BAB VIII-[Cinta]

318 28 2
                                    

🍥Fallen Leaves🍥

"Aku sakit bukan karena luka itu, tapi karena kalian bersaudara."

–Yi Eum Na–

.oOo.

Sudah hampir satu mingguan ini sang Raja terlihat sangat dekat dengan Eum Na. Karena Eum Na seringkali sibuk dengan pekerjaannya sebagai pelayan, akhirnya Beom Jun meminta agar Eum Na menjadi pelayan khusus istana Kaisar. Tujuannya sangat banyak, dari yang ingin selalu bertemu, melihat perempuan itu baik-baik saja dan memastikan rasa yang ia punya.

Seringkali Kaisar memainkan beberapa alat musik dan disitu jua dapat kita temukan Eum Na, meski secara tidak langsung.

Mereka juga semakin sering bersama, terlihat bercanda saat memberi makan burung-burung perliharaan Kaisar dipagi hari atau memainkan bunga-bunga yang bermekaran saat pagi tiba. Kalau sedang serius semisal saat Kaisar mengurus masalah negara, ia akan meminta Eum Na menyuguhkan air hangat atau teh yang hangat untuk menenangkan diri. Itupun Kaisar masih menyempatkan diri memberi gadis itu senyum termanisnya.

Orang-orang istana secara keseluruhan berkumpul di aula istana tempat pemberkatan dan berbagai macam ritual juga doa biasa dilakukan.

Hari itu akan dilaksanakan doa bersama untuk para pejuang perang yang tengah melakukan tugas negara ditanah konflik. Perang itu sendiri dipimpin oleh jenderal perang yang sudah ahli, sedangkan Kaisar hanya diminta mengurus masalah dinasti untuk sementara, mereka juga pergi tidak lama ini.

Doa dipimpin sendiri oleh Beom Jun, disamping kanannya ada Permaisuri sedangkan disebelah kiri ada Ibu Suri, Nenek Kaisar yang masih hidup. Ibu Suri sudah lumayan lama mengunjungi kerajaan Goryeo dengan alasan merindukan para cucunya.

Setelah acara doa bersama, malamnya pun diikuti oleh festival pelepasan lampion yang dilakukan baik dari orang kerajaan maupun rakyat Goryeo. Seluruh orang baik dari kalangan kerajaan juga rakyat biasa berkumpul dijalan yang ramai dan lapangan terbuka untuk melepas lampion-lampion yang mereka punya.

Tak terkecuali Raja dari negeri itu, Beom Jun juga datang. Ia mengajak Eum Na yang terlihat sangat antusias dengan suasana dimana semua orang berbaur menjadi satu. Sayangnya Kaisar harus tetap menutupi identitasnya, takut jika saja terjadi kesalahpahaman yang tidak diinginkan padanya dan juga gadis yang ia bawa. Kaisar memakai topi khas agar wajahnya tidak terekspos.

Ditengah keramaian, mereka juga bertemu dengan Beom Hyuk. Eum Na sempat khawatir kalau saja orang yang mengetahui bahwa Kaisar keluar dengannya akan terbeber. Tapi saat tahu kalau itu pangeran Hyuk, ia lantas menepuk bahu pemuda itu dengan nafas yang sangat lega. "Pangeran mengagetkan saja!" ujarnya.

Beom Hyuk hanya tersenyum canggung. "Pangeran, ayo ikut kami?!" Eum Na mengajak pangeran Hyuk. "Kami hanya berjalan-jalan menikmati pemandangan, ayolah ikut?" tawarnya.

Beom Hyuk menggeleng, hatinya teriris saat melihat tangan kedua insan itu bergandengan. Ia tidak kuat sampai ia menolak ajakan Eum Na.

Eum Na mengangguk, memaklumi tolakan Beom Hyuk, toh lelaki satu itu memang agak sombong dan terkadang menyebalkan. "Baiklah! Kami jalan dulu!" seru Eum Na, melambaikan tangannya pada pangeran Hyuk karena Kaisar mulai menarik tangannya lagi untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Keduanya habis berlarian dan kini mereka ikut menyiapkan lampion untuk diterbangkan. Waktu pelepasan lampion hampir tiba, semua orang juga sudah bersiap.

Beberapa orang sudah melayangkan lampion mereka, Eum Na dan Beom Hyuk tersenyum simpul sambil memegangi lampion itu.

Perlahan keduanya melepaskan secara perlahan. Lampion itupun terbang bersama lampion-lampion lainnya diatas sana.

Fallen Leaves | LENGKAP✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang