MCSG-29✔

19.9K 1K 54
                                    

“Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih.” - HR. Bukhari

♡♡

“Azzam!” Ayrine berteriak keras, Azzam pun ikut terbangun. Ia melihat Ayrine menangis sesegukan sambil menutup wajahnya.

“Ayrine, kamu kenapa?” tanya Azzam sambil memegang tangan Ayrine, Ayrine tersentak, ia menatap Azzam.

“Zam,” Ayrine menangis, lalu Azzam membawanya dalam pelukannya dan mengusap punggungnya dengan lembut.

“Kenapa hm? mimpi buruk?” tanya Azzam yang dibalas anggukan oleh Ayrine.

“Mau cerita?” tanya Azzam. Ayrine menenggelamkan wajahnya dalam dada Azzam. Azzam tersenyum tipis.

“Gue mimpi lo pergi Zam. Sumpah beneran kayak nyata banget, jangan ninggalin gue ya,” lirih Ayrine.
 

Azzam mengangguk. “Saya bakal tetap sama kamu, Ryn. Memang kamu nggak mau pisah dari saya? Padahal kamu masih mencintai Aldo, kan?”

“Sok tau deh, siapa bilang gue masih cinta sama Aldo?” tanya Ayrine ketus.

Azzam tersenyum gemas dan menatap jahil sang istri. “Apa iya?”
 
“Rill cuy, no pek pek ini mah,” balas Ayrine.

“Kamu mirip jamet,” komentar Azzam.

“Apa sih? Dengerin ya, gue nggak punya perasaan apa-apa lagi sama Aldo. Jadi gue nggak mau pisah sama lo. Serius ya, ini gue udah bener-bener sayang sama lo, udah cinta sama lo,” jelas Ayrine panjang lebar.

Azzam terdiam, lalu beralih menatap Ayrine, Ayrine merasa takut saat Azzam menatapnya intens. Ia menjawil gemas hidung Ayrine membuat sang empu protes.

“Tak colok matanya,mau?”

Azzam menggeleng.

“Jadi, aku nggak mau pisah sama kamu. Dan aku mau mulai semuanya dari awal, aku mau jadi istri yang baik. Tolong bimbing aku terus.” pinta Ayrine sambim memegang tangan Azzam.

Azzam tersenyum lalu mengangguk. “Iya, jika itu bikin kamu bahagia. Ayo perbaiki semua dari awal,”

“Yes! Makasih Zam. Sayang banget gue sama lo,” pekik Ayrine senang. Karena reflek, Ayrine sampai memeluk Azzam.

“Oh, ini udah berani peluk ya sekarang?” tanya Azzam jahil.

“Zam, ih! Jangan gitu, gue minta maaf, tadi kan gue refleks itu saking senengnya,” kata Ayrine pelan.

“Iya, nggak apa-apa kok, disengaja juga nggak apa-apa. Itu juga ngomongnya masih lo-gue. Ganti aku-kamu ah, kita kan udah nikah. Masa kayak ke temen sendiri,”  pinta Azzam.

“Tapi, gue—aku. Aduh geli ngomongnya Zam,” kata Ayrine sambil meringis pelan.

“Biasakan, ya. Kita bukan teman lagi. Katanya mau berubah sama-sama, itu bisa dimulai dari hal kecil dulu,” tutur Azzam. 

“Iya-iya. Kamu istirahat, besok kan mau dikemoterapi.” titah Ayrine. Azzam mengangguk pelan.

♡♡

Hari ini  Azzam akan menjalani kemoterapi. Saking paniknya, Ayrine sampai modar-mandir di depan ruangan yang di gunakan Azzam. Ummi yang melihatnya hanya tersenyum tipis.

Setelah beberapa menit kemudian, dokter keluar. Ayrine langsung menghampiri dokter.

“Dokter, gimana keadaan suami saya?” tanya Ayrine, dokter itu tersenyum.

“Alhamdulillah kemoterapi pertama berjalan dengan lancar,”

“Alhamdulillah.” ujar Ayrine, hatinya merasa hatinya sedikit tenang setelah dari tadi pikirannya kacau karena khawatir dengan Azzam.

Meraih Cinta Seorang Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang