MCSG-30

19K 1.1K 36
                                    

Setelah dirawat di rumah sakit dua minggu lebih, Azzam diperbolehkan untuk pulang. Kini mereka sedang perjalanan pulang menuju pondok.

Bahkan tangan Azzam masih setia menggenggan tangan Ayrine, sesekali saling bertatapan dan tersenyum bahagia. Memang ternyata bahagia sesederhana itu.

"Eh, pengantin baru. Gandengan terus kayak mau nyebrang dari tadi," ujar Ummi, Ayrine dan Azzam saling pandang, lalu tersenyum malu.

"Halah, Ummi cuma bercanda kali. Digutuin aja udah malu-malu kayak pengantin baru. Nah, gini dong kayak pasangan Suami istri lainnya. Bukan sedikit-sedikit ribut terus,"

"Do'ain aja biar kita gini terus, ya. Semoga ke depannya lebih baik dari sebelumnya," balas Azzam.

"Iya, Ummi selalu berdo'a yang terbaik untuk kalian. Semoga kalian selalu bahagia dan terus bersama sampai maut memisahkan, Yaudah yuk masuk." ajak Ummi, Ayrine dan Azzam hanya menurut. Mereka kini tengah duduk di ruang tamu.

"Ummi seneng kalian nggak jadi bercerai, Ummi minta maaf udah saranin kalian untuk bercerai, padahal kalian saling mencintai,"

"Ummi jangan kayak gitu, justru karena Ummi, kita bisa saling mengungkapkan perasaan kita satu sama lain," kata Ayrine.

"Eh kapan, ya, Ummi punya cucu?" tanya Ummi, Azzam dan Ayrine saling pandang dengan tatapan sulit diartikan. Azzam tidak akan memaksa.

"Insya Allah, nanti juga dikasih sama Allah, Mi," jawab Azzam seadanya, Azzam masih takut jika Ayrine belum siap menjadi seorang Ibu. Menjadi seorang Ibu bukanlah perkara yang mudah.

"Jika sudah mampu, untuk apa dinanti-nanti, itu juga menjadi ladang pahala,

Ini bukan Ummi yang menjawab, melainkan Abi. Dia tiba-tiba datang ke ruang tamu dan duduk di sebelah Ummi.

"Hm, lebih baik nanti aja Ummi, Abi, setelah Azzam sembuh total," ujar Ayrine, Azzam bernafas lega, setidaknya kedua orang tuanya tidak akan menanyakan perihal ini kembali.

"Hm, iya. Ummi tunggu ya. Anak juga bisa membuat hubungan kalian semakin erat. Dan juga akan membawa kebahagiaan buat kalian," kata Ummi.

"Iya, Ummi, kita izin ke kamar dulu, ya. Soalnya kan Azzam juga harus istirahat," pamit Ayrine.

"Oh, iya. Ummi hampir lupa. Kamu harus banyakan istirahat Zam, biar kamu cepat sembuh,"

Setelah itu mereka menuju kamar, Ayrine terlebih dahulu masuk ke dalam sedangkan Azzam menutup pintu kamar. Setelahnya dia duduk di samping Ayrine.

"Kamu mau cepat punya anak, Zam?" Tanya Ayrine.

"Enggak juga, saya ikut kamu. Kan nanti kamu yang hamil, kamu juga yang melahirkan. Itu bukan hal yang gampang, Ryn. Perlu persiapan yang besar. Saya juga gak masalah kalau kamu mau nunda beberapa tahun," kata Azzam.

Azzam menghela nafasnya melihat Ayrine yang hanya diam, lantas dia menggenggam tangannya dan mengusapnya lembut.

"Jangan terlalu dipikirkan, ya. Saya sama sekali gak maksa kamu. Kalau pun kita masih nikmatin waktu berdua gak apa-apa. Kita bisa belajar banyak hal terlebih dahulu,"

***

Sore harinya, Azzam dan Ayrine sudah bersiap-siap. Mereka akan menjemput adik perempuan Azzam yang baru saja pulang dari Kairo.

Azzura adalah adik perempuan Azzam yang sekolah di Kairo. Usianya terpaut lima tahun dari Azzam. .

Sebenarnya kata Zura dia akan sampai setelah Isya nanti. Namun dari jam empat sore mereka sudah bersiap. Rencananya akan jalan-jalan terlebih dahulu.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang