Italy, 2019
-Joy POV-
Sungjae dan aku segera turun dari hidrofil saat kapal tak terlalu besar itu bersandar di Pelabuhan Marina Grande, Isla de Capri.
Kami berdiri bersisian sambil menatap sekeliling. Rumah-rumah di atas bukit terlihat bertebaran dari dermaga. Bahkan puncak Gunung Roseo pun menjulang curam di kejauhan.
“Kau lihat itu? penuh sekali,” kata Sungjae sambil menghalau sinar matahari dengan punggung tangannya.
Aku ikut menyipit, memperhatikan suasana pelabuhan yang sudah seperti lautan manusia. Kalau begini keadaannya, aku tentu akan kesulitan mencari-cari sosok Rose—sepupuku yang berjanji menjemputku di tempat itu. Aku mengamati deretan bangunan putih serta krem yang dihiasi kanopi berwarna cerah bermotif garis-garis putih, sambil berharap menemukan Rose di salah satu toko.
“Seperti apa ciri-cirinya?” tanya Sungjae ikut mencari-cari.
“Aku lupa, terakhir kulihat dia setinggi pundakku,” sahutku, aku lalu melihat sosok gadis yang berdiri membelakangi mobil hitam beberapa meter di depanku. Gadis itu pun tampak sedang memandangiku dengan sorot menebak-nebak.
Mataku melebar saat gadis itu menunjuk wajahku “Rose?” gumamku sambil menyakinkan diri bahwa gadis yang kulihat itu memang Rose. Melihatnya melambai, aku langsung berjalan cepat-cepat dan tersenyum lebih lebar.
“Sudah lama kita tidak bertemu, Joy-ah!” Rose segera memelukku erat-erat.
“Aku tidak percaya kini kau lebih tinggi dariku,”
Rose menelusuri penampilanku lekat-lekat “lihat dirimu. Kau selalu tampak cantik dan mengangumkan…”
Aku mengerjap melihat pemuda yang baru keluar dari mobil hitam di belakang Rose. Melihat ketidakmengertian di wajahku, Rose tersenyum dan mengenalkan pemuda itu “Joy-ah, kenalkan ini pacarku, June,”
“Oh, hai June,” aku menjulurkan tangan ke arah pemuda berambut hitam dengan kulit putih itu.
“Kau pasti Joy, senang bertemu denganmu,”
Melihat June, mendadak aku terkesiap. Seingatku tadi aku kemari bersama… oh, Yook Sungjae! Dimana dia?
“Apa kau melupakan sesuatu?” tanyanya yang tahu-tahu sudah berdiri di sebelahku sambil melipat tangan di dada dan memandangiku tanpa ekspresi.
Aku bergerak-gerak rikuh “maaf, aku hanya terlalu bergembira bisa melihat sepupuku lagi,” kataku, lalu segera mengenalkan Sungjae ke Rose dan June “ini Yook Sungjae. Kami terlibat dalam suatu pekerjaan,”
“Tidak mungkin,” sahut mereka bersamaan sambil tercengang memandang Sungjae.
Rose segera menatap takjub padaku “bagaimana kau bisa berhubungan dengannya, joy-ah?”
“Aku hanya tour guidenya dan dia turis di sini”
“Benarkah?” Rose menatap heran padaku, lalu berpaling kearah Sungjae.
***
Mereka mengajakku dan Sungjae menuju Anacapri, setelah lima belas menit bertukar cerita di mobil, kami tiba di Plazza della Vittoria yang merupakan titik keramaian di sana. lalu singgah di restoran pizza, dan mengisi meja di teras yang langsung menghadap jalan.
June bercerita sambil melirik Rose yang juga menatapnya “sebetulnya kami berencana bertunangan bulan depan,” katanya menatapku.
“Dan kau harus datang, Joy-ah,” pinta Rose dengan mata melebar, penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny✅
FanficMereka semua yang pergi dan pada akhirnya kembali. Meski langkah kaki sempat terhenti di persimpangan hati, tapi mereka telah memilih. Memilih untuk pulang dan menikmati segala keindahan yang sebuah rumah tawarkan. Kita tak akan pernah tahu di mana...