Mina berjalan gontai menuju kamar mandi, ia memejamkan matanya sembari menikmati guyuran shower. Mengingat kejadian yang baru saja terjadi membuatnya kembali meneteskan air mata, bahunya bergetar karena begitu terisak. Dengan bertumpu dinding kamar mandi yang dingin, ia masih betah merasakan guyuran shower yang terus meluruhkan air mata di pipinya. Karena semakin tak bisa membendung rasa kecewa akhirnya tubuh mina merosot dan bersimpuh dilantai.
Hatinya sungguh hancur dan ia merasa harga dirinya terinjak-injak, mina tidak bodoh hanya untuk menyadari sikap taehyung yang sangat kasar, Jalang! kata-kata itu lah yang terus mengusiknya. Mina bangkit lalu menghentikan guyuran shower, ia melilitkan handuk ke tubuhnnya lalu berjalan keluar, namun langkahnya terhenti didepan cermin dan disana mina melihat pantulan dirinya. Ia meringis kala melihat bagaimana luka-luka kecil itu bersarang dibagian atas tubuh mina.
Luka gigitan dibibir mina yang tadi memberi rasa amis ditengah ciuman, memar di kedua sisi bahunya yang memerah karena terlalu kuat taehyung menyentaknya, luka gigitan yang berada bagian atas dada juga menjadi bukti bahwa taehyung begitu kasar, sebelum ini memang taehyung sering memberi luka gigitan disana namun begitu lembut dan membuatnya bahagia, berbeda dengan sekarang yang terasa perih dan hanya ada kesakitan.
Setelah mengganti pakaian, mina mendekat kearah ranjang, ia tidurkan tubuhnya. Saat ingatan kembali berputar dikepala, mina kembali menjatuhkan air mata. Apakah keputusan yang ia ambil sudah benar?
Beberapa saat sebelumnya..
Setelah mina memakai gaun dan sepatu dari taehyung, ia berangkat dengan sumringah menuju restaurant tempat makan malam yang taehyung janjikan menggunakan mobil pribadinya, waktu itu memang menunjukkan pukul 6.30 pm. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang karena jarak tempuhnya tidak telalu jauh, selama perjalanan mina dibuat penasaran mengapa taehyung mengajaknya untuk makan malam, padahal biasanya taehyung menyukai makan malam dirumah, karena masakan istri adalah masakan terenak didunia, katanya.
Setelah sampai, mina memarkirkan mobilnya namun belum kunjung keluar dari mobil. Ia terheran karena restaurant yang ia tuju terlihat begitu sepi, pengunjung yang masuk pun keluar lagi tak lama setelahnya.
Mina mengernyit saat pandangannya jatuh kepada seorang pria berkemeja tengah duduk tak jauh dari pintu masuk restaurant. Karena restauran itu banyak menggunakan kaca lebar sebagai pengganti jendela, jadi mina leluasa melihat keadaan didalam.
Disana, mina melihat taehyung tengah tersenyum begitu manisnya. Sesekali mengusap layar ponselnya memastikan keberadaan mina, sedang mina hanya bisa tertawa kecil. Memang sengaja ia tak mengindahkan panggilan dari taehyung, padahal ini sudah pukul 7.00 pm dan mina belum berniat turun dari mobilnya.
Karena begitu penasaran, mina akhirnya turun dari mobil lalu melangkah menuju restaurant. Langkahnya terhalang, sebelum masuk ia sudah dihadang lebih dulu oleh beberapa pegawai.
"Nona siapa?" Tanya pegawai itu penuh selidik
"Hm.. aku?"
Dilihatnya taehyung beranjak dari kursi, tatapannya terus mengikuti taehyung yang berjalan menuju kamar mandi. Mina kembali menatap pegawai itu,
"Aku.."
"Maaf nona, restaurant ini sudah disewa oleh seseorang yang akan melamar kekasihnya. Acaranya begitu penting hingga tidak diperbolehkan siapapun masuk kecuali kekasihnya" ucap pegawai yang berdiri tak jauh dari mina
Mina menatap pegawai itu dengan seksama. Apakah benar begitu? Lalu mengapa taehyung mengajak mina untuk makan malam di restaurant ini. Tunggu tunggu, apakah..
"Maaf, jika boleh tau siapa yang tengah menyewa restaurant ini?" Tanya mina penasaran
Pegawai itu nampak terganggu mendengar pertanyaan mina, lantas pegawai itu menatap mina penuh selidik dan seperti memindai penampilan mina dari mulai atas hingga bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanficDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...