MCSG-12✔

17.8K 1.1K 6
                                    

“Bahkan orang terus menyalahkanku,

meskipun hal itu bukan perbuatanku.

Mengapa semua manusia punya ego

yang sangat tinggi sampai

tidak mau mendengarkan?”

-Clayrine Azzahra-

♡♡♡♡

Hari ini keberangkatan para santri ke puncak. Di sana mereka diperbolehkan untuk jalan-jalan bebas, asal tidak terlalu jauh dari tempat singgahnya.

Setelah beberapa jam perjalanan mereka sampai di puncak dengan selamat. Selain udara yang terasa sejuk, pemandangan di sana juga sangatlah indah. Pepohonan di sana terlihat menjulang tinggi dan rindang.

“Ini seger banget,” ujar Ayrine kegirangan, sangat berbeda dengan udara di tempatnya dahulu.

“Masyaallah seger banget,” sahut Hanum dengan melihat sekeliling tempat yang ada di sana.

“Ke air terjun, yuk!” ajak Maya membuat mereka menyetujui dan langsung berjalan menuju ke sana.

“Di sana! Jadi, harus jalan lumayan jauh. Ikutin aja santri depan, mereka mau ke sana kayaknya,” ujar Maya.

Saat di tengah perjalanan, Ayrine melihat Azzam bersama Arum. Mereka terlihat sedang bercanda gurau, membuat luka di hati Ayrine kembali terbuka, tetapi dia berusaha supaya terlihat biasa saja.

Ayrine mengalihkan pandangannya. Dia lebih baik melihat alam yang membuat matanya segar, daripada melihat mereka yang membuat mata dan hatinya panas.

“Eh, tunggu! Kalian mau ke mana?” tanya Arum.

“Ning Arum, kita mau ke air terjun, Ning. Katanya di sana pemandangannya lebih bagus,” jawab Diba.

“Gus, ayo ikut! Yang lain juga ke sana, lho.”

Azzam mengangguk setuju dengan ajakan Arum. Dia beberapa kali melirik Ayrine yang terlihat sedang menghindarinya. Dia berniat sekarang akan menjelaskan semuanya.

Tiba-tiba Arum berteriak ketika hampir jatuh. Dia bertumpu pada tangan Azzam agar tidak terjatuh. Ayrine semakin muak, dia terlebih dahulu pergi dari sana.

“Gus, aku pegang ujung bajunya, boleh? Soalnya jalannya licin banget. Nanti kalau aku jatuh gimana?”

Azzam dengan berat hati mengiyakan, karena jika tidak maka Arum akan terus memohon dan membuatnya semakin pusing. “Iya,” jawabnya singkat.

Tanpa sadar, Ayrine beberapa kali menghentakan kakinya hingga dia tak sengaja terpeleset. Azzam hanya memandang Ayrine, dia ingin membantu. Namun, Arum terus mengajaknya berjalan sehingga mereka melewati Ayrine begitu saja.

Hanum pun membantu Ayrine untuk berdiri, lalu mereka berempat jalan beriringan.

“Tuh, orang nggak peka amat, sih. Kan, gue ngasih kode tadi,” gerutu Ayrine. Sebenarnya dia terjatuh hanya berpura-pura untuk memastikan benar atau tidak ucapan sahabatnya yang merasa Azzam menyukainya.

Tak habis akal, Ayrine kembali mencari perhatian. “Aduh, Diba! Kaki gue jadi sakit banget!” pekik Ayrine mengeraskan suaranya. Dia mencari perhatian Azzam. Namun, laki-laki itu masih tak menghiraukannya. Ingin rasanya Ayrine mendorong laki-laki itu ke jurang saja.

“Percuma kalau yang kamu kodein itu calon suami orang, Ryn,” ucap Hanum dengan berbisik.

Ayrine meringis. “Mau ngamuk tapi ini faktanya,” gumamnya dengan sangat kesal.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang