I Think I Love You

101 9 5
                                    

SNU, 2019

Library

-Tzuyu POV-

Aku menatap sosok yang baru masuk ke pintu perpustakaan ini dan terperangah “Mingyu Sunbae?”

Dia menghampiriku sambil membawa sesuatu “kenapa kau harus terkejut seperti itu melihatku?” tanyanya menyipit.

“Tidak. Tidak apa-apa, hanya saja…” aku terdiam, risau. Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku baru memikirkan pemuda itu. demi tuhan, sepertinya perasaanku semakin campur-aduk saat menatapnya.

“Ada apa sunbae mencariku?” tanyaku.

“Aku hanya ingin tahu kabarmu, apa kau baik-baik saja?” dia melihatku, lalu tersenyum.

“Aku selalu baik, seperti yang sunbae lihat!” aku menggenggam kedua tangan di depan rok sambil berusaha tersenyum.

Aku menatap belakang kepalanya sambil mendesah dalam hati. Mendadak aku berharap memiliki keberanian mengungkapkan perasaanku kepada pemuda itu saat ini juga. Tapi masih banyak keraguan dalam hatiku.

Selama beberapa detik dia menatapku dengan menyipit “Tzuyu-ah, ada apa?”

Aku mendapatinya mengamatiku. Belum sempat berpikir panjang pemuda itu sudah berjalan ke arahku dan duduk di sampingku dan kembali bertanya “ada apa denganmu?”

“A-ada apa denganku?” tanyaku sedikit gugup. Aku tidak ingin menyalahartikan tatapan pemuda itu, dan menolak memikirkan rautnya yang terlihat khawatir.

“Kau tampak tidak bersemangat. Apa kau baik-baik saja?”

Jantungku berdegub, tapi kemudian aku mengangguk cepat-cepat “tentu saja,”kataku lalu segera berpaling, memilih merapikan tumpukan buku di meja.

Dia terdiam. Setelah beberapa lama ia sepertinya sadar aku terlihat tidak nyaman. Seakan tahu apa yang aku pikirkan, pemuda itu berdeham, mengalihkan situasi kaku. “Jaehyun dan Chaeyeon sedang makan siang di café dekat sini, apa kau mau ikut denganku kesana siang ini?”

“Entahlah, lagi pula aku tidak diundang,” sahutku mencari-cari alasan sambil menggigit bibir, waswas.

Dia memandangku penuh tanya, entah perasaanku atau bukan, sepertinya dia tahu aku sedang menutupi sesuatu. Menyadari aku tidak mengatakan apa-apa lagi, ia kembali bersuara,

“Aku yang mengundangmu, aku ingin mengenalkanmu pada seseorang,” katanya.

Lalu aku menoleh, agar terkesiap “Sun-sunbae, apa?” selama beberapa detik aku melamun, melihat tatapannya tak pernah seserius itu. aku menatap takut-takut ke bawah, kemudian ke pemuda itu. “Baiklah, a-aku akan bergabung kalau begitu,” balasku, bimbang. Rasa-rasanya kalimatnya barusan membuatku merasa diharapkan,hanya saja aku enggan menanggapinya berlebihan. Aku tidak bisa memikirkan apa-apa selain mempersiapkan diri untuk kembali berhadapan dengannya. Dan aku harus menahan diri agar tidak tampak gelisah di depannya.

Ketika aku menatap dalam ke arahnya, dia meletakkan bungkusan kue yang dibawanya sejak tadi di mejaku “ini untukmu. Chaeyeon bilang kau menyukai Cheesecake dengan irisan mangga di atasnya,”

Aku terenyak memandangi bungkusan itu dan dirinya. “Te-terima kasih,” desisku, namun pemuda itu masih mendengarnya. Sambil gemetar, aku menggeleng dalam hati. Kenapa ia harus terus membuatku merasa special? Kenapa ia harus sebaik ini di depanku ? kenapa?

Keharuan menghantam dadaku, membuat aliran darahku mendesir. Sekilas mataku berkaca-kaca saat menatapnya. Sebelum air mataku keluar, aku berbalik, melihat kearah jendela. “Sepertinya akan turun hujan” komentarku sambil menyeka air mataku cepat-cepat.

Destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang