Jimin menggerutu tak jelas sembari mengunyah snack yang berada didalam pelukannya, bersila disofa menghadap televisi yang sedari tadi menyala. Ia memaki dan mengumpati taehyung dan mina yang tak punya hati, bagaimana bisa ia melihat tanpa bisa merasakan seluruh adegan panas yang dipertontonkan didapur tadi.
Hingga nama hewan yang berada di kebun binatang pun tak luput ia sebutkan, sungguh hatinya dongkol bukan main. Sudah kedua kalinya ia memergoki sepasang suami istri itu bermesraan, tidak! bukan salah mereka berdua juga bermesraan seperti itu toh mereka sudah SAH. Namun yang membuat jimin tak terima adalah, apakah mereka tak punya kamar pribadi? Apa harus melakukannya di teras rumah jimin (saat malam itu) dan didapur siang tadi?
Jimin kembali meraup snack kedalam genggaman lalu ia jejalkan kemulut, setelah itu ia merogoh kantong celana dan mengambil ponsel, harusnya ia ada rapat penting pagi tadi, berhubung mina memintanya untuk berbelanja di supermarket karena taehyung tengah sakit sedang mina tak bisa meninggalkan taehyung sendirian. Ya, jimin melakukan semua yang mina minta, membelikan daftar belanjaan persis seperti yang mina sebutkan.
Tapi, apa imbalan untuknya? Pertunjukan live yang membuatnya jengkel setengah mati!
Jimin kembali memasukkan ponselnya setelah mengetikkan beberapa pesan yang ia tujukan kepada sekretarisnya, ia putuskan untuk mengganti jadwal rapat dilain hari. Hari ini ia ingin menghabiskan waktu bersama mina, sahabat kecilnya. Ia berniat untuk mengajak mina jalan-jalan dan pergi kebeberapa tempat untuk acara nostalgia, mengenang seluruh kisah mereka di masa kecil dan saat sekolah. Membayangkannya saja sudah membuat jimin bahagia, apalagi nanti setelah keinginannya terkabul.
Memang sudah lama ia tak menghabiskan waktu dengan mina, jangankan menghabiskan waktu bertemu saja jarang-jarang. Dulu setelah SMA mina memutuskan untuk meraih gelas Sarjana di luar negeri, sedang jimin tetap tinggal. Berbeda saat mereka meraih gelar Magister, mina kembali kekampung halaman sedang jimin bertolak ke Inggris. Menyebalkan bukan
Jika mengingat bagaimana mina dulu yang jahil membuat jimin kembali menelisik masa lalu, mina bukanlah gadis yang lemah, ia selalu menampakkan senyuman bagaimanapun keadaannya, selalu saja bilang "aku tidak enak kepadamu jim" saat jimin menawarkan bantuan. Tidak bisa ia pungkiri bahwa mina sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Dulu, jika mina diganggu oleh beberapa siswa disekolah jimin selalu menjadi garda terdepan untuknya. Saat mina terbaring sakit jiminlah sosok yang selalu merawatnya tidak ingin meninggalkan mina barang sedetik. Saat mina berada dalam posisi terpuruknya jimin juga yang selalu ada disamping mina. Bila diibaratkan, hubungan mereka berdua seperti Bulan di gelapnya malam, saling melengkapi. walau bukan saudara sedarah namun tak bisa menjadi pembatas diantara mereka.
Bagi jimin, mina lebih dari sahabat karena sudah ia anggap sebagai adiknya. Adik kecilnya yang selalu menggemaskan dan lucu.
"Kau masih disini jim?" Suara mina menyentak jimin dari acara menonton televisi. Mina berdiri menyandarkan tubuhhnya didaun pintu kamar sembari menyilangkan tangannya didepan dada.
Sejenak jimin lupa karena sedang ada di mode marah kepada mina, saat mengingat kedekatan mereka berdua sejak kecil. Namun karena jimin masih belum bisa mengalahkan egonya, ia kembali menunjukkan wajah jengkel.
"Hmm.." jawab jimin sekenanya
"Kau kenapa?"
Tanya mina heran melihat ekspresi jimin yang terlihat masam, sebenarnya mina tau alasan mengapa jimin seperti itu, namun sedikit menggoda jimin sepertinya menjadi kegiatan yang menyenangkan.Jimin menggeser duduknya lalu menoleh kearah mina yang berada dibelakangnya. "Kau masih bertanya mengapa?" Jimin memutar bola matanya malas
"Ya ya aku tau, makanya jangan jomblo"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME - (Taemina) ✔
FanficDulu, yang aku pikirkan sesaat mendengar pernyataan dokter adalah menghabiskan sisa waktuku untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi istri dan mengandung seorang anak. Namun sekarang, aku menyadari bahwa takdirku tak sesederhana itu. Takdir membawa...