Cinta Dua Hati

111 8 3
                                    

Suncheon, South Korea 2015

-Kai POV-

Setelah menutup pesan suara dengannya, aku tertegun memandangi foto Krystal yang tersenyum ke arah lensa. Seolah menjadi makanan pembuka rindu. Memberikan kenyamanan yang menentramkan. Jariku meraba pelan permukaan layar, seolah ingin menyentuh langsung wajahnya.

 Jariku meraba pelan permukaan layar, seolah ingin menyentuh langsung wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Di sini rupanya kau hyung,” suara Mingyu dari belakang mengagetkanku.

“Sudah beres acaranya?" tanyaku.

“Sudah, kenyang juga hahaha,”

“Lagi banyak pikiran hyung? Kau sepertinya banyak merenung selama di dalam,” lanjutnya tanpa basa-basi.
“Iya nih,” jawabku singkat.

“Krystal nonna?” dia bertanya lagi.

Aku Cuma mengangguk.

“Sepertinya, kalian sudah cocok. Kenapa lagi? Bertengkar?” lanjut Mingyu.

“Iya pertengkaran kecil dan tidak tahu kenapa, aku rasa… cintaku ke Krystal sudah mati,” ocehku tanpa henti.

Mingyu mengerutkan dahi. “Maksudnya?”

“Ya, semuanya seperti berjalan konstan. Monoton, aku jadi bosan,”

“Ada orang ketiga?” Mingyu seperti menebak isi pikiranku.

Aku mengangguk “Kau ingat Jennie,kan? Anak baru di kantorku yang sempat aku ceritakan kemarin?”

“Iya, ingat,”

“Aku dekat sama dia beberapa minggu ini?”

“Krystal noona tau?”

“Tidaklah, aku tidak akan pernah cerita sama dia. Aku juga tidak ada niat selingkuh. Tapi, ini beda. Dengan Jennie, aku seperti mendapatkan semangat itu lagi. Tau kan? Perasaan yang bikin semangat tiap kali bangun pagi? Perasaan excited itu,”

Ada jeda sejenak yang menggantung.

“Hyung, you’re in a drees shit,”

I know it, bro. I know it,” suaraku terdengar pasrah.

“Aku tidak akan kasih saran apa-apa sekarang. Cuma bisa bilang, ikutin kata hati. Biar nanti tidak menyesal,” katanya sambil bangkit berdiri.

“Iya, itu yang aku takutkan. Menyesal,”

“Kau harus memilih salah satu. Tidak bisa seperti ini terus. Krystal nonna itu gadis baik. Kasihan dia kalau kau seperti ini terus,” katanya sambil meninju lenganku. Mungkin itu caranya supaya aku tidak lupa dengan apa yang baru saja dia ucapkan.

“Aku percaya yang namanya cinta, suatu saat akan berubah,” katanya tiba-tiba.

“Maksudnya?”

“Tidak selamanya kau bisa jatuh cinta, hyung. Jatuh cinta selamanya itu Cuma ada di film-film,”

Aku merasa sangat tertohok mendengarkan kata-kata Mingyu.

“Sekarang, kau sendiri yang harus menentukan semuanya. Apa yang membuatmu bosan? Apa yang sebenarnya membuatmu berubah? Keinginan untuk tetap tinggal atau kebutuhan akan rasa nyaman?” Mingyu beranjak dari kursi seperti akan mengakiri kata-katanya “kau yang harusnya berubah hyung, bukan dia,”

Seolah ada petir kecil yang tiba-tiba menyambar ke dalam hati. Petir kecil yang dibawa seekor naga yang turun dari langit. Mungkin itu yang sedang aku hadapi sekarang. Cintaku sudah bermutasi dan berubah bentuk.

“Aku mau beresin barang dulu di dalam,” ujar Mingyu.

“Duluan lah, aku di sini dulu,” balasku.

“Malas sekali ya mau pulang,” kata Mingyu bicara sendiri sambil masuk ke dalam.

Pulang?

Rasanya sulit sekali menerima kenyataan itu. kembali ke rutinitas di Seoul setelah liburan di kampung halaman sendiri. Kembali ke dilema yang harus aku hadapi. Seandainya hal-hal seperti ini bisa di selesaikan dengan melempar koin. Kalau gambar burung, aku milih Krystal. Sementara, kalau gambar angka yang keluar, aku akan memilih Jennie.

Aku melihat kembali I-Phone ku yang sedari tadi melekat di tangan, folder yang sama yang berisi foto-foto Krystal masih terbuka. Folder yang dulu sengaja aku buat sebagai pengobat ketika mulai merindukannya. Sebagai pengingat betapa aku sangat beruntung bisa memilikinya.

See how much I love you.

Life is about making choices.. along with all of the consequences attached with it.

Inilah salah satu persimpangan jalan di dalam hidupku. Aku harus mengambil keputusan, meski mungkin nanti akan aku sesali.

Kepingan-kepingan masa lalu berputar kembali dalam pikiran, seperti adegan flashback film. Kenangan yang coba aku ubah sebagai dalil untuk mengambil keputusan. Potongan-potongan memori selama kurang lebih setahun terakhir masa pacaranku dengan Krystal. Lalu, berganti dengan ingatanku pada Jennie. 

Tampaknya hati ini telah memilih.

TBC

Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang