MCSG-31✔

19K 892 24
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Ayrine, dan Azzam, karena hari ini mereka akan liburan, hanya berdua. Mereka telah sampai dua jam yang lalu, saat ini Azzam dan Ayrine sedang beristirahat.

"Mas, pengen ke pantai, boleh?" tanya Ayrine menghadap ke arah Azzam, Azzam tersenyum lalu mengusap kepala Ayrine lembut.

"Ya sudah, yuk. Ini udah jam lima sore, sekalian liat sunset." aja Azzam, Ayrine mengangguk cepat.

Mereka berdua kini berada di pinggir pantai, menikmati pemandangan hamparan laut yang luas. Dengan angin sepoi-sepoi menambah keindahan disini.

"Ryn,"

"Hm,"

"Makasih ya, buat semuanya. Makasih banyak udah mau hidup sama saya. Saya mau minta maaf, saat ada masalah dulu kamu hadapin sendirian, saya merasa jadi suami yang gagal," kata Azzam.

"Iya, kamu bukan suami yang gagal, kamu berhasil banget. Aku seneng bisa lebih baik dari sebelumnya, makasih udah kasih kesempatan aku buat perbaikin semua," balas Ayrine.

"Maaf, dulu saya gak percaya sama kamu, saya malah ninggalin kamu sendirian buat hadapin masalahmu sendirian. Saya hindarin kamu karena pikiran saya lagi kacau, saya takut kalau terus sama kamu saya malah gak sengaja bilang hal yang bikin kamu lebih sakit hati. Jadi waktu itu saya nginep di rumahnya Mas Hafidz," jelas Azzam.

"Iya, Mas. Itu masa lalu, biarin aja apa adanya. Kita juga gak bisa ngulang lagi, kita jadiin itu pelajaran buat ke depannya,"

Mereka sudah berjanji akan menghadapi semua bersama.

Azzam berjalan ke belakang Ayrine, lalu memeluknya dari belakang dan menyimpan dagunya pada pundak Ayrine, Ayrine menyandarkan kepalanya pada dada bidang Azzam, Ayrine merasa sangat nyaman, lalu mengusap tangan Azzam yang melingkar di pinggangnya.

Menikmati indahnya sunset, dengan wajah yang senantiasa tersenyum. Azzam mengecup keningnya lama.

"Kamu tau apa yang lebih indah dari senja?" Tanya Azzam.

"Apa?"

"Kamu."

***

Setelah sampai, Ayrine langsung membersihkan dirinya, lalu setelah selesai Azzam. Kini Ayrine sedang melihat rembulan di jendela, angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahnya, hingga jilbabnya tertiup oleh angin.

Ayrine terkejut saat merasa ada tangan yang melingkari pinggangnya, ia tersenyum saat melihat siapa pelakunya, ternyata suaminya.

"Mas, indah banget, ya, pemandangannya?" ujar Ayrine.

Bukannya melihat ke luar, Azzam memandang Ayrine dengan kagum, "Iya, indah banget."

Ayrine menutup mata Azzam dengan kedua tangannya, dia salah tingkah."Kenapa liatin aku? kan yang indah pemandangannya di luar, bukan aku,"

"Di luar pemandangannya emang bagus, tapi kamu jauh lebih indah," kata Azzam.

"Mas, udah ih! Jangan gombal terus, kamu gak mikirin jantung aku atau gimana sih?" Protes Ayrine.

Azzam terkekeh. Dia meraih dagu Ayrine agar menghadap kepadanya. Wajah mereka semakin mendekat, Azzam mengecup seluruh permukaan wajah istrinya dan Ayrine merasakan bibir mereka menempel beberapa saat.

"Kalau aku minta haknya boleh?"

Ayrine mengangguk.

"Ikuti saya, ya."

"Bismillahi Allahumma jannibna as-syaithana wa jannibi as-syathana maa razaqtana,"

***

Ayrine membuka matanya, ia melihat Azzam yang masih tertidur pulas. Ayrine mengambil ponselnya, lalu melihat jam masih menunjukan pukul 02.30. Ayrine beranjak dari tempat tidur dengan pelan-pelan, sebelum Azzam bangun, ia terlebih dahulu membersihkan dirinya.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang