Perpisahan

1.3K 106 1
                                    

"Kenapa kau pergi meninggalkanku, Sehun? Kau jahat! Kau bilang akan selalu menemaniku sampai kapan pun. Tapi nyatanya apa, hah? Kau malah pergi meninggalkanku untuk selamanya! Kau jahat Sehun, bangun! Buka matamu, jangan tinggalkan aku sendiri" teriak Krystal saat melihat jasad Sehun yang sudah dibawa ke rumahnya.

Airmata Krystal terus terjatuh sedari sejam yang lalu, dia terus menangisi kepergian suami tercintanya. Matanya sudah sangat sembab karena airmata yang terus menerus mengalir dari pelupuk matanya.

Dia sangat rapuh, hidupnya seakan hancur. Tak ada lagi kini tumpuannya hidup, tak ada lagi sosok yang menjadikannya semangat untuk menjalanin hidupnya yang sudah sangat kelam.

Harapannya sirna, semua mimpi yang dia ukir bersama Sehun kini harus terenggut karena kematian. Dia terus mengelus perutnya yang masih rata. Dia memejamkan matanya, mengingat kenangan terakhirnya bersama Sehun.

Seluruh tamu yang hadir di upacara penghormatan terakhir Sehun hanya menatap iba Krystal, mereka benar-benar sangat kasihan dengan nasib gadis malang itu. Krystal berusaha untuk dapat berdiri kokoh saat menyaksikan proses pemakaman jasad suaminya itu walau sebenarnya hati dia sangat rapuh.

Sorot matanya tak pernah teralihkan untuk menatap peti Sehun yang sudah dimasukkan ke dalam tanah. Dia selalu berharap keajaiban jika Sehun akan bangun kembali atau semua ini hanyalah mimpi.

Hanya tetesan airmata yang mungkin bisa mengartikan perasaannya yang sesungguhnya. Cintanya telah hilang bersama kematian Sehun dan harapannya pun telah musnah. Entah bagaimana lagi dia akan menjalani kehidupan ini.

Krystal merasakan kepalanya amat berat dan pusing sekali. Pandangannya seakan kabur dan semuanya terasa gelap. Dan tubuhnya ambruk ke bawah.

Tapi dengan sigap sosok bertubuh kekar langsung menopang tubuh Krystal dan menggendongnya. Dia membawa Krystal kembali ke rumahnya.

Dia membaringkan Krystal di kamarnya, dia menatap cemas wajah Krystal yang terlihat sangat pucat. Dia merasa sangat khawatir, karena bagaimanapun juga dia adalah penyebab kehancuran hidup Krystal. Karena sebuah kesalahan fatal yang tidak sengaja. Krystal kini mengandung anaknya.

Ya!

Pria itu adalah Kai.

Dia terus menatap tubuh lemah Krystal yang tengah terbaring di kasur. Dia merasa sangat khawatir.

"Kai"

Kai menoleh saat mendengar suara wanita yang sangat familiar baginya. Dia menarik sudut bibirnya sedikit.

"Tolong periksa dia Seulgi, aku takut terjadi apa-apa kepadanya atau calon anaknya"

Seulgi tersenyum dan menepuk pelan bahu Kai.

Kai mengangguk dan pergi dari kamar itu. Dia memilih kembali ke tempat pemakaman Sehun.

***

Kai menatap gundukan tanah itu. Dia menarik nafasnya dalam dan menahan luapan emosi yang bergejolak di dalam hatinya.

"Maafkan aku, Sehun. Maaf" ucapnya pelan.

Dia kembali melajukan mobilnya menuju kediaman Krystal.

"Kai" panggil Seulgi.

Kai menoleh.

"Ya Seul, katakan bagaimana kondisi Krystal?"

"Saat ini tubuhnya benar-benar lemah karena masalah yang sedang dia hadapi, aku takut karena kondisinya itu mungkin bisa saja mempengaruhi kondisi perkembangan janin di dalam kandungannya. Kai, aku harap kau bisa menghiburnya dan memberikannya semangat yang baru. Karena ini sangat sulit baginya, kau tahu kan usianya masih sangat belia dan dia belum siap untuk menghadapi situasi seperti ini, terlebih lagi satu-satunya orang yang mau menerima kondisinya yang seperti itu kini telah tiada, psikisnya nanti akan sangat terganggu Kai. Aku harap kau bisa membuatnya kembali bersemangat untuk menjalani hidupnya setidaknya demi bayi yang sedang dia kandung" jelas Seulgi.

Kai memejamkan matanya. Dia menatap cincin pernikahan Sehun yang dia pakai di jari manisnya.

"Kai, aku yakin kau bisa membuatnya bahagia. Mungkin ini cara Tuhan untuk mempertemukanmu dengan gadis yang tepat, setelah Jennie yang dengan tega mengkhianatimu mungkin Krystal adalah jodohmu yang sesungguhnya, terlebih lagi dia sedang mengandung anakmu. Sebuah kebetulan tapi mungkin ini memang takdir hidupmu"

Kai hanya terdiam, dia merenungi perkataan Seulgi.

"SEHUUUUNNNN" teriak Krystal dari dalam kamarnya.

Seulgi dan Kai saling lirik kemudian mereka berlari menuju kamar Krystal.

Krystal meremas rambutnya, tubuhnya gemetar. Dia memeluk lututnya dengan bibir yg gemetar dan ekspresi yang sangat ketakutan.

Kai tak tega, dia langsung menghampiri Krystal dan memeluknya. Krystal hanya terdiam saat tubuh kekar Kai memeluknya dan menaruh kepala Krystal di dalam dada bidangnya.

"Ssstttt.. Sssttt.. Sudah.. Sudah.. Tenanglah"

Krystal hanya terdiam dan menangis.

"Sehun.. Sehun, hiks" ucapnya pelan.

Seulgi tersenyum dan meninggalkan Krystal dan Kai berdua saja.

"Sudah.. Sehun sudah bahagia disana, dia pasti akan sangat bersedih kalau dia tau kau terus menerus menangisinya"

Krystal mendongakkan kepalanya dan menatap Kai. Entah mengapa Kai merasakan sakit di dadanya saat melihat Krystal benar-benar hancur seperti itu.

"Kau?"

Kai mengangguk, dia menghapus airmata di pipi Krystal.

"Kau tenanglah dan berhentilah menangis"

Krystal masih terdiam, tak lama terdengar suara sesenggukan lagi.

"Kenapa Sehun? Kenapa kau tinggalkan aku sendiri? Aku tak bisa hidup tanpamu, aku tak memiliki siapapun lagi disini. Kenapa Sehun? Siapa yang nantinya akan menjagaku dan selalu menemaniku?" ucap Krystal sambil berteriak.

"AKUUUU" ucap Kai dengan lantang.

Krystal langsung berhenti menangis, dia menatap lekat wajah Kai yang sedang menatapnya. Mata mereka saling beradu pandang.

Krystal terus menatap Kai dengan lekat.

"Aku yang akan menemanimu untuk menjalani hidup ini, dan aku akan segera menikahimu" ucap Kai dengan tegas tanpa ada keraguan.

Krystal hanya terpaku saat mendengar ucapan Kai.

Bagaimana bisa seorang yang belum terlalu dia kenal dekat, kini menyatakan ingin menikahinya.

Apa yang harus dia jawab?

Lidahnya seakan kelu tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Dan mulutnya terkunci. Mata mereka saling tatap.

To be continued...

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang