33• Have I Lost You?

1K 129 17
                                    

Tidak ada yang paling menyakitkan dibanding kehilangan seseorang paling berarti didalam hidup ditambah rasa menyesal yang seakan menikam, tidak ada yang paling taehyung inginkan dibanding bertemu dengan istrinya sekarang. Terhitung sudah satu minggu lamanya taehyung tak berjumpa, bahkan mendengar suara mina pun tidak.

Taehyung benci saat mendapati kebenarannya, bukan benci kepada mina tapi lebih kepada dirinya sendiri. Serta kecewa dan menyesali mengapa hanya dirinya yang tidak tau hal yang sebenarnya. Bukankah status taehyung adalah suami mina?

Status? Taehyung tertawa lirih, menertawai dirinya sendiri yang seperti orang bodoh. Benar, taehyung hanya berstatus suami, tak lebih dari itu. Lalu apa arti status itu diluar dari sepenggal perjanjian konyol antara dirinya dan mina, tidak ada artinya bukan, status itu sama sekali tak memiliki pengaruh.

Sekalipun ia tak tau apa hal yang menjadi kesukaan mina, makanan favorite, barang kesayangan dan yang paling memprihatinkan adalah bahwa dirinya sama sekali tak bisa memahami isi hati istrinya. Benar-benar konyol bukan main, padahal sudah dalam hitungan bulan mereka membina rumah tangga, apa sebegitu tak taunya taehyung?

Bodoh bukan, begitulah taehyung menyebut dirinya sendiri. Bagaimana bisa mina menyembunyikan hal besar seperti ini darinya, apa sebegitu tidak pentingnya taehyung? Apa mina tidak bisa memberinya sedikit rasa percaya? Apa.. Ah sudahlah

Taehyung tidak marah, sama sekali tidak. Hanya saja rasanya campur aduk didalam sana, didalam hatinya. Terpukul? Pasti, Kecewa? Tentu, Menyesal? Jangan tanya lagi. Tidak ada gairah untuk menjalani hidup, tidak ada semangat tiap kali ia membuka mata dan hatinya seakan ditikam saat mengingat betapa teganya ia beberapa hari lalu.

Bersandiwara seakan ia sudah bahagia mempunyai wanita lain, dan diperparah dengan pemaksaan malam itu yang mungkin sudah melukai harga diri istrinya. Mengingat hal itu semakin menambah suram suasana hatinya. Sungguh jika saja saat itu ia tau kondisi mina, mungkin semuanya tidak akan terjadi. Ia akui saat itu hanyalah emosi semata, hanya karena taehyung termakan dengan rasa cemburunya sendiri. Semakin memikirkan itu semakin sakit pula rasa hatinya.

Bahkan mungkin bisa dikatakan taehyung sudah seperti mayat hidup sekarang, sama sekali tidak melakukan hal apapun dirumah, tatapannya kosong sekosong hatinya menanti sang pujaan hati, siapa lagi kalau bukan mina istrinya. Yang ia lakukan hanya memeluk bingkai foto istrinya, meratapi kesalahan dan kebodohan yang ia buat hingga mungkin kepergian mina karena memang ingin meninggalkan dirinya, tanpa tau jika istrinya tengah tertidur lemah dibrankar rumah sakit.

Saat ini hanya denting jam yang menemani taehyung meresapi penyesalannya, dengan kondisi kamar gelap dan pengap ia meratapi seluruh kejadian yang menimpa beberapa waktu terakhir. Tidak banyak yang ia lakukan, hanya memandang kearah jendela yang tirainya sengaja ia buka, menerawang jauh ke saat ia menikmati harinya bersama mina, istrinya.

Namun kegiatan itu harus buyar saat taehyung mendengar ponselnya berbunyi, nyaring sekali hingga suaranya memenuhi seluruh penjuru kamar. Memang sengaja ia atur seperti itu, karena taehyung berharap jika suatu saat ponselnya berbunyi dan itu dari mina.

Dengan hati berdebar dan rasa bahagia yang membuncah, taehyung beranjak dari posisi tidurnya lalu segera meraih ponsel yang berada diatas nakas, berharap yang ia terima adalah panggilan dari istrinya.

Sesaat ia tertegun menatap layar ponselnya dengan raut kecewa, harapan yang ia bangun sesaat tadi pupus begitu saja ketika ia membaca nama yang tertera. Aira..

Dengan berat hati taehyung membawa ponselnya kesamping telinga setelah menggeser icon hijau, sebenarnya sungguh malas ia menerima panggilan dari siapapun tak terkecuali kakak sepupunya itu, taehyung akan mengecek ponselnya sesekali saja, serta yang ia lakukan hanya menunggu panggilan atau pesan singkat dari mina. Hanya mina yang ia nantikan

TIME - (Taemina) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang