.oOo.
Malam itu.
Ong Da Eun, anak Tabib Ong yang dulu sering menjagakan Ryeon, datang menemui Permaisuri. Tentu dengan senang hati Eum Na menyambutnya.
"Yang Mulia Permaisuri, hamba mohon angkat hamba sebagai pelayan Yang Mulia."
Permintaan Da Eun malam itu membuat Eum Na agak kaget. Kegiatan di istana cukup padat.
Tapi Da Eun malah bersujud sambil berkata, "Yang Mulia mohon kabulkan permintaan hamba."
Belum sempat percakapan itu di lanjutkan, seorang pelayan datang mengabarkan suatu hal.
"Lapor Yang Mulia Permaisuri, Kaisar baru saja tiba di kediaman Permaisuri." salah satu dayang menghentikan aktivitas Eum Na yang tengah mengendong Ryeon.
Padahal, mulanya Eum Na mau memberi Ryeon makan, tapi karena kedatangan Da Eun dan kabar kedatangan Kaisar dikediamannya membuat Eum Na harus menitipkan Ryeon pada dayang.
Eum Na berkata pada Da Eun. "Sudah kau bicarakan pada Ibumu? Aku mau menemui Kaisar, nanti kita bicarakan lagi hmm?"
Meski ragu Da Eun akhirnya mengalah, tak mungkin ia mengusik waktu Raja dan Ratu. Terlihat wajahnya agak berat mengiyakan. Entah ada hal apa, seakan ada hal mengganjal yang tengah Da Eun simpan.
Perempuan itu melangkah keluar menuju keberadaan Soo Hyuk. Beberapa dayang yang semula mengikutinya berhenti di depan pintu kamar, memberikan ruang untuk Raja dan Ratu.
Eum Na melihat Kaisar tengah berdiri mengamati beberapa catatan yang ia tempel di dinding tentang perkembangan Ryeon, menyadari kedatangan sang istri, ia perlahan berbalik.
"Yang Mulia," ujarnya.
Soo Hyuk mengukir senyum.
"Apa Ratu bisa menghilangkan sakit dikepala saya?" tanya Soo Hyuk, duduk di atas ranjang.
Eum Na tersenyum kecil dan turut mengambil tempat di samping sang Kaisar. Kaisar menidurkan kepalanya di atas pangkuan Eum Na.
"Apa ada hal yang membuat Yang Mulia khawatir?" tanya Eum Na, sembari memijit pelan pada kening Soo Hyuk.
Pria itu memejamkan matanya setelah mendapat sensasi tenang. "Rasanya, setelah semua ini. Saya sulit untuk menghilangkan rasa khawatir."
Eum Na menatap Soo Hyuk sedih. "Apa kau baik-baik saja? Apa kau bahagia sebagai Yang Mulia?"
"Aku tidak menginginkan tempat ini," jawabnya, singkat, cukup membuat hati Eum Na merasa sesak. "Meski begitu, aku berterimakasih, walau tahta ini sangat rumit."
"Aku memilikimu."
Pria itu menggengam tangan Eum Na, memeluk tangan itu hangat-hangat. "Eum Na-ya," panggilnya.
Eum Na mengamati Soo Hyuk. Lalu pria itu berucap, "Jangan tinggalkan aku."
Eum Na tersenyum, mengangguk kecil.
******
Keesokan harinya, pasar yang cukup ramai dan sesak menjadi tempat berbagai transaksi di lakukan, bahkan sebuah rencana terselubung menyelimuti pasar-pasar di Goryeo.
Hari ini nampak seorang wanita yang pernah muncul di istana mendatangi pasar, bahkan berbincang pada beberapa orang di pasar. Ya, salah satu wanita penari yang di panggil Ibu Suri, wanita ini kala itu merupakan orang-orang Ibu Suri, ia sering memberi berita penting, ia kaki tangan Ibunya Soo Hyuk. Saat ini tujuannya menjejalkan diri ke Goryeo pun karena perintah Ibu Suri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallen Leaves | LENGKAP✓ |
Ficción históricaKisah ini berawal dari kalahnya kelompok pemberontak Ruosi dengan Dinasti Goryeo. Atas kekalahan tersebut, kelompok Ruosi harus memberikan upeti kepada Goryeo, berupa harta, uang serta orang-orang Ruosi, termasuk Puteri pemimpin Ruosi atas permintaa...