39• Yes, I love You!

1.1K 133 15
                                    

Perlahan taehyung beranjak dari tempat persembunyiannya, dari balik dinding ia keluar dan memastikan bahwa punggung pria yang ia lihat didepannya itu adalah punggung dokter jin.

Ia mulai melangkah dengan pasti, walaupun tubuhnya bergetar sekarang, tapi luapan kerinduan sudah tak bisa lagi ia tahan.

Bagaimana bisa taehyung melepas orang yang sangat ia sayangi, sedang seseorang yang ia cari-cari selama ini sudah ada didepan mata. Ternyata benar kata aira, bahwa pengorbanannya selama ini tak sia-sia.

Taehyung kalut, terpukul, dan dalam keadaan paling jatuh kala itu, kala wanita yang mengisi hatinya tak lagi berada disampingnya, kala tak ada satu kabarpun yang menyatakan bahwa istrinya itu baik-baik saja. Taehyung hanyut dengan rasa bersalah yang amat sangat dalam, hingga ia ingin mencekik lehernya sendiri.

Tidak mudah bagi taehyung menjalani kehidupannya beberapa bulan lalu, saat ia harus menelan kepahitan bahwa keadaan tak lagi sama, bahwa ia sendiri yang harus bertanggung jawab kepada sakit hati yang mina rasakan.

Lalu, surat gugatan itu kembali mengingatkannya akan kesesakan yang amat sangat menyiksa. Ia sungguh tak bisa bernafas dengan tenang, setiap hari bahkan setiap detik yang ia lewati sungguh membuatnya seperti menikamkan belati tajam ke jantungnya sendiri.

Tuhan seperti sengaja mengujinya lagi dan lagi, saat ia kerahkan seluruh kemampuan dan perhatian pada saat ia mencari keberadaan mina, ia sendiri sudah seperti orang gila dan pikiran kalutnya sungguh membawanya ingin mengakhiri hidup. Hukuman itu sungguh menyakitkan.

Taehyung tertawa lirih, menertawai dirinya sendiri bahwa dengan tak sengaja ia menemukan sosok mina dirumah sakit ini, bahkan sebelumnya ia memeriksa seluruh rumah sakit dikota ini dan hasilnya selalu nihil.

Sekarang, ia berada tepat didepan pintu ruangan. Taehyung menyentuh kenop pintu dan membukanya perlahan.

Sudah tak bisa ia ukur kadar kebahagiaan dan rasa lega yang ia alami sekarang, betapa tak terbendung bagaimana keinginan taehyung membawa tubuh kurus itu kedalam pelukannya yang hangat.

Saat manik matanya menatap mina yang tengah terlelap, ia tak lagi bisa menahan lelehan air mata yang jatuh mengalir. Seakan masih tak percaya bahwa takdir benar-benar membawanya kembali bertemu dengan sosok yang paling ia sayangi.

"Sayang.." Lirihnya

Taehyung berjalan mendekat dengan langkah gemetar. Saat sampai tepat disamping brankar, taehyung menunduk meratapi kebodohan karena tak bisa menemukan mina dengan cepat. Bagaimana bisa taehyung tak tau jika mina tengah dirawat dirumah sakit dan melawan penyakit sedang keadaannya hamil sekarang.

Taehyung mensejajarkan wajahnya, mengusap sayang pipi istrinya yang terlihat semakin tirus lalu mengecup lama kening mina. Karena tak ingin mina bangun karena lelehan air matanya, taehyung kembali menarik bibirnya dari kening mina.

Ia beralih kebawah, mengelus pelan perut mina yang membuncit. Bahkan saking bodohnya taehyung tak tau sudah berapa bulan kehamilan istrinya itu. Ia dekatkan kepalanya untuk mengecup perut mina, lalu berbisik sesuatu disana

"Hallo anak daddy, kalian sehat didalam? Apa selama daddy tidak disini kalian merepotkan mommy?"

"Hei, ini daddy" Ucapnya semakin lirih

Semakin lama semakin banyak pula lelehan air mata itu jatuh, semakin terisak pula taehyung ditempatnya.

Lalu ia melepaskan headphone dari perut mina, membereskan sedikit pakaian mina yang tersingkap lalu mengambil ponsel mina dan meletakkanya diatas nakas.

Taehyung beranjak, melepas sepatu yang ia pakai disusul jas kerja yang seharian ini ia kenakan. Ia menaiki brankar dengan perlahan lalu menempatkan tubuhnya dibelakang tubuh mina yang tengah tertidur dengan posisi menyamping.

TIME - (Taemina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang