasanya berbeda, sangat dalam, menyenangkan, dan mambahagiakan ditambah hubungan mereka sah.
Kali ini, luka itu kembali hinggap. Rasa sesak saat melihat mina bersama pria lain, sungguh membuatnya frustasi. Oke baiklah mina tak menyebutkan bahwa boleh mencintai orang lain saat hubungan pernikahan mereka masih berjalan, namun satu syarat mina yang masih ia ingat betul, Berkomitmen- juga bisa menjelaskan bahwa mereka tidak harus melakukan hal menjijikan seperti itu.
Taehyung mengusap wajahnya kasar, memang yang dilakukan mina hanya lah mengobrol dan tidak melakukan hal yang berbau negatif, pelukan dan ciuman contohnya. Sungguh, jika taehyung melihat itu semua ia tak yakin akan bisa mengontrol emosi. Katakan saja taehyung pencemburu, bahkan ia memiliki kadar kecemburuan sangat tinggi kepada mina. Kepada mantannya juga, tapi ya sudahlah..
Ia beranjak kekamar mandi untuk melepas penat, untuk saat ini ia malas bertemu mina. Ekspresi bahagia dan tawa mina terus terngiang dikepala taehyung, ia marah? Tentu! Kenapa harus pria lain yang mendapatkannya, bahkan kepadanya saja mina tak pernah tertawa seperti itu, taehyung akui ia iri.
Berbeda dengan keadaan taehyung yang frustasi, mina keluar dari mobil bebarengan dengan jimin. Ia diam masih memikirkan segala kemungkinan yang terjadi, alasan apa yang membuat taehyung sedingin itu. Mina terus merutuki kebodohannya, tapi apakah semua ini salahnya? Entahlah mina tak mau terlalu larut memikirkannya,
"Diam ditempatmu" ucap jimin,
Mina yang mendengarnya lantas berhenti melangkah lalu menoleh kebelakang dengan malas, menatap jimin yang masih berada disisi badan mobil. "Hmm.."
"Katakan semuanya padaku, sekarang"
Mina menghela nafas, "Apa yang harus aku katakan?"
"Semuanya, semua kejadian hari ini" jimin mempertegas ucapaannya
Mina nampak berfikir sejenak, lalu ia melangkah lebih dekat kearah jimin. Ia sandarkan tubuhnya kebadan mobil lalu menatap kosong keatas.
"Baiklah jika kau memaksa"
Jimin terus memperhatikan perubahan raut muka mina yang terlihat sendu, jika dulu sangat mudah menebak apa yang akan mina katakan mengingat seluruh kegiatannya dipantau oleh jimin. Tapi sekarang, jimin sudah kehilangan kemampuan itu. Keadaan yang merubahnya, keadaan yang tidak memungkinkan jimin untuk selalu berada disisi mina.
Jimin ikut menyandarkan tubuhnya disamping mina, "Aku selalu siap untuk mendengarnya" ucapnya tulus
"Hal pertama yang harus kau lakukan adalah berjanji jim, berjanjilah tidak akan mengatakan apapun kepada taehyung"
Sontak jimin menoleh kesamping, mina ikut menolehkan kepalanya lalu tersenyum kecut. "Jika kau tak sanggup menepati janji itu maka aku tak akan mengatakan sepatah kat.."
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanficDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...