JIYONG membaringkan tubuh Lalisa diatas pangkuannya. Pria itu menyentuh dahi Lalisa yang panas.
"Dasar bodoh! Harusnya kau bilang, jika sedang sakit, Lalisa," gerutu Jiyong.
Suhu tubuh gadis itu begitu hangat dalam pelukan Jiyong.
"Dingin," gumam Lalisa.
"Dingin? Kau kedinginan, Lalisa?" tanya Jiyong bingung bercampur khawatir.
Pria itu dengan kesusahan melepaskan blazer-nya dan menyelimuti tubuh Lalisa.
"Matikan pendinginnya," perintah Jiyong pada seorang supir yang mengantar mereka pulang.
Jiyong akan membawa Lalisa ke apartemennya, karena itu satu-satunya tempat yang cukup aman untuk saat ini. Sebab, akan menjadi masalah, jika wartawan melihat Jiyong membawa Lalisa ke rumah sakit dengan keadaan gadis itu yang pingsan seperti sekarang.
.
.
."Bagaimana keadaannya?" tanya Jiyong pada seorang dokter wanita bernama Kim Jisoo.
"Kau bertengkar dengan wanita itu ya, Oppa?" tanya Jisoo tanpa aba-aba. Wanita itu baru saja keluar dari dalam kamar setelah mengganti pakaian Lalisa dengan sebuah piyama.
"Mwo? What do you mean, Jisoo-ya?"
"Aku menemukan lebam di lengan dan juga kakinya saat mengganti pakaiannya tadi. Bibirnya juga terluka. Kau menamparnya ya, Oppa?!" hardik Jisoo.
"Aku tidak melakukannya. Gadis itu pingsan saat kami hendak pulang," ujar Jiyong membela diri.
"Penipu! Kau saja pernah melakukan kekerasan pada Kiko Eonnie dulu."
"Terserah. Aku tidak peduli kau mau percaya padaku atau tidak."
Jisoo menghela nafas lelah. Wanita muda itu baru saja sampai di parkiran rumah sakit saat Jiyong menelepon dengan nada memerintah dan memintanya untuk segera datang ke apartemen pria itu.
"Gadis itu kelelahan dan sedikit stres. Aku sudah memberinya obat tadi, mungkin besok pagi demamnya akan segera turun," terang Jisoo.
"Saat dia bangun besok berikan dia bubur sebelum meminum obatnya lagi. Jangan biarkan perutnya kosong. Kau paham kan, Oppa?" tanya Jisoo pada Jiyong yang sedari tadi terus saja diam.
"Aku paham. Sekarang pergilah. Aku akan mentransfer biayanya ke rekeningmu," usir Jiyong.
"Ya! Ya! Ya! Tidak seperti ini caranya memperlakukan seorang Dokter, Kwon Jiyong!" seru Jisoo yang tubuhnya dirangkul Jiyong dengan paksa untuk menuju pintu keluar apartemen mewah pria itu.
"Cepat sana pergi!" usir Jiyong dari ambang pintu.
"Iya, aku pergi. Selamat malam, Tuan Kwon Jiyong!" ucap Jisoo lalu melangkah pergi dari apartemen pria tersebut.
Selepas kepergian Jisoo, Jiyong langsung bergegas menuju kamar dimana Lalisa berada. Pria itu membuka pintu kamar dengan perlahan, takut jikalau suara deritnya membangunkan gadis Park itu.
Jiyong mendudukan dirinya di pinggiran ranjang dengan perlahan. Tangannya terulur, menyentuh pucuk kepala Lalisa. Mengelusnya hati-hati.
Wajah Lalisa sudah bersih dengan make up sekarang. Jisoo benar-benar melakukan perintah Jiyong dengan sangat baik rupanya. Pria itu tidak ingin Lalisa tidur dengan riasan yang masih melekat di wajah gadis itu.
Tangan Jiyong beralih ke sudut bibir gadis yang tengah tertidur itu. Ada luka kecil disana. Seperti luka gigitan karena sebuah tamparan. Lama Jiyong mengamati wajah ayu itu. Memandangnya seakan-akan itu adalah sebuah mahakarya seniman terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Romance (JILICE) Happy Ending Version
FanficIni tentang kisah cinta antara dua anak manusia. Kwon Jiyong dan Lalisa Park. Dua kepala dengan pemikiran rumit. Dua hati dengan banyak lubang mengangah di dalamnya. Dua kehidupan yang sialnya tidak sesempurna di depan kamera. "But, you plus me sadl...