Harapan

1.8K 147 1
                                    

"Usianya masih 18 tahun Kai dan tujuan dia ke dokter kandungan untuk memeriksa kesehatan rahimnya karena dia ingin masuk fakultas kedokteran di universitas terbaik di Seoul, jadi itu persyaratan utamanya untuk melakukan medical check-up seluruh tubuhnya"

"18 tahun? Dan kau menyuntikkan spermaku ke gadis itu? Apa yang nantinya akan terjadi kepadanya? Apa dia akan hamil dan mengandung anakku?"

"Walau kemungkinannya kecil jika dia sedang dalam masa subur biasanya akan cepat berkembang"

"Ahhh.. Lalu bagaimana? Kemana aku harus mencarinya?"

"Krystal.. Nama gadis itu Krystal.. Aku yakin kau dapat menemukannya"

Kai mencengkram stir kemudinya dengan sangat erat. Sedari tadi dia hanya memikirkan gadis itu.

Gadis yang malang yang tak tahu jika nasibnya nanti akan berubah karena sebuah kesalahan fatal yang tak disengaja.

Kai menepikan mobilnya di bahu jalan. Dia meremas rambut kepalanya. Matanya terpejam, dia benar-benar sangat gelisah.

Nafasnya berhembus tak beraturan, keringat mengucur di pelipisnya. Dia benar-benar gelisah.

Dia seolah kehilangan cara untuk menemukan gadis itu, gadis yang mungkin nanti akan menjadi ibu bagi anaknya kelak.

DRRTT.. DRRRTT..

Kai menoleh ke layar ponselnya yang berkedip, dia menatap malas nama penelpon yang tertera disana.

"Ya hallo"

"......."

"Aku sedang di perjalanan, sebentar lagi aku akan tiba di rumah"

"......"

"Baiklah"

Kai menaruh kembali ponselnya di kursi dan kembali melajukan mobilnya.

***

"Ibu.. Kau tau aku sangat lapar" ucap Krystal penuh bersemangat.

Ibu Krystal hanya menggelengkan kepalanya.

Krystal duduk di kursi dan mengambil piringnya.

"Ibu.. Ayah tidak pulang?"

Ibu Krystal menggeleng.

"Hm kebiasaan"

Krystal mengambil sandwich dan mulai memakannya.

"Kau jadi masuk fakultas itu, nak?"

"Jadi dong, aku kan sudah memenuhi seluruh persyaratannya"

"Baguslah.. Ya sudah habiskan makananmu, lalu kau lanjut belajar dan tidur"

"Siap bos"

***

Kai merenggangkan dasinya, dan membuka jasnya.

Dia meletakkan tasnya di sofa yang terletak di kamarnya. Dia melepaskan sepatu dan kaus kakinya, lalu merebahkan tubuhnya di ranjang.

Dia memejamkan matanya, pikirannya benar-benar sangat kalut.

"Muaacchhh"

Dia membuka matanya saat merasakan sebuah ciuman yang mendarat di pipinya. Kai menoleh dan tersenyum.

"Happy Anniversary 6th sayang" bisik Jennie.

Kai tersenyum dan memeluk istrinya itu.

"Happy Anniversary too. Mana hadiahku?"

Jennie hanya tersenyum dan menarik lengan Kai.

"Ayo ikut aku"

Dia menarik lengan Kai keluar dari kamar, Kai mengikuti gerak langkah Jennie.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang