"Kau tidak merindukanku?" Ucap mina manja
Taehyung terkekeh, "Masih saja memberiku pertanyaan itu? Sayang, aku sangat merindukanmu. Bahkan saat ini juga aku ingin pulang dan memeluk tubuhmu seharian" jawabnya dari seberang sana
Mina menunduk malu, padahal hanya mendengarnya lewat panggilan telephone namun ia tak bisa menyembunyikan bagaimana berbunganya hatinya saat ini. Masih saja merasa tersipu saat mendengar kalimat manis dari suaminya.
Mina segera menetralkan mimik mukanya, "Kau sudah berjanji besok akan pulang. Aku harus menagihnya!"
"Baik, aku akan menepati janjiku sayang. Lalu sekarang bisakah aku menutup panggilannya?"
"Hmm.." jawab mina
Hening
"Tae katamu ingin menutup panggilannya?"
"Kau saja sayang"
"Baiklah aku tutup, aku akan menunggumu dirumah"
Lalu terdengar panggilan telah diakhiri. Mina menjauhkan ponselnya. Dengan senyum merekah, ia berjalan kearah almari, memilih beberapa potong pakaian yang akan ia gunakan menyambut kepulangan taehyung.
...
12 hari berlalu semenjak kepergian taehyung ke Kanada, juga lewat dari jadwal pulang yang seharusnya. Mina menggeram kesal, tangannya menggenggam erat ponsel yang masih berbunyi nada sambungan tidak aktif.
Sejak hari dimana taehyung berangkat, hubungan mereka masih baik-baik saja, masih melakukan panggilan dan video call setiap hari.
Lalu setelah janji kepulangan taehyung malam itu, tak terdengar lagi kabar dari suaminya, sangat sulit menghubungi taehyung, jangankan melakukan panggilan video setiap malam, mengirim pesan pun hampir tak dibalas oleh suaminya. Ia marah tentu saja, andai kata taehyung tak berjanji pulang waktu itu, ia tak akan sekesal ini.
Ayolah mina masih tetap mina, wanita hamil yang ingin dimanja suami. Katakan saja mina manja, ya ia memang manja semenjak bertemu kembali dengan suaminya.
Tak mau larut, mina kembali mengangkat ponsel dan melakukan panggilan ke nomor taehyung, berharap jika panggilan kali ini akan tersambung dan mina kembali mendengar kabar suaminya. Ia sudah rindu, sudah ingin bertemu.
Namun bukannya senang, mina malah kembali kecewa. Kembali mendengar nada sambungan tidak aktif, membosankan! Sudah berapa kali nada sambungan itu muncul. Puluhan? Ratusan?
Gelisah sudah mengambil alih rasa kesal didalam hatinya, waktu kelahiran sudah akan dilakukan 2 hari lagi, mina takut ia tak akan sanggup, bagaimana bisa ia melakukan semuanya sendiri tanpa ada taehyung disampingnya.
Bangkit dari duduk, mina melangkah menuju jendela kaca besar yang menampakan pemandangan taman belakang dari posisinya berdiri. Rintikan air perlahan jatuh menetes, membasahi daun pohon hingga keranting dan akhirnya turun membasahi akarnya. Mina menerawang awan hitam dihadapannya, gelap malam semakin terasa suram kala awan hitam itu menyambut, apa yang akan terjadi jika taehyung tak akan kembali?
Tiba-tiba rintikan air diluar semakin terasa lebat seperti guyuran, bahkan mengikis jarak pandang dan membuatnya semakin gelap. Mina mengangkat genggaman tangannya, menatap layar ponselnya yang mati, lalu kembali menerawang hujan lebat dihadapannya.
Apa yang tengah terjadi, hujan kali ini serasa mengiringi hawa sendu yang tengah melingkupi hati mina. Seakan tau jika ia tengah merindukan seseorang, apa yang akan terjadi nanti? Pikirannya melayang tanpa arah
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
Fiksi PenggemarDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...