Episode 2

4.7K 391 32
                                    

"KERJA bagus, nona Park!" seruan sang fotografer mengakhiri sesi pemotretan hari ini.

Gadis itu Lalisa Park tersenyum manis ke arah para kru yang bekerja keras selama lebih dari lima jam.

"Terima kasih untuk kesempatan berharganya," ujar Lalisa, kemudian membungkuk dalam ke arah para kru.

"Harusnya aku yang berterima kasih padamu, nona Park. Kamulah yang membuat pemotretan ini terasa lebih mudah. Berkerja denganmu sungguh pengalaman yang berkesan untukku dan juga rekan-rekanku."

"Aku akan besar kepala, jika anda terus menerus memujiku seperti itu, Tuan Kim," ujar Lalisa dengan semburat merah di kedua pipi bulatnya. Manis sekali.

Lalisa Park, seorang model terkenal asal Korea Selatan. Gadis itu berasal dari agensi yang sama dengan Hyuna 4minute, yakni Cube Entertaiment, yaitu salah satu agensi yang cukup terkenal di negeri ginseng tersebut.

Dialah yang sekarang menjadi tulang punggung untuk agensinya. Sejak kedatangannya ke Cube dan menandatangani kontrak dengan agensi itu, tawaran untuk menjadi brand ambasador ataupun new face produk ternama mengalir bagaikan banjir bandang. Membludak.

Lalisa memang sudah memiliki tempatnya sendiri di kalangan anak muda Korea Selatan dan mungkin juga negara-negara lain. Gadis itu sudah terkenal jauh sebelum ia datang ke Cube dan menandatangani kontrak disana.

Gadis kelahiran 27 Maret itu adalah seorang dancer dan juga youtuber yang sering sekali mempublikasikan perjalanannya di berbagai negara. Akun instagramnya saja sudah diikuti oleh lebih dari 40 juta orang.

Video populer dari gadis itu adalah saat ia menari dengan diiringi lagu Swalla, dan karena hal tersebutlah petinggi Cube langsung memerintahkan divisi talent untuk mencari tahu mengenai keberadaan gadis manis yang penuh bakat itu.

* * *

Lalisa melempar ponsel keluaran terbaru itu dengan kasar ke atas kursi penumpang di sebelahnya. Puluhan pesan masuk ke dalam benda persegi panjang itu dengan berutal.

"Ya! Berhenti berbunyi ponsel sialan!" seru Lalisa kesal. Bunyi-bunyi pesan masuk itu sungguh mengganggunya.

Sang supir dan juga manager-nya tersenyum geli melihat tingkah gadis Park itu. Semua orang di agensi tahu bagaimana populernya Lalisa. Para idol pria berlomba-lomba untuk bisa dekat dan berkencan dengan gadis itu. Tapi tidak ada satupun yang berhasil membangun istana cinta di hatinya. Gadis itu terlihat mudah di dekati, tapi benar-benar sulit untuk diraih.

"Matikan saja ponselmu, Lis," saran sang manager.

"Tidak bisa, oppa. Eomma bisa saja menelepon dan dia akan sangat marah, jika tahu ponselku tidak aktif," ujar Lisa seraya menjatuhkan tubuhnya di kursi penumpang. Aku lelah, katanya dalam hati.

"Duduk yang benar dan pakai sabuk pengamanmu. Kamu akan jatuh, jika tiduran seperti itu," tegur sang manager.

Lalisa mematuhinya, wanita muda itu duduk dengan benar di kursi penumpang. "Omong-omong paman, apa puterimu sudah di operasi? Apa operasinya berjalan lancar?"

"Operasinya berjalan dengan lancar, nona. Puteriku juga sudah bisa pulang sore ini," terangnya.

"Jinjja? Syukurlah, aku ikut senang mendengarnya."

"Ini semua berkat bantuan, nona. Kalau saja waktu itu nona tidak memberiku-"

"Tidak perlu berterima kasih, paman. Bukankah sudah sewajarnya kita saling membantu?" sela Lalisa, dia tidak suka kala mendengar orang-orang mengungkit kebaikannya.

Bad Romance (JILICE) Happy Ending VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang