Episode 28

3.7K 295 229
                                    

CHAE-YOUNG menatap ke arah sang adik sembari menyambar jaket biru dongker miliknya dari atas lengan sofa ruang tamu. "Apa kau ada jadwal pemoteran hari ini, Lisa?"

"Tidak ada. Aku free hingga siang nanti, Eonnie."

"Baguslah. Aku akan ke supermarket sebentar. Bisakah kau menemani Eomma dan menyuapinya makan?" tanya Chae-young.

Lalisa mengangguk walau sedikit ragu. Sebab sampai detik ini, Ibunya masih enggan untuk menerimanya.

"Telepon aku jika terjadi sesuatu, okay?" tutur Chae-young dan setelahnya melangkah ke luar rumah.

.
.
.

"Dimana, Chae-young? Dimana puteriku?" tanya Nyonya Park saat mendapati bukan Chae-young yang masuk ke dalam kamarnya.

"Eonnie sedang ke supermarket sebentar, Eomma. Eomma lapar? Lalisa ambilkan makanan, ya? Tunggu sebentar disini ya, Eomma," ujarnya riang seraya melangkah menuju dapur.

Ini waktu yang tepat, pikirnya. Mungkin dengan ini Ia bisa lebih mengakrabkan diri bersama dengan Ibunya. Mungkin dengan ini, Lalisa bisa mendapatkan hati dan perhatian dari Ibu kandungnya itu.

Lalisa masuk ke dalam kamar Ibunya dengan nampan berisi sepiring nasi lengkap dengan lauk dan pauk. Ibunya sedang terbaring di atas tempat tidur dengan sebuah syal merah darah melihat di lehernya.

"Eomma, ayo makan!" ajaknya.

Nyonya Park melirik malas ke arah Lalisa, lalu mendengus kesal. "Pergilah. Aku hanya mau makan, jika itu dengan puteriku Chae-young,"

"Eonnie sedang pergi sebentar, Eomma. Makan dengan Lalisa saja, ya?" bujuknya.

"Aku tidak mau. Pergilah, aku muak melihatmu yang terus berkeliaran di sekitarku,"

"Sesuap saja. Mau ya, Eomma?" Lalisa masih berusaha membujuk Ibunya itu. Tapi Nyonya Park bersikeras untuk tidak ingin Lalisa menyuapinya.

"Aku bilang pergi!" bentak Nyonya Park bersamaan dengan jatuhnya piring yang Lalisa pegang. Piring itu jatuh menghantam lantai dengan isi yang berhamburan.

"Aku hanya ingin makan dengan Chae-young! Kenapa kau tidak mengerti, sialan?! Pergi dari sini! Kau selalu saja menyusahkanku!" bentaknya.

"Cukup! Eomma sudah keterlaluan!" Chae-young merangsak masuk ke dalam kamar itu dengan tiba-tiba. Berdiri tepat di hadapan Lalisa, seolah-olah dengan itu Ia bisa melindungi saudarinya dari amukan Ibu mereka.

"Eomma tidak bisa terus seperti ini! Eomma tidak bisa berlaku kasar pada Lisa seumur hidup, Eomma!" suara Chae-young meninggi.

"Kenapa kau membela anak sialan itu, huh?!"

"Karena anak sialan yang Eomma maksud ini adalah adikku. Adik kandungku. Lalisa adalah puteri Eomma. Kenapa Eomma bersikap tidak adil padanya?"

"Lisa sudah menyerahkan semua yang Ia punya untuk kesembuhan, Eomma. Semuanya! Materi, waktu bahkan kasih sayangnya. Tidakkah Eomma bersimpati atas itu?"

"Lisa bahkan rela kembali ke dunia hiburan untuk menghasilkan uang. Uang yang Ia pakai untuk membiayai pengobatan, Eomma!"

"Eomma tidak pernah memintanya untuk melakukan itu. Hanya karena dia melakukannya bukan berarti Eomma harus bersikap baik padanya, bukan?"

Chae-young terkejut. "Apa? Chae-young tidak salah dengar 'kan? Tega sekali Eomma berkata seperti itu. Asal Eomma tahu saja, jika, aku jadi Lisa, aku tidak akan sudi melakukannya. Aku tidak akan sudi bekerja keras hanya untuk seseorang seperti, Eomma. Aku akan membiarkan Eomma mati seorang diri."

Bad Romance (JILICE) Happy Ending VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang