Prologue~

41.1K 2.9K 39
                                    

Ruangan 6m×6m itu terlihat begitu menegangkan. Semua orang berjongkok dengan kepala menunduk sambil menutup telinga dengan kedua tangan. Mereka semua ketakutan, apalagi beberapa tentara kini tengah berdiri mengelilingi mereka seraya membawa senjata api. Semua orang takut dan bingung dengan apa yang tengah dialami oleh dirinya, mereka dipaksa berkumpul dengan kasar, menyeretnya jika ada yang membantah.

Clek

Bunyi senjata api itu terdengar lenggang. Semua orang termasuk siswa dan guru yang berjongkok takut disana terkejut, refleks berteriak ketika senjata api itu diarahkannya pada mereka.

Detik selanjutnya seorang komandan tentara datang dari arah pintu kelas, beserta beberapa tentara yang mengawalnya. Komandan tentara itu berdiri lalu menatap mereka dengan sorot mata yang dingin.

"Kalian semua akan dilenyapkan." Ujar sang komandan yang kemudian menjadi tanda tanya besar bagi seluruh murid dan guru yang ada disana. Mereka bergerak gelisah, menatap komandang dengan raut wajah seolah bertanya apa yang terjadi dan apa yang mereka lakukan terhadap kami? Apa yang salah dengan kami?

"Seluruh warga sekolah ini akan dilenyapkan karena sebuah wabah telah menyerang sekolah." Lanjutnya.

"Apa yang kau bicarakan?"
"Mengapa kita harus dilenyapkan? Apa yang kau maksud dengan wabah itu?!"

Komandan tersenyum miring. Kemudian menatap seorang gadis yang barusan bertanya kepada dirinya dengan senyum yang masih terpatri diwajahnya, "Saya menunggu pertanyaan itu anak muda." Ucap sang komandan, membuat gadis dengan rambut berkucir kuda itu menatap komandan dengan heran.

"Kita memiliki masalah serius." Kalimat yang dilontarkan oleh komandan sontak membuat semua perhatian tertuju padanya.

"Ada sebuah wabah yang telah menyerang sekolah, terpaksa kami harus mensterilkan lokasi ini, karena wabahnya sudah tiba disini, semua warga sekolah harus ditiadakan, supaya wabah itu tidak menyebar ke kota"

"Maafkan kami, tapi ini demi kebaikan yang lebih besar." Komandan itu menarik napasnya perlahan lalu menghembuskan napasnya lagi dengan gusar.

Gadis itu mengernyit heran, masih berusaha mencerna dengan apa yang dijelaskan oleh sang komandan barusan. "Kenapa kita harus ditiadakan, sementara kita semua tidak terjangkit wabah itu?!" Dirinya bersumpah jika dirinya tidak terjangkit wabah seperti apa yang dikatakan komandan, karena Ia memang tidak merasakan apapun, begitu juga dengan guru dan teman-temannya yang lain.

"Kau yakin? 90% warga sekolah telah terjangkit wabah virus itu, mereka menjadi gila dan tak terkendalikan, saya tidak yakin jika kamu dan teman-temanmu yang lain belum terjangkit virus menggerikan itu." Ujar komandan.

"Apapun yang kau katakan, tempat ini tetap akan disterilkan." Lanjutnya seraya memberi aba-aba kepada tentara yang lain untuk bersiap dengan senjatanya.

"KAU GILA?!"

"Maafkan saya, saya hanya menjalankan tugas untuk mencegah wabah ini agar tidak menyebar ke kota." Komandan lalu membungkukkan badan bermaksud meminta maaf, tak lama kemudian Ia kembali berdiri lagi dengan tegak.

"Cepat tembak mereka"

Detik selanjutnya Komandan berbalik dan pergi meninggalkan kelas tanpa rasa bersalah sedikitpun. Menyisakan mereka yang kini dilanda takut akan kematian mereka yang sudah didepan mata. Kemudian selang beberapa detik, para tentara pun mulai mengarahkan senjata apinya ke arah mereka.

