BAB XV-[Terjebak]

214 23 8
                                    


"Kau terperangkap di tengah tebing yang curam, merangkak naik sia-sia sementara turun lantas mati."
.

FALLEN LEAVES

Langkahnya goyah, Eum Na ambruk,  terduduk pada tanah.

Sesak, cairan bening itu sudah berdesak diambang luruh. Matanya memerah menahan isakan yang berakibat pada tangisan.

Runtuh, perasaannya tak sekuat dengan apa yang ia tekadkan.

Air mata itu terburai berhamburan pada pipi putih bersihnya.

Kenapa dengannya? Xiao Ning mulai memikirkan kemungkinan yang terjadi pada adiknya.

Ia memeluk tubuh rapuh Sang adik, jujur Xiao Ning heran kenapa respon Eum Na secepat ini.

"Eum Na-ya, kau kenapa?"

Yang ditanya hanya menangis, terlalu sakit untuk menjelaskan.

"Apa kau takut melawan perintah Kaisar?" tebak Xiao Ning.

Masih tak ada jawaban.

"Tenanglah, aku akan membantumu dengan bekal Yuan sebagai negeri pemenang. Aku akan memohon pada Ayah tentang rencana ini, jika Ayah menolak akak kukumpulkan petinggi Yuan atau Kaisar Yuan sekalipun." Xiao Ning sangat optimis dengan niatannya.

Suara serak itu berujar, "Ti-tidak mungkin bisa, Kak." matanya layu.

Xiao Ning menatap Eum Na bingung. Kenapa adiknya terus saja berkata kalau hal yang ia katakan tidak mungkin? "Kenapa kau terus saja berkata seperti itu, hm? Kau tidak mau kubantu?!" nadanya agak kesal, tapi sebenarnya hanya untuk membuat Eum Na mengikuti rencananya.

"Bagaimana bisa aku pergi, Kak?!!" rintihnya, mengerakan kepala tak setuju atas hasrat Sang Kakak.

"Sudah kukatakan, aku akan membawamu!" jawabnya tegas.

Siapa sangka ucapan Ning membuat Eum Na makin sakit. Mulutnya bergetar mengatakan suatu hal, "Bagaimana bisa aku pergi, sementara tunanganku adalah Kaisar, Kak???" tanyanya, makin deras hujan turun dipelupuk mata gadis itu.

Xiao Ning gemetaran. "A-apa maksudmu Eum Na-ya??!"

Flashback on

Kemarin, sehari sebelum kedatangan Xiao Wu Chen, Bibi serta Kakak sepupunya.

Eum Na mendapat arahan dari Ryung Rae agar menemui Ibu Suri.

Tanpa perlu pikir panjang, ia bergegas ke istana Ibu Suri sambil sedikit bercerita dengan temannya. Memberi hormat lalu menunggu apa yang akan disampaikan wanita itu padanya.

"Eum Na, kemari." Ibu Suri mengajak gadis itu untuk menyantap kudapan yang telah disiapkan.

Gadis itu seketika tegang, kudapan? Apa Ibu Suri berniat membunuhnya dengan racun dalam kudapan itu? Terlebih wanita setengah baya ini memanggilnya dengan nama tanpa embel-embel 'pelayan'. Perlu diingat status pelayan dan petinggi kerajaan sangat jauh pada masa itu.

Ibu Suri makin membuat Eum Na kalut ketika ia menyuruh para pelayan pribadinya termasuk Ryung Rae keluar dari ruangan itu.

Perlakuan Ibu Suri membuat Eum Na memikirkam hal yang tidak-tidak.

Gadis itu duduk dibangku sisi kiri Ibu Suri. Wanita itu tersenyum pada Eum Na.

Entah kenapa saat melihat orang-orang yang memiliki status penting di Istana, malah tersenyum padanya membuat hati Eum Na jadi bergejolak takut.

"Makanlah, ada hal yang ingin kukatakan padamu."

Eum Na mengangguk dan mengambil kudapan itu, tingkah canggungnya tidak luput dari pengawasan Ibu Suri.

Fallen Leaves | LENGKAP✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang