Nyaman

1.1K 104 0
                                    

Matanya sembab karena sedari tadi menatap foto Sehun dan menangisinya. Dia terus menangis sesenggukan meratapi takdir hidupnya. Bukan takdir hidup seperti ini yg dia inginkan, Tuhan benar-benar jahat kepadanya karena mengambil pria yang sangat dia cintai.

Tubuhnya bergetar, nafasnya terasa sangat berat. Airmata terus mengalir deras dari pelupuk matanya. Setelah semua tamu pulang dan acara selesai, Krystal langsung menuju kamarnya.

Hatinya benar-benar hancur, bukan seperti ini yang dia dambakan. Tak pernah terpikirkan olehnya jika dia akan kembali menikah dengan seorang pria yang bahkan belum sampai sebulan dia mengenalnya. Baru kemarin dia menyetujui penawaran yang pria itu berikan. Kini seperti yang terlihat sekarang, Krystal telah resmi menjadi Nyonya Kim Kai.

Dia terus memeluk erat foto Sehun dan masih tetap menangis. Hatinya hancur, benar-benar hancur.

CEKLEKK..

Suara pintu yang tiba-tiba terbuka membuat Krystal sejenak berhenti menangis. Dia mendongakkan kepalanya menatap pria yang baru saja datang dengan jas yang masih melekat di tubuhnya.

Pria itu terdiam tanpa ekspresi, dia pun hancur sama seperti Krystal. Tak pernah dia inginkan jika istrinya kini menangis bukan karenanya.

Pria itu menatap lirih foto yang tergeletak tak jauh dari tubuh istrinya. Dia tersenyum miris saat melihat siapa yang ada di dalam foto itu.

Dia berjalan dengan santainya dan mendekati Krystal. Mereka saling berhadapan. Tangan kekarnya kini mencengkram bahu Krystal.

Menatap wajahnya dengan sorot mata yang tajam. Tangan yang satunya mengusap airmata Krystal sedangkan yang satunya memegang dagu Krystal untuk menatap ke arahnya.

"Jangan menangis, aku tak suka melihat seorang wanita menangis" ucapnya lembut.

Krystal hanya terdiam, dia seolah terhipnotis oleh sorot mata Kai.

"Bersihkan dirimu, lalu tidurlah.. Aku akan tidur di kamar tamu. Kau tak usah takut kepadaku, aku tak akan berbuat macam-macam kepadamu"

Krystal hanya terdiam, dia pikir Kai akan memaksakan kehendaknya karena kini mereka adalah sepasang suami istri, namun ternyata perkiraannya salah.

"Kau memang sekarang telah resmi menjadi istriku, tapi aku tau jika kau belum bisa menerimaku. Tak masalah bagiku, semua memang membutuhkan waktu"

Krystal hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Kai. Matanya masih menatap lekat wajah Kai.

"Jaga dirimu dan calon anak kita"

Dia kemudian mengecup kening Krystal dengan sangat lembut.

Dia kemudian pergi berlari mengambil pakaian di dalam lemarinya.

Dia kembali menoleh ke arah Krystal dan tersenyum.

"Aku pergi dulu.. Jaga dirimu" ucapnya.

Dia kemudian pergi berlalu dan keluar dari kamar itu.

Krystal masih termenung, dia benar-benar bersyukur karena suaminya yang sekarang tak memaksakan kehendaknya sendiri.

***

Tubuh Kai menggigil, wajahnya pucat. Semalaman dia tidur di sofa tamu dengan ac yang masih menyala dengan suhu 16°. Semalaman dia tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek tanpa selimut makanya sekarang tubuhnya menggigil. Ditambah dengan suhu udara yang memang sudah sangat dingin.

Krystal yang baru saja bangun dan ingin menuju ke dapur menoleh sebentar ke arah Kai. Dia melihat tubuh Kai yang menggigil dan langsung menghampirinya.

"Kai.. Apa yang terjadi padamu?" tanyanya khawatir.

Namun Kai tak menjawab, bibirnya gemetar. Wajahnya sangat pucat.

Krystal berusaha untuk membopong tubuh Kai dan membawanya ke kamar.

"Bertahanlah Kai"

Krystal membopong tubuh Kai perlahan.

"Kau berat sekali" ucapnya pelan.

Setelah sampai di kamar dengan cepat Krystal segera merebahkan tubuh Kai di kasur dan menyelimuti tubuhnya.

Saat Krystal ingin pergi tangan Kai menahannya. Krystal menoleh, Kai membuka sedikit matanya.

"Ja-jangan per-gi.. Ku mo-hon" ucapnya terbata.

Krystal merasa sangat iba melihat kondisi Kai yang seperti itu.

Dia kemudian menganggukkan kepalanya. Dia meraih tangan Kai yang dingin dan menggosokkan telapak tangan Kai.

Tubuh Kai masih menggigil membuat Krystal kebingungan.

'Apa aku harus melakukannya?'

Krystal menatap iba Kai yang masih saja menggigil.

Dia kemudian merebahkan tubuhnya di samping Kai. Dia memeluk erat Kai untuk memberikan kehangatan kepadanya.

Kai merasa sangat nyaman di pelukan Krystal. Dia memejamkan matanya dengan tangan yang melingkar di pinggang Krystal.

Krystal menatap lekat wajah pucat suaminya itu. Dia mengelus dahi Kai dan tersenyum..

"Sstt.. Sstt"

Kai semakin mengeratkan pelukannya. Dia merasa nyaman, sangat nyaman.

To be continued...

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang