Episode 22

3.2K 348 177
                                    

DI malam natal ini Nyonya Kwon berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan wajah yang basah akan air mata. Tubuhnya yang terasa rapuh karena dimakan usia harus dipaksakan berlari demi puteranya. Di sampingnya, Tuan Kwon datang sembari menggenggam tangan sang isteri dan memeluk bahu yang bergetar itu kuat. Ia juga tidak bisa menyampik fakta lain kalau ia sedang sama kacaunya dengan sang isteri.

Bagaimana tidak? Puteranya sedang mempertaruhkan nyawanya di sana. Puteranya, putera satu-satunya yang mereka miliki, harus mengalami hal seperti ini.

Nyonya Kwon tidak bisa menahan bobot tubuhnya lebih lama lagi. Ia jatuh terduduk di depan ruangan Unit Gawat Darurat. Tempat dimana sang anak sedang melawan kematiannya. Suster yang berjaga di depan pintu melarangnya untuk masuk. Dokter dan beberapa ahli medis lainnya sedang berusaha untuk mengobatinya.

Tuan Kwon menoleh pada sosok laki-laki yang duduk di kursi tunggu dengan wajah tertunduk. Kemeja putihnya telah ternodai dengan darah di setiap sisinya.

"Apa kau yang menabrak puteraku? Katakan!" teriak Tuan Kwon. Kepala laki-laki itu mendongak. Iris kelamnya memandang wajah Tuan Kwon yang kacau.

"Ya."

Tuan Kwon hampir saja menampar laki-laki itu jika tidak ada seseorang yang datang dengan langkah tergesa-gesa memasuki lorong UGD. Dami. Wajah wanita itu dipenuhi dengan rasa khawatir dan wanita itu juga menangis. Di samping dan belakangnya beberapa pria muda- para anggota Big Bang juga menunjukkan wajah yang sama meskipun tidak begitu terlihat.

"Appa? Apa yang terjadi? Katakan padaku!" Dami mengambil tempat di samping sang Ibu. Tubuhnya ikut bergetar sesaat setelah sang Ibu yang tidak mau menjawab perkataannya.

"Dia menabrak Jiyongie! Dia yang hampir membunuh anakku!" Nyonya Kwon duduk di depan pintu dengan telunjuknya menunjuk pada laki-laki itu. Laki-laki itu hanya menoleh, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Wajahnya kini dipenuhi raut penyesalan.

Tak lama, dokter bersurai hitam legam keluar. Ia tersenyum tipis dan sisa-sisa keringat yang mengalir di pelipisnya masih ada.

"Jisoo...." panggil Nyonya Kwon. "Bagaimana keadaan Oppa-mu, Jisoo-ya?" tanyanya khawatir. Hatinya benar-benar tidak tenang sekarang.

"Jiyong Oppa baik-baik saja, Imo. Operasinya berjalan lancar. Dia sedang memasuki masa kritisnya. Kondisinya membaik. Beberapa lukanya bisa kami atasi dan kami butuh waktu untuk melakukan operasi lainnya yang memungkinkan sampai ia benar-benar stabil," Nyonya Kwon tidak bisa menyembunyikan wajah leganya.

"Jika, dia sudah stabil. Besok pagi kami akan memindahkannya ke ruang perawatan," jelasnya lagi, lalu berlalu pergi setelah memeluk Nyonya Kwon dan juga Dami. Meninggalkan orang-orang yang mulai bernafas lega.

Setidaknya Jiyong masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup, begitu yang ada dipikiran mereka.

Berita kecelakaan Jiyong menyebar bagaikan hembusan angin musim panas. Semua media Korea Selatan memberitakan tentang insiden kecelakaan itu. Mengait-ngaitakan kecelakaan itu dengan masalah percintaan pria itu.

LEADER BIGBANG ALAMI KECELAKAAN DI MALAM NATAL

ALAMI KECELAKAAN, KONDISI LEADER BIGBANG SEMAKIN MEMBURUK

G-DRAGON MENGALAMI KECELAKAAN SAAT HENDAK PULANG KE GALLERIA FORET

PUTUS CINTA MEMBUAT G-DRAGON GELAP MATA

KECELAKAAN ATAU UPAYA BUNUH DIRI? NETIZEN MENYAYANGKAN TINDAKAN G-DRAGON YANG BARU PUTUS CINTA

Bad Romance (JILICE) Happy Ending VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang