ep.37

3K 583 107
                                    


Grarrrr


Ccrrekkk

Wajah Chenle berubah pias, pisau yang ia pegang tadi telah menamcap tepat pada bola mata abu-abu zombie yang ingin menyerangnya tadi. Darah merah kecoklatan keluar dari sana. Bau amis langsung menyeruak diindra penciumannya. Dengan rasan jijik Chenle
kembali menarik pisau itu.

Crekk
Zombie langsung tumbang ke lantai. Kini sudah beberapa zombie yang sudah mereka musnahkan, tinggal beberapa lagi yang masih tersisa.

"JOHNNY DIBELAKANG LO!!" Teriak Yuta keras, melihat zombie kian mendekat ke Johnny dari belakang. Namun Johnny masih sibuk berkutat dengan zombie dihapannya sekarang, membuat Johnny tak bisa menghiraukan teriakan Yuta. Pria itu lalu segera berlari kearah Johnny



Blasss

Dengan senjata pisau panjangnya yang hampir mirip dengan pedang itu Yuta berhasil menebas kepala zombie hingga terpisah dari tubuhnya kemudian kepala zombie itu langsung menggelinding kelantai beserta tubuhnya yang tumbang, Menyadari jika masih ada pergerakan pada mulut zombie tadi, yang masih meraung tak jelas dan seakan ingin mengigit apapun disekitarnya. Dengan sakali hentakan Yuta lalu segera menancapkan pisaunya lagi kemulut zombie itu hingga mengelurakan darah coklat dan lendir. Selanjutnya tidak ada pergerakan apapun dari kepala zombie itu. Mungkin sudah mati. Hanya saja matanya tidak terpejam.

"Lo gapapa Yut?" Johnny menoleh kebelakang, saat zombie dihadapanya sudah ia bereskan.

"Gue gapapa" jawabnya singkat. Lalu yang lain kemudian menghampiri Yuta dan Johnny setelah selesai berhasil memusnakan beberapa zombie yang menyerang

"Kalian gapapa?" tanya Nanda

"Gapapa" balas Johnny.

"Pintunya dikunci nggak Nafisa?" Nanda melirik Nafisa.

"Gak ada kunci"

"Taruh aja meja didepan pintu buat nahan" ujar Amel. Mereka kemudian mengangguk setuju dengan apa yang diusulkan gadis itu.

"Yaudah sekarang Haechan sama Renjun bantuin gue mindah tuh meja" Jaemin dan keduanya lalu segera memindahkan meja besar dibalik pintu

"Yang lain cari penawar itu sekarang juga!" Ucap Nanda tegas. Lalu satu persatu mulai berpencar mencari penawar tersebut.
.
.
.
.

Tak terasa Taeyong dan lainya kini telah sampai dipelantaran sebuah rumah yang tak begitu besar. Mereka pun kini tengah berdiri didepan pagar rumah memandang kedepan dengan tatapan tanda tanya.

"Jadi begini rumah anak seorang profesor?" Celetuk Lucas. Membuat yang lain langsung meliriknya tajam.

"Jan mentang-mentang rumah Lo gede isinya ada 3 lantai Lo jadi sombong gini!" balas Jungwoo

"Yaa gue cuma heran aja" Lucas mengacak rambutnya pelan

"Bang Lucas 3 lantai? Berarti Masih kalah sama Chenle! Dia rumahnya ada 10 lantai!" Kata Jisung seraya menyengir lebar.

"Yang bener Lo Sung? Perasaan gak sebanyak itu! Gak sekalian aja bikin hotel?" Sahut Safin memiringkan kepalanya menoleh ke Jisung.

"Kalo ngarang! Kebangeten! Chenle rumahnya ada 5 lantai! Gak ada 10" Jitak Jaehyun keras ke jidat Jisung, sang empunya meringis keras seraya mengelus jidatnya tersebut.

"Ini kenapa malah bahas rumahnya si Chenle? Ntar mata Chenle kedutan" Kata Dhea dengan tampang herannya.

"Gak usah banyak omong lagi mending sekarang kita langsung cek kedalam rumahnya!" Seru Fani keras, mereka yang mendengar itu lalu hanya mengiyakan.

Zombie Apocalypse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang