BAB XXIX - Dekrit Kaisar

147 18 4
                                    


.oOo.

Eum Na terbaring diatas ranjang, tabib Ong yang baru saja tiba langsung bergerak memeriksanya.

Disana, ada Jun, Hong Ae, Hyuk, Da Eun dan beberapa pelayan.

Saat tengah memeriksa keadaan Eum Na, tabib Ong terlihat terdiam sesaat. Tapi, belum sempat Hong Ae bertanya ada apa dengan tabib Ong, kasim Jun datang memberi kabar.

Karena memandang Jun sebagai kaisar, Hong Ae mengurungkan niat.

Setelah mendengar apa yang di bisikkan kasimnya itu, Jun tanpa ba-bi-bu keluar dari kamar tersebut menuju balai pengadilan.

Dijalan balai pengadilan, seseorang dengan pakaian yang nampak asing di antara prajurit, tewas bunuh diri menggunakan pisau yang ditusukkan pada perutnya.

Menurut prajurit yang tengah berjaga, orang itu tiba-tiba saja mengarahkan pisaunya bunuh diri. Lalu, ia terjatuh bersimbah darah. Membuat perhatian mereka teralih, terlebih pakaian yang ia kenakan nampaknya bukan berasal dari prajurit.

Kasim Bong Ho berbicara, "Masih ada pengkhianat disini."

Beom Jun tak menanggapi. "Siapkan kuda."

Kasim itu melihat ke arah Jun lalu mengiyakan.

********

Pria berkuda yang mendatangi benteng pertahanan Goryeo waktu lalu memacu ke arah berlawanan dari istana Goryeo, ia membawa seseorang di belakangnya.

Soo Hyuk.

Pria berkuda itu membawa pergi Soo Hyuk tepat sebelum eksekusi di laksanakan. Dengan bantuan salah seorang prajurit, ia berpura-pura menjadi prajurit itu lalu membawa Soo Hyuk keluar dari penjara. Sedangkan di depan mereka, prajurit yang merupakan kaki tangan Soo Hyuk bunuh diri mengenakan pakaian asing–agar menarik perhatian penjaga istana–mereka pun keluar dengan trik sederhana itu.

Saat malam tiba, Soo Hyuk sudah terbaring di atas bebatuan dalam sebuah gua.

Pria berkuda yang sebelumnya baru kembali dari mencari obat-obatan herbal untuk Soo Hyuk. Mereka tak dapat melakukan perjalanan lebih jauh lagi, kondisi Soo Hyuk benar-benar parah dan perlu segera di tangani.

"Saat mendapat kabar itu, aku tahu pasti akan begini." pria itu menaruh ramuan yang ia buat ke luka-luka di punggung Soo Hyuk.

Kertas yang ia bawa saat berkuda dari padang rumput dulu, merupakan kertas pemberitahuan kerja sama para pemberontak yang ingin menyerang pemerintahan Soo Hyuk.

"Aku harus segera kembali, Jae-ya."

Pria bernama Ki Seun Jae itu tersenyum. "Siapa yang ingin kau temui? Ibumu?"

"Ibuku mungkin sudah mati sekarang."

Seun Jae pun sadar itu. "Lalu? Kau ingin kembali menyerang Beom Jun?" Seun Jae tak terpikir lebih.

"Aku perlu membawa istri dan anakku."

Seun Jae sontak kaget.

******

Malam itu hujan turun dengan lebatnya di istana dan Eum Na keluar dengan wajah pucat pasi menuju balai pengadilan.

Seorang prajurit hendak menghentikan Eum Na, tapi prajurit lain menghentikannya dan memberi sinyal untuk membiarkannya. Salah satu prajurit itu pun berlalu pergi.

Lututnya jatuh menyentuh tanah, menopang tubuh yang kian ringkih. Mungkin, saat melihat mayat Soo Hyuk terbujur kaku seperti halnya mayat Ibu Suri di bawah tempat gantung diri itu. Eum Na sudah jatuh pingsan, tapi ia tak menemukan mayat suaminya sejauh mata memandang.

Fallen Leaves | LENGKAP✓ |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang