Mina tiba dirumah tepat pukul 10 pm, masih gelap dan dapat ia pastikan bahwa taehyung belum kembali. Ia menarik nafas panjang, hari ini ia begitu lelah mengerjakan beberapa pekerjaan.
Ia masuk kedalam kamar lalu mengambil beberapa potong pakaian, ia berniat mandi karena tubuhnya ia rasa sudah gerah dan bau keringat. Mina mengisi bathup dengan air hangat lalu ia tuang wewangian, ingin sekali ia merelaksasikan tubuhnya dari penat hari ini dengan berendam.
Mina mengambil posisi senyaman mungkin lalu mulai berendam disana, matanya terpejam dan sesekali ia menggosok tubuhnya. Ah alarm ponselnya berbunyi, mina menoleh kesamping kiri dimana ponselnya ia letakkan disana. Mina mengerutkan dahi,
Bukankah aku sudah meminum obat tadi
Ia ambil ponsel yang masih bergetar itu lalu ia tersenyum simpul, bukan alarm minum obat atau alarm yang sudah ia setting lebih dulu. Tapi pesan dari dokter Jin yang mengisyaratkan alarm untuknya kontrol besok pagi. Ia ingat, jika jadwal kontrolnya sudah tiba.
Mina bangkit dari acara berendamnya lalu beranjak keluar dari kamar mandi, ternyata taehyung belum pulang dan ini benar-benar sudah larut. Mina bersiap pergi kedapur dan menyiapkam makanan dimeja, hanya berjaga-jaga jika saat taehyung tiba dan merasa lapar sudah ada makanan yang bisa ia santap. Setelah selesai mina kembali masuk kekamar lalu menidurkan tubuhnya.
Hari ini benar-benar melelahkan, buktinya belum lebih dari 5 menit mina sudah sangat terlelap disana.
..
Mina membuka matanya perlahan karena kantuk masih merajai tubuhnya. Dengan malas ia beranjak bangun dan mendudukan tubuhnya bersandar dikepala ranjang. Ia menoleh kesisi ranjang mencari suaminya, tapi nihil disana kosong hanya ada bantal tidur dan guling.
Mina menghembuskan nafas kasar lalu pergi kedapur untuk menyiapkan makanan, dahinya berkerut sesaat ia lihat dimeja sudah tidak ada makanan, padahal ia ingat betul sesaat sebelum pergi tidur ia menyiapkan makanan untuk taehyung. Ia tersenyum lega, dugaan bahwa taehyung tak pulang tadi malam ternyata salah. Taehyung pulang dan makan makanan yang ia siapkan tadi malam. Namun yang menjadi pertanyaan dimana taehyung sekarang?
Mina menolehkan kepala kearah dinding di sisi belakang tubuhnya, matanya membulat tatkala melihat jam dinding telah menunjukkan pukul 9. Ah sial ternyata ia bangun terlalu siang, pantas saja taehyung sudah tidak ada.
Mina menggigit bibir bawahnya, harapan bertemu suaminya dan menyalurkan rindu nyatanya harus batal. Dan lagi mina menghembuskan nafas kasar, ia sangat merindukan taehyung dari kemarin. Ia bahkan tak sadar jika ketiduran, padahal niat awalnya adalah menunggu taehyung pulang dan memeluk tubuh suaminya dengan erat, menyalurkan seluruh kerinduan.
Lucu, mina tersenyum geli. Ia dan suaminya bertemu setiap hari tapi nyatanya ia tak bisa membendung kerinduannya itu. Mina ingin sekali pergi kekantor taehyung dan mengacaukan seluruh pekerjaan suaminya, dengan cara yang bisa di bilang tak pernah terfikirkan sebelumnya. Mina berniat memeluk dan meciumi wajah taehyung saat telah tiba dikantor dan mungkin itu akan berlangsung sampai sore hari, sampai jam pulang.
Tapi mina harus urungkan niat itu, ia ada jadwal lebih penting dari pada melepas rindu dengan suaminya. Kontrol! Sungguh mina lelah melakukan itu, ia meminum obat setiap hari dan datang kerumah sakit setiap dua minggu. Mau bagaimana lagi, mina tidak berputus asa atas penyakitnya. Ia ingin sembuh, dan menyelamatkan pernikahannya dengan taehyung. Walau hanya kontrak, namun mina meresapi seluruh prosesnya, ia tulus melakukan seluruh tugas menjadi istri selama 2 bulan ini.
Mina sudah siap untuk pergi, didalam mobil ia bersenandung kecil dan sudut bibirnya selalu terangkat. Entahlah, hari ini ia begitu bahagia saat mengingat wajah suaminya, ia rasa ada yang aneh namun sungguh mina juga bingung mengapa ia bisa sangat rindu pada taehyung.
Ia turun dari mobil lalu berjalan santai menuju lobi rumah sakit, sesampainya disana mina mengambil ponsel yang ia rasakan berdering didalam tas kecilnya. Dahinya berkerut saat melihat pesan bahwa taehyung ada dirumah dan tengah menunggunya, mina terkejut bukan main. Harus membalas apa ia sekarang, belum selesai mina dengan keterkejutannya, taehyung kembali mengirim pesan kepada dirinya.
Sayang, jika kau sibuk tidak apa. Aku hanya ingin mengabarkan bahwa akan pergi keluar kota dan menginap 1 malam disana. Tidak apa-apa kan?
TaeMina harus apa, ia ingin sekali menemui suaminya sekarang. Ia benar-benar rindu! Namun jadwal kontrol menyela waktunya dan itu akan berakibat buruk jika terlewat sekali saja. Sungguh ia juga bernafas lega sekarang karena tak perlu beralasan dan berbohong kepada taehyung. Tapi kekecewaan dan - kehilangan ia rasa sangat mendominasi hatinya sekarang. Mina segera men-dial suaminya
"Halo, sayang" suara taehyung yang terdengar diseberang sana
"Kenapa mendadak? Apakah tidak bisa ditunda dulu. Aku ingin sekali bertemu"
"Aku harus berangkat segera sayang, karena ini jadwal rapat mendadak yang perlu kudatangi jadi maafkan aku. Dan untuk tadi pagi sungguh aku tidak ingin menganggu tidurmu. Kau terlihat sangat kelelahan"
Mina mendengus dan itu masuk ke pendengaran taehyung, taehyung terkekeh diseberang sana
"Kau beranikan dirumah sendirian, atau bisa menginap di rumah Jimin"
"Baiklah" jawab mina sekenanya, ia juga sebenarnya bingung ingin mengatakan apa
"Baiklah aku tutup ya"
"Tunggu, tae"
"hmm"
Mina menarik nafas dalam "hati-hati dan pulanglah segera"
"Tentu sayang, aku belum berangkat tapi sudah merindukanmu"
Sontak pipi mina memanas dan merona, apa yang baru saja ia dengar itu benar, taehyung merindukannya? Mina tersenyum bahagia, hatinya menghangat saat mendengar kata bahwa suaminya merindukan dirinya. Jujur mina juga ingin membalas perkataan taehyung, tapi mulutnya terkunci dan jantungnya berdabar tak karuan saat ingin mengucapkannya. Dan bodohnya ia malah mematikan panggilan itu dan sedetik kemudian ia menyesal setengah mati
Aku juga merindukanmu tae, ah bodoh kenapa sulit mengatakan itu. Aku merindukanmu tae sungguh merindukanmu.
Mina kembali memasukkan ponselnya kedalam tas, dan berjalan terburu-buru keruangan pemeriksaan karena sudah terlambat dari jam yang suduh ditentukan. Ia masuk dan menemukan dokter Jin didalam sana, jas putih yang melekat ditubuhnya yang tinggi sangat terlihat pas dan kacamata yang bertengger manis dihidung mancungnya sungguh sangat mempesona apalagi saat sedang fokus seperti ini, ketampanan dokter Jin semakim bertambah berkali-kali lipat.
Mina membuang muka menghadap kearah tempat duduk karena tak ingin larut menikmati keindahan didepan matanya, ia merutuki dirinya sendiri, beberapa saat yang lalu mulutnya terucap merindukan taehyung tapi sekarang matanya seakan ingin merekam moment indah dr. Jin. Dasar mina, pikirnya sembari memukul pelan kepalanya.
Dokter Jin yang melihat itu lantas, beranjak dari duduk lalu mendekat dan memegang wajah mina.
"Kepala kamu kenapa, ada yang sakit?" tanya dokter Jin sembari mengamati raut muka mina yang terlihat linglung. Siapa yang tak linglung jika melihat keelokan wajah nan tampannya dokter seokjin didepan mata.
Mina berdeham lalu menjauh satu langkah kebelakang. Ia merasa gugup tapi berbeda saat ia bersama taehyung, ia hanya gugup namun jantungnya tak berdebar hebat, tidak seperti saat melihat taehyung.
"Aku sudah siap, kapan kita melakukan kontrolnya?" tanya mina, niatnya ingin mengubah topik pembicaraan dan tak ingin larut dalam kekagumannya, ya mina yakin itu hanya rasa kagum semata.
"Ah..ayo" ajak dokter Jin seraya berjalan menuju alat yang berada didalam ruangan disamping ruang pemeriksaan miliknya.
Namun belum sempat mina menyusul untuk keluar ruangan, dokted Jin dikagetkan saat mina tiba-tiba merintih kesakitan sembari memegangi perutnya. Dokter Jin tau betul, bahwa penyakit mina kambuh saat ini. Dengan sigap dokter Jin membopong tubuh mina keatas ranjang pasien dan memeriksanya segera. Karena tak tahan lagi akan sakit yang melanda perutnya, mina akhirnya melemas dan kegelapan merenggutnya.
Maaf karena slow update 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanficDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...