"Ini benar benar gila!" Gadis berambut kucir kuda itu bergumam keras, menatap sengit ke arah komandan yang sudah menghilang dibalik pintu kelas.

"AHHHKKKKKKK!"

Tidak ada yang tidak terkejut dengan teriakan keras itu, salah seorang siswa menjerit keras serta menyerukan rintihan kesakitan, hal itu membuat semua pasang mata pun tertuju padanya.

Grarrrrrr

"TOLONG!"

Sosok makhluk menggerikan menerkamnya dari belakang, membuat orang-orang sontak terlonjak kaget menyaksikan sosok makhluk menggerogoti daging gadis itu dengan lapar.

"Cepett tolong dia!"

"ARRGGHHH TOLONG!"

DORRRRRR

Salah seorang tentara menembakkan peluru senjatanya kearah makhluk itu. "GAWAT, ADA ZOMBIE DISINI" Teriak sang tentara pada tentara yang lain. Wajahnya pucat, keringat basah bercucuran di pelipisnya.

"Zombie???"
Sang gadis berambut kucir kuda berusaha mencerna apa yang didengarnya barusan. Ingatannya kembali ke waktu lalu saat dirinya masih berada dirumah dan menonton sebuah film tentang mayat hidup itu. Mahluk yang disebut zombie adalah mahluk yang mati dan hidup kembali. Jika seseorang terkena gigitan zombie, maka orang tersebut akan terinfeksi dan berubah menjadi zombie.

"SEGERA MENJAUH DARI SANA!" Ia pun berteriak meminta agar semua orang menjauh dari gadis yang telah tergigit oleh zombie, jika makhluk yang mengigitnya memang benar zombie maka ada kemungkinan dia terinfeksi bukan?

Dan benar saja gadis yang terkena gigitan tadi tiba-tiba saja menggeram keras dan meringkukkan badan, tangannya memegang bekas gigitan dilehernya yang bercucuran darah merah pekat. Dia bergerak tak terkendali, mengeluarkan suara yang terdengar menggerikan.

Gadis berambut kucir kuda yang melihat perubahan itu segera bergegas menuju pintu kelas, Ia segera menjauh dari sana. Ia terlanjur panik dan berniat segera melarikan diri.

Beberapa langkah setelah kembali menutup pintu kelas. Ia ambruk ke lantai, kakinya terasa seperti jelly, kedua tangannya menutup telinga berusaha tidak mendengar jeritan didalam kelas yang terdengar menggerikan, rintihan keras serta rauman zombie saling bersahutan dengan begitu indah.

Grarrr

Tolong!

Akhh!

Gadis itu menoleh takut ke arah pintu kelas, Ia terkejut melihat pintu itu yang kini telah dipenuhi oleh bercak darah segar. Hal itu sontak membuatnya ingin sekali menangis, menyadari kenyataan jika teman-temannya tidak selamat.

"Seharusnya aku menyelamatkan mereka, sharusnya aku mengajak mereka keluar dari sini." Gumamnya seraya menatap nanar kearah pintu.

"Aku harus kemana setelah ini?"

Gadis itu kebingungan, berjalan linglung meninggalkan kelas. Benar apa kata komandan, sekolahnya telah dilanda wabah zombie. Entah apa penyebab wabah itu, semua orang telah terinveksi, berubah menjadi ganas, liar dan lapar. Mereka seperti haus akan darah, memangsa siapapun manusia yang tampak di Indra penglihatan mereka.

Kini gadis itu ketakutan, tidak tahu apa yang harus lakukannya sekarang. Ia hanya bisa
berjalan ke manapun untuk bersembunyi. Kini gadis itu berharap pada siapapun agar menyelamatkannya dari sana.

......

Zombie Apocalypse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang