“Aku bahagia bisa menghabiskan waktu bersamamu.
Hal sederhana saja bisa membuat aku bahagia.”
-Clayrine Azzahra-
♡♡♡♡
Setelah beberapa hari di rumah Ayrine, Ayrine dan Azzam sepakat untuk pulang ke pesantren karena Azzam memiliki kewajiban mengajar, sedangkan Ayrine masih berkewajiban untuk melanjutkan menuntut ilmu.
“Alhamdulillah, akhirnya sampai. Ayo turun, Ryn! Kita ke rumah Ummi dulu,” ajak Azzam.
Ayrine turun dari mobil, bergegas membuka pintu belakang untuk mengambil kopernya.
“Biarin saya saja yang bawa,” kata Azzam sambil mengambil alih koper besar milik Ayrine.
Naila yang tengah menyirami bunga di pekarangan depan pun langsung terkejut ketika melihat mereka yang berjalan menghampirinya.
“Assalamualaikum, Ummi.”
“Waalaikumsalam. Akhirnya kalian sudah sampai. Langsung masuk ke dalam, yuk, istirahat. Pasti kalian capek habis perjalanan jarak jauh,” ucap Naila lalu dia menggandeng kedua anaknya untuk masuk ke rumah.
“Mulai sekarang kamu tinggal di sini, Nak. Kamu tetap ikut kelas ngaji dan belajar seperti santri lainnya.”
“Iya, Ummi.”
“Abi ke mana, Mi? Kok Azzam belum lihat?”
“Abi ada keperluan di Bogor. Beliau ada panggilan berdakwah. Nanti sore baru pulang,” jawab Naila.
Setelah sampai di dalam rumah, Ayrine pun segera memberikan paperbag yang dari tadi dipegang. “Ummi, ini ada sedikit oleh-oleh dari aku. Semoga Ummi suka.”
Naila tersenyum dan mengangguk. “Terima kasih banyak, ya, Nak Ayrine.”
“Kalau gitu Azzam sama Ayrine pamit ke kamar, Ummi. Kita mau istirahat,” pamit Azzam.
Naila pun mengangguk. “Iya, sana istirahat.”
Setelah itu, mereka langsung menuju kamar milik Azzam. Ayrine lumayan gugup karena dia baru pertama kali masuk ke kamar laki-laki selain keluarganya.
Kamar itu terlihat sangat nyaman dengan nuansa warna putih yang berpadu dengan warna abu-abu muda. Di sana juga ada meja belajar dan rak buku yang penuh sekali dengan bermacam-macam kitab.
“Ryn, kok, melamun? Kamar saya gak nyaman?”
Ayrine sontak menggeleng. “Enggak, ini nyaman banget, kok, tapi, Zam, ini kita beneran sekamar?” tanya Ayrine memastikan.
“Kamu pikir gimana? Kamu mau tidur di lantai? Kalau saya, sih, nggak mau,” jawab Azzam.
Ayrine menggeleng tanpa bersuara.
“Lagian, Ryn. Suami istri itu tidak baik kalau tidur terpisah. Saya ngerti kamu belum terbiasa. Saya juga gak akan maksa kamu kalau kamu nggak nyaman satu kamar sama saya, saya bisa tidur di kamar tamu,” tutur Azzam.
“Enggak, tidur aja di sini. Lagian ini kamar lo juga, tapi kita gak gituan dulu, kan?” tanya Ayrine hati-hati.
“Ryn, dengerin saya! Saya gak nuntut kamu untuk selalu layanin saya, tapi saya mau itu karena keikhlasan kamu sendiri. Saya gak akan maksa apa pun. Jadi, jangan takut. Lagi pula pernikahan kita terbilang terlalu cepat, masih butuh proses untuk kita mengenal lebih dalam.”
Ayrine mengangguk. Dia masih ingin tahu banyak tentang Azzam. Dia harap semoga ini keputusan terbaik.
“Gue mau ke asrama, boleh gak? Mau kasih ini ke temen-temen,” kata Ayrine meminta izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Seorang Gus
Teen FictionSUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA Clayrine Azzahra, seorang siswi SMA Garuda yang nakal karena selalu melanggar aturan-aturan sekolah. Dia juga kerap terlibat tawuran antar sekolah. Orang tuanya yang sudah tidak kuat menghadapinya pun...