Curiga

1.2K 131 2
                                    

Tolong tinggalkan jejak minimal vote.. 🙏🙏

"Apa? Apa kau sudah kehilangan akalmu, Krystal? Tidak! Aku tak akan menikah denganmu!" teriak Sehun yang baru saja sadar.

Terlihat gurat wajah kesedihan Krystal.

"Tapi Sehun—"

Sehun mengenggam tangan Krystal dan menatap lekat wajahnya.

"Hei dear, masa depanmu masih sangat panjang dan impianmu belum terwujud, aku memang mencintaimu dan sangat ingin menikah denganmu, tapi aku tak ingin menjadi pria egois yang hanya mementingkan keinginanku saja, percayalah dear, aku tak akan memaksamu untuk secepatnya menikah denganku, aku akan sabar menanti saat semua impianmu tercapai. Hm?"

Krystal menatap lekat mata kekasihnya itu, dia benar-benar beruntung memiliki seorang kekasih yang amat pengertian seperti Sehun.

Kai yang sedari tadi memperhatikan mereka dari luar ruangan hanya tersenyum lega, setidaknya Krystal tak akan menikah dalam waktu dekat ini.

Tinggal dia yang harus susun rencana kapan akan memberitahukan kepada Krystal tentang semua kebenarannya.

***

"Jennie kau ingin pergi kemana?" tanya seorang pria paruh baya.

Jennie hanya tersenyum dengan memegang selimut yang menutupi tubuhnya.

"Aku ingin mandi dulu, Pa"

"Hmm.. Kenapa terburu-buru sayang? Bahkan aku masih ingin menikmati tubuhmu itu"

Jennie tersenyum. Dia kemudian menghampiri kembali pria paruh baya itu.

"Papa memang nakal" ucapnya.

Pria itu mulai melumat bibir Jennie dan mereka melakukan kembali hubungan terlarang itu.

***

Kai dan Seulgi hanya saling tatap, mereka sama-sama bingung dengan keadaan ini.

"Hmm bagaimana Seulgi? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Kai gelisah.

Seulgi hanya menatap sejenak ke arah Kai lalu kembali fokus ke berkas yang berada di mejanya.

"Kau harus secepatnya memberitahu kepadanya, Kai"

"Hmm.. Aku takut jika dia mengetahui segalanya dia akan menjauhiku"

"Kai.. Daripada semuanya terlambat? Kasihan dia"

Kai memejamkan matanya dan berpikir.

"Baiklah.. Aku akan mencobanya"

Kai bergegas pergi dan meninggalkan ruangan Seulgi.

Dia melangkahkan kakinya menuju ruang rawat Sehun.

Saat tiba disana Kai hanya celingak-celinguk saat melihat ruangan yang kosong tak ada siapapun disana.

Kai kemudian bertanya pada seorang suster yg melintas.

"Sus.. Pasien di kamar ini apa kau melihatnya?"

"Seorang gadis membawanya untuk pulang"

"Memang dia sudah diizinkan pulang?"

"Belum, tapi keluarganya meminta pasien untuk dirawat di rumah"

Kai mengusap wajahnya kasar.

"Baiklah.. Terimakasih"

Kai duduk di kursi yang tak jauh berada disana. Dia menatap layar ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Tolong kirimkan alamat lengkap Sehun yang bekerja di bagian Finance, sekarang juga"

Kai kemudian menutup sambungan di teleponnya.

Tak lama ponselnya berdering tanda pesan masuk.

Dia tersenyum saat melihat isi pesan itu.

"Aku akan segera kesana" ucapnya penuh tekad.

***

"Krystal.. Kau pulanglah.. Aku bisa menjaga diriku sendiri" ucap Sehun.

"Hei kau ini kenapa? Apa yang kau katakan, hm? Aku ini kekasihmu, dan aku pasti akan selalu menjagamu sampai kau sembuh"

"Dasar keras kepala" ucapnya terkekeh.

Krystal hanya tertawa. Dia kemudian mengambil bubur untuk menyuapi Sehun.

"Kau yakin ingin menikah denganku?" tanya Sehun secara tiba-tiba.

Krystal mengangguk.

"Kau lihat rumah ini Krystal, sebuah bangunan tua dan sederhana. Apa kau akan betah jika nanti setelah menikah kita akan tinggal disini?"

Krystal kembali mengangguk.

"Mengapa kau sangat yakin? Apa kau akan menyesal nantinya"

"Hei.. Kau ini bicara apa? Memangnya aku pernah mengeluh tentang kekuranganmu? Dengar bodoh, aku tak memerlukan kekayaanmu jika dengan cintamu saja aku bisa bahagia"

"Aku benar-benar beruntung telah memilikimu, dear"

Krystal dan Sehun saling berpelukan erat.

Kai hanya menarik nafasnya saat melihat pemandangan di depannya itu.

Entah mengapa dia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam hatinya.

Dia mengepalkan kedua tangannya.

"I love you" ucap Krystal.

Sehun hanya tersenyum dan membalas "i love u too"

"Hmm dear, suapi lagi. Aku lapar!"

Krystal hanya terkekeh.

"Sehun"

"Hm?"

"Apa kau sangat menyukai pekerjaanmu itu?"

Sehun mengangguk.

"Posisimu kan sebagai Staff Finance mengapa kau waktu itu berada di pabrik?" tanya Krystal heran.

Sehun tersenyum dan menyentuh bahu Krystal.

"Sekarang izinkan aku yang bertanya kepadamu"

Krystal menatapnya bingung.

"Katakan kepadaku, apa aku salah membantu seseorang saat aku melihat seseorang tengah kesakitan karena sebuah kayu yang menindih kakinya dan kobaran api yang akan melahap tubuhnya?"

Krystal menggeleng.

"Ibu itu sedang mengandung dan dia merintih kesakitan dan berteriak meminta tolong, kebetulan pada saat kejadian itu aku sedang lembur untuk meminta dokumen yang aku butuhkan ke pabrik tapi ternyata terjadi insiden itu, jadi aku hanya mempunyai pilihan untuk menyelamatkannya, bukan? Daripada aku terus menerus hidup dengan sebuah rasa penyesalan? Krys, kau mengerti posisiku kan saat insiden itu terjadi?"

Krystal mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku benar-benar salut kepadamu, Sehun. Aku sangat kagum"

Krystal memeluk erat kekasih tercintanya itu.

Sehun mengelus rambut kepala Krystal. Mata Sehun tak sengaja tertuju kepada sosok Kai yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Tuan Kim" ucapnya pelan dengan mata yang masih menatap Kai.

Kai menelan ludahnya karena tak menyangka jika Sehun akan melihatnya.

Dia kemudian hanya tersenyum kaku.

Krystal melepaskan pelukannya dan melirik ke arah Kai.

'Mengapa dia ada disini? Apa dia mengikutiku? Apa yang sebenarnya dia inginkan?' batin Krystal.

Krystal menatap lekat wajah Kai.

Krystal yang menyadari itu hanya mengalihkan pandangannya.

To be continued...

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang