MCSG-24✔

16.8K 956 24
                                    

“Maafkan aku yang selalu mengecewakanmu, maaf karena aku banyak membuatmu sedih dan marah. Tapi izinkan aku untuk memperbaiki semuanya,”

-Clayrine Azzahra

♡♡

Ayrine perlahan membuka matanya, melihat sekelilingnya. Tampak buram, mungkin karena dia terlalu banyak menangis. Kedua matanya sembab dan merah. Dia menghela napasnya pelan, dia mengasihani dirinya sendiri. Begitu banyak masalah yang sangat mengganggu hidupnya. Jika tidak ada Hanum, Maya, dan Diba, mungkin dia akan pergi dari tempat ini.

Ayrine pun tersadar dari lamunannya saat mendengar suara ponselnya. Perlahan dia mengambil ponsel yang diletakkan di atas lemari. Dia memang membawa ponsel, tetapi jarang dipakai. Hanya boleh dipakai jika ada keperluan penting.

Ayrine langsung mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa peneleponnya “Halo. Assalamualaikum,” sapanya.

“Halo, Ryn. Ini gue Selly.”

“Oh. Ada apa, Sell?” tanya Ayrine sembari mendudukkan tubuhnya di sofa kamarnya. Matanya pun melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Azzam.

“Lo bisa ke sini, ‘kan?”

“Ke Jakarta? Gila lo! Gue gak bisa,” tolak Ayrine. Sungguh dia sangat malas untuk berpergian, terlebih lagi ke Jakarta yang jaraknya sangat jauh dari sana.

“Sekarang lo belum balik ke Jakarta, ‘kan?”

“Iya.”

“Nah, gue juga lagi di sini. Lo ke sini, ya! Deket, kok, dari pesantren. Gue tunggu di kafe deket pertigaan pesantren.”

“Yaudah, iya.” Ayrine mematikan ponselnya. Sebenarnya dia sangat malas untuk ke sana, tetapi dia berpikir bahwa dia akan lebih tenang jika bertemu dengan sahabatnya.

Ayrine beranjak lalu bersiap-siap. Tak sampai setengah jam, dia sudah siap memakai celana high waist yang longgar dan juga sweater, tak juga lupa memakai jilbab yang dipadukan dengan topi.

Ayrine sudah beberapa kali menelepon Azzam, tetapi laki-laki itu menolak panggilannya. Alhasil dia menyerah lalu segera memasukkan ponselnha ke dalam tas selempangnya. Berhubung di gerbang juga tidak ada penjaganya. Jadi, dia langsung saja keluar dan memesan ojek online.

Setelah beberapa menit di perjalanan, Ayrine sudah sampai di tempat yang dimaksud Selly. Tempat itu adalah tempat balapan, tetapi Ayrine tak mau ambil pusing, tetap melanjutkan langkahnya menuju meja yang dimaksud Selly.

Ayrine menghembuskan napasnya setelah melihat meja yang di tempati oleh Selly. Di sana juga ada Bella, Reno, Fikri, dan Aldo. Selly melambaikan tangannya ketika melihatnya. Dia pun langsung menghampiri teman-temannya itu.

“Duduk, Ryn! Gabung sini!” ajak Selly membuat Ayrine mengangguk lalu ikut duduk bersama mereka.

“Ryn, sini gue lepas kerudung sialan itu! Pasti disuruh guru-guru lo di sana, ‘kan?” Aldo hampir melepaskan jilbab Ayrine, tetapi Ayrine menepisnya terlebih dahulu.

“Kenapa? Sini gue bantu lepas,” tanya Aldo yang kembali berusaha melepaskan jilbab itu.

“Gue bilang jangan! Gak usah paksa gue, ngerti?”

Aldo bingung menatap Ayrine. Biasanya Ayrine sangat ingin membuka jilbabnya di depan mereka, bahkan dia selalu berpakaian yang terbuka.

“Do, udah. Turutin aja,” lerai Selly.

Aldo hanya diam lalu mengangguk pelan.

“Langsung to the point aja. Kenapa nyuruh gue ke sini?”

“Hm, ya, gue kangen lo,” jawab Selly lalu diikuti anggukan oleh teman-temannya yang lain.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang