Roma, Italy. 2019
"Roma adalah sebuah kota dan comune khusus di italia. Roma adalah ibu kota italia dan regioni Lazio. Dengan 2,9 juta penduduk, roma juga merupakan comune terpadat dan terbesar di negara ini serta terdapat keempat di Uni Eropa menurut jumlah populasi...."
"Ya!! Kyungsoo-ssi aku kesini bukan sebagai backpacker dan kau bukan tour guideku hentikan ocehanmu, dan katakan apa jadwalku besok." ujar Sungjae yang sudah mulai bosan mendengar ocehan kaku dari asisten barunya ini.
"Jeseonghamnida tuan Sungjae, baik jadwal besok sarapan bersama klien kita. Tuan Suho sebenarnya menyewa hotel untuk anda menginap selama anda di Roma nanti, tapi klien kita menyewakan anda apartemen karena anda harus tinggal 1 bulan, jadi klien kita merasa tidak enak jika anda harus tinggal di hotel nanti. "
"Baguslah."
"Signore, siamo arrivato (tuan, kita sudah sampai)" ucap supir taxi.
"Gracias, tuan Sungjae kita sudah sampai."
-Sungjae POV-
Akhirnya aku sampai juga di Roma, tempat dimana aku akan tinggal selama sebulan nanti. Aku tidak terlalu memperdulikan silsilah kota ini seperti yang sudah di jelaskan oleh Kyungsoo itu karena aku masih jetlag saat dia menjelaskannya, mata dan fikiranku seperti di segarkan kembali setelah aku turun dari taxi setelah menempuh perjalanan sekitar 13 jam lebih.
Aku sampai sekitar sore menuju malam, jadi wajar saja terlihat banyak lampu yang baru di nyalakan.
"Tuan Sungjae, mari kita menuju apartemen anda."
"Hmm, kajja." kataku masih ekspresi kagum dengan semua keindahan ini, malam ini biarkan aku beristirahat, karena mulai besok pagi cerita aku akan segera di mulai dari kota ini.
-Morning at Italia Time-
Kringg....kringgg....kringgggg
"Yeoboseyo" ucapku dengan suara parauku.
"Tuan Sungjae, segeralah bersiap-siap sekitar 30 menit lagi klien kita akan sampai di caffe yang sudah di pesan." ujar Kyungsoo.
"Geurae, biarkan aku menghirup udara segar dulu, jangan telfon aku lagi, arraseo?!"
"Baik, tuan"
Bahkan pagiku di Italia ini, harus di sambut oleh suara kaku pria itu,aku butuh udara segar, segera aku mengambil jaketku dan pergi ke balkon. Saat aku sudah di balkon dari sebrang sana aku bisa melihat walau samar-samar seorang perempuan sedang menikmati pemandangan sama seperti yang aku lakukan, tapi yang membuat aku bingung bukan karena kegiatan yang di lakukannya tapi pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny✅
FanfictionMereka semua yang pergi dan pada akhirnya kembali. Meski langkah kaki sempat terhenti di persimpangan hati, tapi mereka telah memilih. Memilih untuk pulang dan menikmati segala keindahan yang sebuah rumah tawarkan. Kita tak akan pernah tahu di mana...