Jimin menghembuskan nafas lega saat netranya menatap tubuh mina yang terbaring diranjang rumah sakit. Kakinya melangkah pelan sembari mengedarkan pandangannya kepenjuru ruangan, ada ibu Park yang tengah duduk santai disofa sembari tangannya serius mengupas buah, nampak belum menyadari kedatangan jimin.
Hening, hanya terdengar suara berisik televisi itupun dengan volume yang disetel pelan. Langkah jimin membawa tubuhnya mendekat lalu ikut mendudukan tubuhnya disofa disamping ibunya, namun fokusnya masih kepada wanita yang masih setia tertidur diranjang, meringkuk lemah yang disampingnya hanya ditemani tiang infus. Wajahnya sudah nampak normal, tak pucat seperti beberapa jam yang lalu, saat pertama kali ia datang kerumah sakit.
"Kondisi mina sudah membaik, jangan terlalu khawatir nak"
Perlahan jimin menoleh, mengalihkan fokus matanya kepada wanita paruh baya yang duduk tepat disampingnya ini. Jimin tersenyum lembut, lalu menyentuh tangan ibu Park, mengambil alih kegiatan mengupas lalu meletakkannya keatas meja. Jimin kembali meraih tangan ibunya, sembari ia elus-elus pelan.
"Ibu, istirahatlah. Semalaman ibu sudah menjaga mina, wajah ibu terlihat letih. Biar aku saja yang menjaga mina sekarang" ucapnya
Ibu Park tersenyum teduh lalu mengangguk pelan, menuruti kata putra semata wayangnya. Matanya melirik posisi mina sekilas lalu kembali menatap jimin
"Baiklah nak" tangan ibu Park terulur menyentuh pucuk kepala jimin
Jimin mengangguk patuh, lalu mulai melepas genggaman tangan ibunya. Sedang ibu Park mulai beranjak lalu membaringkan tubuhnya di ranjang mini yang berada tak jauh dari sofa, mengingat kamar rawat yang keluarga Park pilih untuk mina memang dikhususkan.
"Jim.." ibu Park kembali mendudukan tubuhnya, menatap jimin yang duduk disofa
"Hmm" jimin hanya bergumam sembari menoleh kearah ibunya
"Jangan terlalu menyalahkan taehyung, ayah sudah cerita pada ibu tentang kejadian tadi malam"
Jimin mendengus "Ibu melarangku memberi pelajaran pada pria tak bertanggung jawab itu? Ibu lupa, mina tadi kritis karena siapa?"
Ibu Park menghembuskan nafas berat, seperti menimbang apa yang akan ia ucapkan "Kau benar, taehyung memang ikut andil dalam keadaan mina. Tapi jangan terlalu menghakiminya nak, kasian mina" netranya menatap kearah ranjang tidur mina
"Ibu jangan terlalu memikirkannya, aku sudah mempersiapkan sedikit kejutan untuk memberi pelajaran pada pria tak bertanggung jawab itu"
"Taehyung, jim.."
"Aku malas menyebut namanya ibu, andai saja bukan karena kebodohan pria itu, mina tak mungkin bisa selemah ini. Ibu tau kan bagaimana kita menjaga mina? Dan apa ibu tau jika suami mina yang bodoh itu berencana untuk menceraikan istrinya, bahkan ia sama sekali tak tau jika mina tengah mengandung dan memiliki penyakit?"
Ya ibu Park tau itu, taehyung memang satu-satunya orang yang tidak mengetahui keadaan mina. Bagaimana bisa tau jika mina saja berkeinginan demikian. Bukan salah taehyung, ia hanya tak mengerti kondisi mina yang sebenarnya dan hanya mengikuti alur kehidupan rumah tangga yang bahkan tak ia mengerti.
Dan bagaimana mau menyalahkan mina juga jika mina melakukan itu semua demi tak ingin melihat suami yang ia nikahi secara kontrak itu merasa kehilangan nanti, nyatanya memang begitu karena keduanya sudah saling mencintai hanya saja jalan mereka terjal.
Ibu Park nampak sedikit terhenyak mendengar apa yang dituturkan jimin,
"Bahkan masalahnya pun tak sepelik itu ibu, mina hanya menyembunyikan kondisinya. Itu saja" sergah jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanficDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...