Takdir

1.2K 105 1
                                    

"Menikah bukan permainan anak kecil yang setelah kau bosan lalu kau akhiri pernikahan itu. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati yang saling jatuh cinta, tapi menyatukan kedua keluarga yang mungkin berbeda budaya maupun karakter. Menikah bukan karena rasa iba, tapi karena rasa cinta yang tulus yang dirasakan oleh keduanya. Jadi maaf Tuan Kim Kai, aku tak bisa menerima tawaranmu untuk menikah. Karena kita tidak saling mengenal dengan sangat baik, kau dan aku bahkan mungkin tak pernah saling mengenal. Memang kau adalah bos suamiku tapi aku tak mengenalmu dan jika kau ingin menikahiku hanya karena rasa iba, maaf aku tak dapat menerimanya. Aku hanya ingin menjalani hidupku seperti orang normal walaupun tanpa suami lagi, tapi aku yakin jika aku bisa melewati semua ini karena ada malaikat kecil yang sedang tidur nyaman di dalam sini (mengelus perutnya) dan aku harap dengan kehadirannya kelak dia akan membuatku sedikit melupakan kelamnya kehidupan yang aku jalani. Meskipun aku tak mengetahui siapa ayah dari calon anakku nanti" ucapnya dengan tersenyum miris.

Kai terus menatap lekat kedua bola mata Krystal, terlihat matanya yang berkaca-kaca saat menjawab pertanyaan konyol Kai itu.

"Lalu bagaimana nantinya kau akan dapat menjalani hidupmu?"

Krystal menoleh dan tersenyum.

"Maksudmu membiayai hidupku dan calon anakku ini?"

Kai mengangguk.

"Aku masih memiliki Tuhan, dia yang akan membantuku dan aku percaya itu"

Kai menghela nafasnya, dia menyerah untuk menyanggah lagi perkataan Krystal. Dia hanya terdiam dan merenungi perkataan Krystal.

Kai menundukkan kepalanya, dia menatap cincin pernikahan Sehun yang melingkar di jari manisnya. Dia tersenyum seolah mendapatkan sebuah ide agar Krystal bersedia menerima pinangannya itu.

"Hmm Krys" ucapnya pelan.

Krystal menoleh.

Kai menunjukkan jemari tangannya yang terikat cincin Sehun.

"Suamimu memberiku cincin pernikahannya, dan dia memintaku agar dapat menjagamu dan menemanimu"

Krystal mengernyitkan alisnya, matanya menatap tajam Kai.

"Apa kau yakin Sehun mengatakan hal itu?"

Kai mengangguk dengan cepat.

Krystal menggigit bibir bawahnya dan berpikir. Dia menatap foto dirinya bersama Sehun.

'Apa benar yang dikatakan oleh pria ini?' batinnya.

Jantung Kai berdebar tak karuan, dia harap-harap cemas menanti jawaban yang keluar dari mulut Krystal.

"Sekali lagi maaf Tuan Kim, aku tak bisa menikah denganmu. Suamiku baru saja meninggalkanku dan aku tak ingin menjadi istri yang berbahagia di atas kematian suamiku"

Kai hanya pasrah, dia menunduk lemah.

Krystal memegang lengan Kai hingga membuat pria bertubuh atletis itu kini menatap wajahnya lekat.

"Apa kau benar-benar ingin membantuku, Tuan Kim?"

Kai mengangguk cepat, dia berharap jika Krystal bersedia menerima lamarannya.

"Kalau begitu, berikan aku pekerjaan di kantormu. Suamiku bilang kau adalah pemilik sebuah perusahaan ternama di Seoul. Apa kau keberatan dengan permintaanku?"

Kai merasa kecewa karena apa yang dibicarakan oleh Krystal tak sesuai dengan keinginannya.

"Bekerja? Kau? Dalam kondisi seperti ini?"

"Memangnya kenapa Tuan Kim? Kau tenang saja aku tak akan menyusahkanmu, aku dapat mengetik menggunakan sepuluh jari dan sangat cepat dan kau jangan khawatirkan mengenai kandunganku, aku yakin jika bayi ini akan kuat seperti ibunya. Jadi bagaimana? Setidaknya dengan begitu aku bisa membiayai kebutuhanku sehari-hari"

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang