Episode 8

3.2K 319 53
                                    

JAM sudah menunjukkan pukul tujuh pagi saat Lalisa berjalan dengan santai di dalam apartemennya. Lingerie merah berbahan sutera melekat di tubuh gadis itu. Rambut pirangnya digulung asal. Wajah bangun tidurnya sama sekali tidak mengurangi kecantikan yang terpancar dari parasanya.

"Aku bosan memakanmu pagi ini, sereal," ujar Lalisa pada sekotak sereal di tangannya.

Gadis itu berdiri di depan lemari pendingin. Melihat isi di dalamnya. Menimbang-nimbang antara memasak atau memesan makanan seperti biasanya.

"Ini akhir pekan. Ajumma penjual makanan di depan akan buka jam sepuluh nanti. Mana mungkin aku menunggu sampai dia buka," ujar Lalisa saat teringat seorang wanita paruh baya penjual makanan di ujung jalan sana.

"Sepertinya aku memang harus memasak hari ini," lanjutnya kemudian, setelahnya gadis itu terlihat sibuk dengan semua bahan makanan yang sudah ia keluarkan dari dalam lemari pendingin.

Masih dengan lingerie seksinya, Lalisa memasak. Gadis itu terlalu malas untuk mengganti pakaiannya. Who's care? Hanya dia yang ada di apartemen ini. Tidak akan ada yang melihat tubuhnya, sekalipun dia berkeliaran tanpa busana.

Lalisa terlalu sibuk memasak hingga gadis itu tidak menyadari ponselnya yang terus saja berdering di atas kasurnya. Tentu saja, gadis itu tidak mendengarnya. Ponselnya tertutup selimut, hingga berhasil meredam suara dering itu dengan sangat baik.

Lain halnya dengan Jiyong, pria itu masih terlelap di atas ranjangnya yang nyaman. Bergumul di balik selimut tebal nan hangat miliknya. Pria itu terlelap pukul tiga pagi tadi, hingga dia terlalu lelah hanya untuk sekadar bangun dan mengangkat panggilan telepon yang terus saja masuk ke ponselnya.

"Heish! Berisik sekali!" gerutu Jiyong.

"Aku hanya ingin tidur! Ya! Berhentilah berdering!" serunya seraya mematikan ponselnya, tanpa melihat layar ponselnya terlebih dahulu.

Kedua manusia itu terlalu asyik dengan dunia mereka sendiri, tanpa tahu jika diluar unit apartemen mereka sedang ada kehebohan yang menggemparkan seluruh negeri.

.
.
.

Para staff CUBE Entertainment sedang sangat sibuk pagi ini. Berita kencan yang di rilis Dispatch benar-benar membuat semua orang kalangan kabut.

Di akhir pekan yang seharusnya tenang ini sudah seperti awal pekan yang mengurus tenaga. Merepotkan.

"Kau sudah berhasil meneleponnya?" tanya Direktur Park pada Manager Lalisa.

"Dia tidak menjawab panggilan saya, Direktur."

"Keluarganya? Kau sudah menelepon Ibu dan saudarinya?"

"Sudah, Direktur. Nyonya Park bilang Lisa tidak kembali ke rumah sejak kemarin."

"Dasar, gadis nakal!" desis Direktur Park terlihat kesal. "Terus hubungi Lisa. Pastikan, jika gadis itu baik-baik saja. Kabari aku, jika kau sudah berhasil menghubunginya," perintah pria paruh baya itu.

"Baik, Direktur Park."

Berbeda halnya dengan CUBE Entertainment yang tampak sibuk menyikapi berita tersebut. YG Entertainment terlihat tenang seperti biasanya. Tidak ada para staff yang berlarian kesana kemari. Tidak ada yang sibuk menjawab panggilan telepon. Semuanya tenang seperti tidak ada yang terjadi.

"Apa yang harus kita lakukan, Direktur Yang?" tanya seorang wanita-kepala Divisi HRD di YG Entertainment.

"Jiyong sudah menjawab panggilanmu?"

"Belum, bahkan ponselnya sudah tidak aktif saat ini, Direktur Yang."

Direktur Yang terdiam, tampak berpikir. Setelah sekian lama, anak didiknya itu kembali membuat skandal yang luar biasa menghebokan.

Bad Romance (JILICE) Happy Ending VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang