MCSG-15✔

18.8K 1.2K 18
                                    

“Jika ini adalah mimpi,

semoga aku tidak pernah terbangun.”

-Clayrine Azzahra-

♡♡♡♡

Ayrine bingung. Bagaimana dia menikah dengan orang yang tidak dia kenal dan ayahnya hanya menerima lamaran begitu saja tanpa persetujuannya.

“Ngelamun aja. Kesambet tahu rasa!” ledek Alika sambil menaruh dua gelas susu di samping Ayrine.

“Kak, ini beneran gue mau dinikahin?”

Alika mengangguk. “Waktu dia datang ngelamar, Ayah keliatan seneng banget. Ayah yakin banget kalau dia bisa jaga dan bimbing lo, Ryn. Ayah berharap banget kalau lo mau nerima dia.”

“Gue cuma mau nikah sama orang yang gue suka. Kalau gue gak cinta, gimana kita hidup bareng, Kak.”

“Gue yakin kalau lo udah lihat dia, pasti gak bakal nyesel terima ini semua. Lagian lo juga pasti kenal sama orangnya,” jawab Alika.

“Siapa orangnya, hah? Apa si Aldo?”

“Mustahil. Ayah lihat mukanya Aldo aja langsung marah-marah, apalahi ngerestuin kalian. Sampai Fir’aun jualan bakso aci pun Ayah gak setuju,” cicit Alika.

“Yaudah, sih, lagian kalau gue nolak pun gak akan didengerin juga. Tetep aja nantinya gue dinikahin,” ujar Ayrine pelan, lalu pergi dari sana menuju kamarnya.

Dalam hati Ayrine menertawakan dirinya sendiri karena dia selalu kalah dan kalah. Dia dari kecil sudah dituntut untuk selalu mengalah. Kalaupun dia tidak mau melakukan sesuatu yang mereka inginkan, dia akan tetap melakukan hal itu.

♡♡♡♡

Hari ini adalah hari yang Azzam tunggu. Dia akan menikahi Ayrine, perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati sejak pertama kali bertemu. Dia juga awalnya tak percaya dengan cinta pandangan pertama karena tak mungkin baru saja melihat langsung jatuh cinta. Namun, dengan Ayrine, dia akhirnya mengalaminya. Dia sudah tertarik dengan gadis itu sejak pertama kali melihat di Jakarta. Dengan tingkah nakalnya membuat dia semakin penasaran akan sosok Ayrine.

Naila menggenggam lembut kedua tangan Azzam yang dingin, sehingga Azzam tersadar dari lamunannya dan tersenyum tipis lalu mengangguk.

“Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang suami. Ummi harap kamu selalu bahagia, ya. Bisa membimbing istri kamu sampai ke surga nantinya,” bisik Naila.

Azzam dalam hati mengaminkan, dia pun berharap dapat menjadi suami yang baik untuk Ayrine, tetapi ada satu keraguan yang masih terbesit dalam hatinya.

“Kamu sudah siap?” tanya Naila.

Azzam mengangguk mantap, lalu menarik panjang napasnya beberapa kali. Di depannya pun sudah ada Vito dengan senyuman yang mampu menenangkan Azzam.

Azzam pun menarik napasnya panjang. “Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan!”

“Bagaimana?”

“Sah!” seru para tamu yang ada di sana.

Hafidz pun langsung memimpin doa. Semua yang ada di sana pun mengaminkan.

Kini Azzam sudah menjadi seorang suami. Ayrine adalah tanggung jawabnya sekarang. Air matanya mulai berjatuhan. Dia tersenyum lebar saat menyadari jika itu bukanlah mimpi.

Di sisi lain, Ayrine sangat gugup sekali. Rasanya ingin kabur sekarang juga, tetapi dia tidak bisa. Dengan riasan yang sudah terpasang. Dia menatap dirinya di cermin. Hari ini dia terlihat sangat cantik dan anggun.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang